7 Realitas Pahit Sekolah Olahraga yang Disoroti di The Winning Try

Sekolah olahraga sering dipandang sebagai jalan pintas menuju karier atlet profesional. Namun, di balik sorotan prestasi dan deretan medali, ada banyak kenyataan pahit yang jarang terlihat.
Drama The Winning Try menyingkap sisi gelap kehidupan siswa sekolah olahraga. Mulai dari tekanan prestasi hingga praktik “mafia olahraga” yang sarat kepentingan, berikut inilah tujuh realitas pahit sekolah olahraga yang disoroti di drama ini! Yuk, simak.
1. Di sekolah olahraga, siswanya tak hanya dituntut berprestasi di cabang olahraga, tapi juga harus punya nilai akademis yang tinggi

2. Persaingannya sangat ketat. Dari ratusan murid, hanya segelintir siswa yang benar-benar bisa tembus ke level nasional atau profesional

3. Belum lagi adanya praktik nepotisme di antara kalangan pejabat sekolah yang sering mengistimewakan siswa tertentu

4. Adanya eksploitasi untuk jabatan dan nama baik petinggi sekolah. Siswa dipaksa berkompetisi, demi menaikkan nama sekolah atau karier pribadi pejabat

5. Jika ada cabang yang kurang berprestasi, mereka akan didiskriminasi. Sementara itu, cabang yang sering juara dapat fasilitas dan dana lebih bagus

6. Risiko cedera para siswa juga sangat tinggi. Ketika mereka cedera walau hanya sedikit, sekolah cenderung tidak peduli

7. Intinya, sekolah olahraga punya ketidakpastian masa depan siswanya. Biasanya, kalau tidak jadi atlet, siswa bisa bingung melanjutkan ke mana

Melalui The Winning Try, penonton diajak menengok sisi lain sekolah olahraga yang jarang diungkap. Bahwa di balik prestasi, ada siswa-siswa yang harus bertahan menghadapi tekanan, ketidakadilan, bahkan eksploitasi demi mencapai mimpi mereka di cabang olahraga.
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.