Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

3 Jenis Masalah Ereksi pada Pria, Tak Hanya Disfungsi Ereksi

ilustrasi masalah ereksi (freepik.com/benzoix)
ilustrasi masalah ereksi (freepik.com/benzoix)

Masalah ereksi pada pria adalah salah satu hal yang banyak membuat ketidaknyamanan dalam hubungan. Kondisi tersebut bisa mengganggu performa seksual hingga bahkan kesejahteraan hubungan dengan pasangan. Seseorang yang memiliki masalah ereksi biasanya akan mengalami masa "tegang" yang terlalu singkat, terlalu lama, atau menyakitkan.

Disfungsi ereksi adalah salah satu masalah ereksi yang paling umum dialami para pria. Namun, tak hanya itu, ada beberapa masalah ereksi lain yang juga perlu kamu ketahui. Yuk, simak berikut ini!

1. Disfungsi ereksi

ilustrasi masalah ereksi (pexels.com/Deon Black)
ilustrasi masalah ereksi (pexels.com/Deon Black)

Disfungsi ereksi adalah ketidakmampuan mencapai atau mempertahankan ereksi dalam waktu yang cukup untuk kepuasan seksual. Ini adalah masalah ereksi yang cukup umum dan memengaruhi hingga lebih dari 150 juta pria di seluruh dunia dari segala usia. Seseorang yang mengalami disfungsi ereksi biasanya akan mengalami gejala, seperti:

  • Kesulitan ereksi atau ketidakmampuan total ereksi

  • Hanya kadang-kadang bisa ereksi sebelum berhubungan seksual

  • Mampu ereksi tetapi tidak mampu mempertahankannya selama berhubungan seksual

  • Membutuhkan lebih banyak rangsangan untuk mendapatkan ereksi.

Penyebab disfungsi ereksi sangat beragam. Beberapa faktor seperti penuaan, penyakit kronis, gangguan hormonal, penyempitan pembuluh darah, bahkan neurologis, dapat berkontribusi menyebabkan masalah ini. Selain itu, beberapa gaya hidup juga dapat memicu disfungsi ereksi, misalnya:

  • Merokok

  • Kelebihan berat badan

  • Obesitas

  • Tidak aktif secara fisik

  • Memiliki cedera yang merusak saraf arteri terkait fungsi ereksi

  • Konsumsi obat-obatan seperti antidepresan, antihistamin, atau obat-obatan untuk tekanan darah tinggi dan masalah kesehatan prostat.

2. Priapisme

ilustrasi masalah ereksi (pexels.com/Deon Black)
ilustrasi masalah ereksi (pexels.com/Deon Black)

Berbanding terbalik dengan disfungsi ereksi, priapisme adalah kondisi di mana ereksi terjadi dalam waktu yang terlalu lama atau tak kunjung hilang. Kondisi ereksi bisa berlangsung hingga berjam-jam dan terasa menyakitkan. Dijelaskan laman Cleveland Clinic, priapisme biasanya berlangsung lebih dari empat jam tanpa adanya gairah atau rangsangan seksual.

Priapisme terjadi karena aliran darah yang masuk ke penis saat ereksi tertahan dan tidak bisa dialirkan keluar. Kondisi ini terbagi menjadi tiga jenis, yaitu priapisme iskemik, non-iskemik, dan priapisme gagap (rekuren).

Priapisme iskemik

Priapisme ini terjadi akibat darah terperangkap di dalam penis dan tidak dapat dialirkan keluar. Ini adalah jenis paling umum dan sering membutuhkan intervensi medis sesegera mungkin. Adapun gejala yang ditimbulkan adalah:

  • Ereksi yang berlangsung lebih dari empat jam

  • Batang penis kaku, tetapi ujung penis (glans) lunak

  • Nyeri penis yang semakin memburuk seiring berjalannya waktu.

Priapisme non-iskemik

Jenis priapisme ini terjadi ketika aliran darah melalui arteri tidak berfungsi dengan baik. Biasanya, pemicunya adalah trauma. Adapun gejalanya, meliputi:

  • Ereksi yang berlangsung lebih dari empat jam

  • Batang penis tegak tetapi tidak sepenuhnya kaku

  • Biasanya tidak disertasi rasa sakit.

Priapismus gagap (rekuren)

Priapisme gagap termasuk dalam jenis priapisme iskemik. Namun, kejadiannya dapat berlangsung secara berulang dan berkepanjangan. Priapisme gagap biasanya menyebabkan ereksi yang tidak diinginkan dan menyakitkan dalam waktu singkat, tetapi berkembang seiring waktu menjadi ereksi yang lebih sering dan lebih lama. Kondisi ini jarang terjadi dan biasanya memengaruhi penderita sel sabit.

3. Penyakit Peyronie

ilustrasi masalah ereksi (pexels.com/FounderTips)
ilustrasi masalah ereksi (pexels.com/FounderTips)

Penyakit Peyronie adalah suatu kondisi di mana terdapat jaringan parut di bawah kulit penis. Ini menyebabkan penis melengkung atau bengkok saat ereksi. Tergantung letak jaringan parut, penis bisa melengkung ke atas, ke bawah, atau ke samping saat ereksi sehingga dapat mengganggu kenyamanan dalam berhubungan intim.

Tidak hanya itu, penyakit Peyronie juga bisa membuat ukuran penis lebih pendek dan berkurang ketebalannya. Penyakit ini juga sering kali menyebabkan rasa sakit saat berhubungan seksual karena bentuk penis yang bengkok tersebut. Bahkan, pada beberapa kasus, seseorang juga kesulitan untuk melakukan hubungan seksual.

Tak jarang, orang yang mengalami penyakit Peyronie juga mengembangkan disfungsi ereksi. Ini biasanya terjadi ketika jaringan parut yang terlalu parah sehingga mencegah aliran darah masuk lebih banyak ke penis ketika ereksi. Dengan begitu, akan membuat kesulitan mencapai atau mempertahankan ereksi yang cukup kuat selama hubungan intim.

Ada beberapa masalah ereksi yang dapat dialami oleh pria. Di antaranya adalah disfungsi ereksi, priapisme, dan penyakit Peyronie. Semua kondisi tersebut dapat mengganggu kemampuan dalam melakukan ereksi sehingga sering kali menyebabkan ketidaknyamanan dalam hubungan seksual.

Referensi

“Penis: Anatomy, Picture, Erection, and Ejaculation”. Web MD. Diakses Juli 2025.

“Erectile Dysfunction”.UCSF Health. Diakses Juli 2025.

“Erectile dysfunction”. Mayo Clinic. Diakses Juli 2025.

“Peyronie disease”. Mayo Clinic. Diakses Juli 2025.

“Peyronie’s Disease”. Cleveland Clinic. Diakses Juli 2025.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Izza Namira
EditorIzza Namira
Follow Us