Cara Jazz Gunung Bagi Porsi Musisi Jazz dan Non-Jazz di Festival

Probolinggo, IDN Times - Tren kehadiran musisi non-jazz di festival musik jazz sempat jadi perbincangan hangat di media sosial. Bagas Indyatmono selaku Direktur Jazz Gunung, tak memungkiri bahwa penampilan musisi non-jazz cukup penting di festival musik jazz.
Hadir di Media Gathering Jazz Gunung pada rangkaian acara Jazz Gunung Bromo Series 2, Bagas mengungkap Jazz Gunung memiliki formula khusus agar festival jazz tetap tak kehilangan akarnya, dengan menampilkan lebih banyak musisi jazz ketimbang non-jazz. Bagas menekankan bahwa komposisinya harus balance.
"Kita, Jazz Gunung gak pernah mengklaim kita 100 persen jazz juga. Sebenarnya root kita itu di etno-jazz, bagaimana kita bisa menggabungkan etnik, tradisi dengan musik jazz. Walaupun kita ada bintang popnya juga, gak kita pungkiri, tapi kita proporsional. Sebenarnya itu yang kita jaga, kita punya program-program untuk musisi jazz. Kita gak membangun jazz itu hanya dari satu sisi festivalnya aja, tapi kita bikin ekosistemnya," ujarnya di Media Gathering Jazz Gunung, Sabtu (26/7/2025).
Dewa Budjana yang turut hadir di Ruang Papua Jiwa Jawa Resort Bromo, menceritakan pengalamannya bersama Gigi yang pernah diundang tampil di Jazz Gunung. Menurut sang gitaris, yang terpenting adalah soal kolaborasi antara jazz, budaya, dan juga elemen-elemen musik lain di luar genre jazz.
"Waktu main sama Gigi juga karena temanya Jazz Bromo, kita rombak semua aransemen. Jadi, ya gak tahu teman-teman anggapnya jazz atau gak, tapi kita rombak semua aransemennya (jadi lebih nge-jazz)," kata Dewa Budjana.
Jazz Gunung Bromo menyelenggarakan dua seri acara. Series 1 ditutup dengan RAN, sementara Series 2 yang digelar pada 26 Juli, ditutup oleh penampilan Sal Priadi