Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Fakta-Fakta Pembuatan Musik PSM 2025, Aransemen PADI Reborn Tersulit

IMG_5383.jpeg
potret press conference persiapan penyanyi dan musisi jelang PSM 2025 di Grand Ballroom Kempinski, Jakarta, Senin (4/8/2025) (dok. IDN Times/Rani Asnurida)
Intinya sih...
  • Elwin Hendrijanto menjelaskan proses kreatif musik PSM 2025 dimulai dengan briefing bersama sutradara untuk menentukan emosi dan dinamika orkestra.
  • Pagelaran ini melibatkan Jakarta Concert Orchestra dan akan menampilkan 31 lagu serta puluhan tari dari hampir seluruh penjuru Nusantara.
  • Pagelaran Sabang Merauke 2025 menggunakan sekitar 50 jenis alat musik, termasuk aransemen lagu "Mahadewi" yang diakui sebagai yang paling sulit
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - iForte bersama BCA siap menghadirkan kembali Pagelaran Sabang Merauke 2025. Segera dipentaskan di Indonesia Arena pada 23 dan 24 Agustus 2025, pagelaran kali ini akan menghadirkan nuansa yang lebih kolosal lagi lewat tema barunya, yaitu “Hikayat Nusantara.”

Lewat tema tersebut, penonton akan disajikan pementasan cerita rakyat yang diambil dari berbagai daerah di Indonesia yang telah dikemas lagi dengan musik, lagu, tarian, hingga busana dan etnik masing-masing daerah.

Dari sisi musikal, pagelaran ini menjadi cukup menarik, karena memadukan nuansa tradisional, orkestra modern, serta penampilan dari para penyanyi pop. Lantas, seperti apa proses kreatif di balik pembuatan musiknya? Nah, bagi yang penasaran, simak berita selengkapnya di bawah ini!

1. Elwin Hendrijanto ungkap proses kreatif di balik pembuatan musik PSM 2025

IMG_5378.jpeg
potret press conference persiapan penyanyi dan musisi jelang PSM 2025 di Grand Ballroom Kempinski, Jakarta, Senin (4/8/2025) (dok. IDN Times/Rani Asnurida)

Elwin Hendrijanto menjelaskan, proses kreatif di balik pembuatan musik Pagelaran Sabang Merauke 2025 ini dimulai dengan melakukan briefing terlebih dahulu bersama sutradara tentang cerita pementasan ini secara detail, baik dari segitu alur, karakter, hingga daerah-daerah yang akan dipresentasikan.

Dari situlah ia bisa menentukan emosi-emosi yang akan ditampilkan yang kemudian disesuaikan lagi dengan kedalaman dinamika orkestra.

“Misalnya, emosinya sudah harus ritmis atau kejar-kejaran, berarti kita butuh sesuatu yang seru, misalnya dari tradisional kita gunakan genderang atau kendang. Setelah itu, musisi tradisional atau musik tradisional menjadi sebuah identitas yang digabungkan dengan kedalaman dari dinamika sebuah orkestra, yang akhirnya dinyanyikan secara emosional oleh para penyanyi dan itulah yang menjadi sebuah musik keseluruhan,” kata Elwin dalam press conference yang berlangsung di Kempinski Grand Ballroom, Senin (4/8/2025).

Oleh karena itu, Elwin menegaskan, komposisi musik tersebut tidak hanya berfungsi untuk mengiringi penampilan penyanyi saja, tetapi juga sebagai penggerak cerita.

2. Menampilkan 31 lagu yang diiringi lantunan harmoni dari Jakarta Concert Orchestra

IMG_5383.jpeg
potret press conference persiapan penyanyi dan musisi jelang PSM 2025 di Grand Ballroom Kempinski, Jakarta, Senin (4/8/2025) (dok. IDN Times/Rani Asnurida)

Pagelaran ini juga melibatkan Jakarta Concert Orchestra di mana sang konduktor, Avip Priatna, menjelaskan bahwa produksi musikal di Pagelaran Sabang Merauke 2025 ini merupakan sebuah mahakarya menyentuh, karena menggabungkan orkestra dengan musik tradisional yang saling mendukung.

“Jadi ini kombinasi antara orkestra dan musikal tradisional. Tapi di sini kita tidak saling mengalahkan, melainkan saling mendukung dan saling memberikan kekuatan yang menjadikan produksi ini menjadi sesuatu yang luar biasa,” kata Avip.

Adapun Pagelaran Sabang Merauke 2025 akan menampilkan sebanyak 31 lagu dan puluhan tari dari hampir seluruh penjuru Nusantara, yang mewakili kekayaan budaya daerah itu sendiri, seperti “Padang Wulan” dari Jawa Tengah hingga medley modern Remix Pulau Andalas Bersatu yang menyatukan semangat Sumatera.

3. Gunakan 50 alat musik, aransemen lagu Mahadewi dari PADI Reborn jadi yang paling sulit!

IMG_5380.jpeg
potret press conference persiapan penyanyi dan musisi jelang PSM 2025 di Grand Ballroom Kempinski, Jakarta, Senin (4/8/2025) (dok. IDN Times/Rani Asnurida)

Tidak hanya melibatkan 1.500 pelaku seni dan menampilkan 31 lagu dari penjuru Nusantara saja, pagelaran ini ternyata juga menggunakan sekitar 50 jenis alat musik, lho.

“Jadi untuk kesempatan Pagelaran Sabang Merauke 2025 untuk musik tradisionalnya menggunakan 50 jenis alat musik, mungkin lebih,” ungkap Dunung Basuki selaku Penata Musik Tradisional Pagelaran Sabang Merauke 2025.

Dunung kemudian menceritakan bahwa dalam prosesnya, ia sendiri sempat mengalami kesulitan dalam menentukan irama lagu “Mahadewi” yang akan dibawakan oleh PADI Reborn, karena menggunakan ketukan 6/8.

“Jadi itu kami harus menyesuaikan di 6/8, tapi tanpa meninggalkan kaidah tradisional,” lanjut Dunung.

Sementara itu, Fadly vokalis band PADI Reborn mengaku mereka sudah mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk membawakan komposisi musik dan aransemen dari Elwin. Ia juga menyebut bahwa momen ini akan menjadi sejarah baru bagi PADI Reborn, karena kali ini mereka tampil dengan gabungan tiga unsur, yaitu tradisional, klasik, serta pop rock modern.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Zahrotustianah
EditorZahrotustianah
Follow Us