7 Petuah dalam Sambutan Kwon Na Yeon di Episode 6 Beyond the Bar

- Yullim dalam keadaan tersesat dan terombang-ambing
- Tidak apa-apa berbuat salah, seperti yang dikatakan penulis Goethe
- Organisasi yang tidak lagi berjuang dan terjebak dalam kepuasan adalah organisasi yang stagnan
Pada episode 6 drakor Beyond the Bar, Kwon Na Yeon (Kim Yeo Jin) memberikan sambutan penuh makna kepada seluruh anggota Firma Hukum Yullim, sebagai mitra hukum yang baru menggantikan Ko Seung Cheol (Kim Eui Sung). Dalam keadaan terombang-ambing dan penuh tekanan, ia menyampaikan tujuh petuah yang mengingatkan para karyawan dan pengacara Yullim untuk tidak menyerah, meski kesulitan seakan datang bertubi-tubi.
Sebagai seorang mentor dan pemimpin, Kwon Na Yeon tahu betul bahwa kesuksesan bukan hanya soal keahlian hukum, tetapi juga tentang bagaimana bertahan dan terus maju meski menghadapi kegagalan. Berikut adalah tujuh petuah penting yang disampaikan oleh Kwon Na Yeon dalam sambutannya di episode 6 Beyond the Bar.
1. Yullim dalam keadaan tersesat dan terombang-ambing

Kwon Na Yeon memulai sambutannya dengan mengakui bahwa Yullim sedang berada dalam kondisi terpuruk. Firma hukum ini terombang-ambing, kehilangan arah, dan hampir kehilangan kepercayaan diri. Namun, ia juga menegaskan bahwa kondisi ini bukan akhir, melainkan kesempatan untuk kembali menemukan jalan dan tujuan bersama.
2. Menurutnya, tidak apa-apa berbuat salah, seperti yang dikatakan penulis Goethe

Dalam sambutannya, Kwon Na Yeon mengutip kata-kata dari penulis terkenal, Johann Wolfgang von Goethe, yakni "Manusia berbuat salah selama dia berusaha". Petuah tersebut memberikan pesan bahwa kesalahan adalah bagian dari perjalanan. Selama seseorang berusaha dan berkomitmen untuk memperbaiki diri, kesalahan bukanlah kegagalan, melainkan langkah menuju kemajuan.
3. Berbuat salah berarti memiliki tujuan

Selanjutnya, Kwon Na Yeon menjelaskan bahwa berbuat salah menunjukkan bahwa seseorang memiliki tujuan yang ingin dicapai. Jika seseorang tidak membuat kesalahan, itu artinya mereka tidak berusaha. Petuah ini mengingatkan bahwa kesalahan adalah bukti bahwa kita sedang berusaha menuju titik yang lebih baik.
4. Organisasi yang tidak lagi berjuang dan terjebak dalam kepuasan adalah organisasi yang stagnan

Kwon Na Yeon memperingatkan bahwa sebuah organisasi yang tidak lagi berjuang dan hanya terjebak dalam kepuasan diri adalah organisasi yang stagnan. Hal ini menjadi peringatan bagi Yullim agar mereka tidak jatuh dalam keadaan puas diri dan terus berusaha untuk maju dan berkembang. Yullim harus kembali berjuang untuk membangun reputasi dan kepercayaan melalui keahlian mereka.
5. Saatnya Yullim mengejar ketertinggalan melalui keahlian profesional

Kwon Na Yeon mengajak seluruh karyawan dan pengacara Yullim untuk mengejar ketertinggalan mereka dengan fokus pada pengembangan keahlian profesional. Di dunia hukum yang kompetitif, hanya dengan keahlian yang mumpuni mereka dapat bersaing dan memperoleh kepercayaan dari klien. Inilah saatnya bagi Yullim untuk menunjukkan bahwa mereka tidak hanya sekadar firma hukum biasa, tetapi yang berkompeten dan unggul.
6. Harus memilih kompetensi, bukan kesenangan

Kwon Na Yeon menekankan bahwa dalam dunia hukum, penting untuk memilih kompetensi daripada kesenangan. Memiliki koneksi memang penting, tetapi yang lebih utama adalah memiliki keahlian yang bisa diandalkan. Keahlianlah yang akan membuat Yullim tetap bertahan dan dihormati, bukan sekadar kesenangan atau popularitas semata.
7. Hari Ini semua maju bersama menuju masa depan baru Yullim

Sambutan Kwon Na Yeon ditutup dengan ajakan penuh semangat. Ia mengajak seluruh karyawan dan pengacara Yullim untuk bergerak maju bersama, melupakan masa lalu dan fokus pada masa depan yang lebih baik. Melalui komitmen untuk meningkatkan keahlian dan bekerja sama, Yullim bisa keluar dari keterpurukkan dan kembali menjadi firma hukum yang diakui dan dihormati.
Sambutan Kwon Na Yeon di Beyond the Bar memberikan pandangan yang sangat inspiratif bagi seluruh karyawan dan pengacara Yullim. Dengan tujuh petuah penting yang disampaikannya, Kwon Na Yeon menegaskan bahwa tantangan dan kesalahan adalah bagian dari proses menuju kesuksesan. Organisasi yang stagnan akan kehilangan arah, tapi Yullim masih memiliki kesempatan untuk bangkit dan mencapai masa depan yang lebih baik.