Kenapa Drakor Kehidupan Pengacara Populer di 2025? Ini Penjelasannya!

Drama Korea bertema kehidupan pengacara kembali menjadi sorotan pada tahun 2025. Mulai dari Oh My Ghost Clients yang memadukan hukum dan supernatural, Law and The City yang penuh intrik di dunia pengacara elite, hingga Beyond the Bar yang menyentuh sisi kemanusiaan lewat kisah para pengacara pemula. Tak hanya itu, menjelang akhir tahun ini, publik juga menantikan kehadiran drama baru berjudul Pro Bono, yang dibintangi Jung Kyung Ho dan So Ju Yeon, mengangkat kisah seorang hakim sekaligus influencer bernama Kang David yang banting setir menjadi pengacara publik setelah mengalami kejadian tak terduga. Ia lalu bertemu dengan Park Ki Bbeum, pengacara idealis yang penuh semangat menegakkan keadilan.
Fenomena ini tentu bukan kebetulan belaka. Popularitas genre hukum yang kembali mencuat mengindikasikan adanya perubahan selera penonton sekaligus pendekatan baru dari industri drama Korea. Isu-isu sosial yang semakin kompleks, harapan terhadap keadilan yang lebih transparan, hingga pergeseran karakter tokoh hukum yang lebih manusiawi menjadi faktor yang ikut memengaruhi tren ini. Kita akan menelusuri sederet alasan utama mengapa drakor bertema kehidupan pengacara sangat mendominasi layar kaca sepanjang 2025. Simak sampai akhir, siapa tahu kamu juga jadi lebih memahami pentingnya peran hukum dalam kehidupan sehari-hari, lho!
1. Tokoh pengacara kini lebih manusiawi dan dekat dengan penonton

Drama Korea tahun 2025 berhasil menghadirkan karakter pengacara yang lebih realistis, kompleks, dan relatable. Tak lagi digambarkan sebagai sosok dingin yang selalu menang di pengadilan, mereka kini diperlihatkan juga menghadapi dilema pribadi, tekanan batin, bahkan krisis identitas. Contohnya, karakter No Mu Jin (Jung Kyoung Ho) dalam drakor Oh My Ghost Clients tidak hanya berurusan dengan hukum, tetapi juga pergulatan batin untuk menyelesaikan urusan para arwah yang belum selesai di dunia. Transformasi tokoh pengacara ini memberikan nuansa baru yang membuat penonton lebih mudah terhubung secara emosional.
Unsur slice of life yang disisipkan ke dalam drama hukum menjadikan cerita lebih membumi dan inspiratif. Penonton tidak hanya disuguhi konflik hukum yang rumit, tetapi juga kisah keseharian para pengacara yang belajar memahami hidup, nilai kemanusiaan, serta perjuangan membela yang lemah. Pendekatan naratif ini membuat drakor bertema hukum terasa lebih hangat dan menyentuh.
2. Respon terhadap isu sosial dan tuntutan keadilan yang lebih kuat

Industri hiburan Korea tidak pernah lepas dari pengaruh kondisi sosial yang terjadi di sekitarnya. Tahun 2025 menandai meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap isu keadilan sosial, ketimpangan hukum, serta perlindungan bagi kelompok rentan. Drakor bertema pengacara menjadi wadah untuk menyuarakan isu-isu tersebut dalam kemasan cerita yang dramatis namun penuh makna. Dalam drakor Beyond the Bar, misalnya, pengacara-pengacara muda memilih membela kasus-kasus yang sering diabaikan oleh firma hukum besar.
Peningkatan jumlah drama bertema pengacara menjadi cerminan kebutuhan masyarakat terhadap sistem hukum yang lebih adil dan transparan. Cerita-cerita ini memberi harapan sekaligus kritik terhadap kenyataan yang seringkali tidak seindah di layar kaca. Namun, setidaknya lewat drama, penonton diajak untuk merenung dan berempati terhadap orang-orang yang memperjuangkan keadilan dalam situasi sulit. Ini menjadi salah satu kekuatan utama mengapa tema ini sangat relevan dan banyak diminati tahun ini.
3. Kombinasi genre hukum dengan komedi, fantasi, dan slice of life

Jika dulu drama hukum identik dengan cerita serius dan tegang, kini banyak drakor yang berhasil mencampurkannya dengan genre lain. Oh My Ghost Clients misalnya, menampilkan interaksi antara pengacara ketenagakerjaan dan para arwah yang belum bisa move on ke nirwana karena belum mendapatkan keadilan. Konsep ini unik karena menyajikan kasus hukum yang berat dalam balutan elemen fantasi yang ringan namun menyentuh. Hal ini membuat genre hukum terasa segar dan tidak lagi berat untuk dinikmati.
Begitu pula Law and The City yang memadukan drama hukum dengan intrik politik dan kehidupan sosial di kota besar. Kombinasi genre ini menciptakan dinamika cerita yang lebih beragam dan menarik. Penonton diajak menyelami dunia hukum dari berbagai perspektif, mulai dari profesionalitas di ruang sidang hingga konflik batin di balik layar. Ini adalah pendekatan kreatif yang membuat drama bertema hukum tidak monoton dan mampu menjangkau penonton yang lebih luas.
4. Popularitas aktor senior dan rising star di dunia hukum

Drama bertema pengacara tahun 2025 juga menjadi ajang kembalinya aktor-aktor dengan karakter yang kuat. Jung Kyung Ho misalnya, tampil memukau sebagai No Mu Jin yang karismatik di Oh My Ghost Clients. Begitu pula kehadiran Moon Ga Young dan Lee Jong Suk yang memberi warna tersendiri di drakor Law and the City. Kehadirannya memberikan bobot emosional yang dalam pada cerita. Kolaborasi antara bintang veteran dan rising star menciptakan chemistry yang kuat dan membuat drama makin hidup.
Dengan jajaran aktor yang mumpuni, kisah hukum yang kompleks bisa disampaikan dengan lebih emosional dan bermakna. Penonton merasa tertarik bukan hanya karena alur ceritanya, tetapi juga karena penampilan para aktor yang membawakan karakter pengacara dengan meyakinkan. Popularitas mereka pun menjadi magnet tersendiri, terlebih ketika nama-nama tersebut sudah identik dengan peran kuat yang berkualitas. Hal ini semakin memperkuat daya tarik drama hukum di mata penonton.
5. Fokus pada perubahan sosial dan keadilan restoratif

Banyak drama Korea 2025 yang tidak hanya menyoroti kemenangan hukum di atas kertas, tetapi juga keberhasilan dalam menciptakan perubahan sosial. Konsep keadilan restoratif, dimana pemulihan hubungan dan rehabilitasi menjadi fokus, muncul dalam beberapa drama seperti Oh My Ghost Clients dan Beyond the Bar. Penonton diajak memahami bahwa hukum bukan hanya soal menang atau kalah, tetapi juga soal penyembuhan, pengampunan, dan memperjuangkan kebenaran yang lebih luas.
Kisah-kisah ini memberi ruang bagi narasi-narasi yang sebelumnya jarang diangkat, seperti pengacara ketenagakerjaan, pengacara publik, hingga persoalan hukum yang dialami kelompok marginal. Elemen ini membuat penonton merasa bahwa hukum bisa menjadi alat perubahan yang nyata, bukan sekadar simbol kekuasaan. Dengan mengangkat aspek-aspek ini, drama Korea bertema pengacara tidak hanya menghibur, tetapi juga mengedukasi dan menginspirasi.
Fenomena drama bertema pengacara di tahun 2025 menunjukkan bahwa genre ini terus berevolusi secara kreatif dan emosional. Tak hanya soal ruang sidang, cerita-cerita ini membawa kita menyelami sisi kemanusiaan dari dunia hukum. Siap-siap saja, karena kemungkinan besar tema ini masih akan terus bersinar di tahun-tahun berikutnya, lho.