Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kenapa Support System Penting bagi Hyo Ri di Love, Take Two?

Cuplikan drakor Love, Take Two (dok.tvN/Love, Take Two)
Cuplikan drakor Love, Take Two (dok.tvN/Love, Take Two)

Lee Hyo Ri (Choi Yoon Ji) adalah sosok perempuan yang punya banyak ambisi di drakor Love, Take Two (2025). Dia juga dikenal sebagai siswa teladan yang berhasil masuk sekolah kedokteran universitas terbaik di Korea Selatan. Jika dipandang, hidup Hyo Ri jadi impian banyak orang di luar sana.

Namun, hidup tersebut seketika runtuh setelah vonis tumor otak yang ada di kepala Hyo Ri. Pada akhirnya, dia keluar dari kuliah dan memilih liburan berkeliling. Sayangnya, keputusan tersebut ditentang oleh ibunya, Lee Ji An (Yoon Jung Ah). Dia ingin anaknya bisa mendapatkan perawatan secara maksimal.

Ternyata, Hyo Ri punya banyak impian di hidupnya. Dia juga gak sanggup membicarakan penyakitnya pada sahabatnya dan orang sekitar. Lalu, kenapa support system penting bagi Lee Hyo Ri di drakor Love, Take Two?

Peringatan, artikel ini mengandung spoiler.

1. Penyakitnya telah menyita pikiran dan mental Hyo Ri

Cuplikan drakor Love, Take Two (dok.tvN/Love, Take Two)
Cuplikan drakor Love, Take Two (dok.tvN/Love, Take Two)

Vonis tumor otak membuat Hyo Ri sangat ketakutan. Sebagai calon dokter, dia menghadapi berbagai masalah pasien dengan diagnosis beragam. Namun, para pasien tersebut selalu didampingi oleh orang terdekat mereka, seperti orangtua.

Selama ini, Hyo Ri beberapa kali sakit dan harus rawat inap. Sayangnya, pekerjaan ibunya gak bisa ditinggal begitu saja. Hyo Ri harus menghabiskan waktu rawat inapnya seorang diri tanpa pendampingan.

Kondisi ini jelas sangat menakutkan bagi Hyo Ri. Dia gak ingin memberatkan beban ibunya dengan masalah penyakitnya tersebut. Sayangnya, kondisi ini malah membuat Hyo Ri sangat kesepian karena gak bisa berterus terang pada banyak orang.

2. Proses penyembuhan yang menguras tenaga

Cuplikan drakor Love, Take Two (dok.tvN/Love, Take Two)
Cuplikan drakor Love, Take Two (dok.tvN/Love, Take Two)

Proses penyembuhan tumor otak dikenal bisa menghabiskan banyak biaya. Selain itu, pasien juga harus melakukan pemeriksaan berulang dan meminum banyak obat. Kondisi ini jelas membuat banyak orang mengeluh dan merasa jenuh.

Proses penyembuhan yang butuh waktu lama juga bisa menjadikan pasien merasa muak akan hidupnya. Gak hanya itu, mereka juga berhadapan dengan kondisi tubuh yang berubah setelah pengobatan. Beberapa sebab di atas bisa menjadikan pasien, seperti Hyo Ri, merasakan rasa capek dan muak secara bersamaan.

Makanya, dukungan dari banyak orang bisa jadi solusi akan kegelisahan dan ketakutan yang Hyo Ri alami. Proses ini bisa lebih ringan jika dipikul oleh banyak orang.

3. Bisa jadi motivasi Hyo Ri untuk sembuh

Cuplikan drakor Love, Take Two (dok.tvN/Love, Take Two)
Cuplikan drakor Love, Take Two (dok.tvN/Love, Take Two)

Sejak awal episode, Hyo Ri menentang keras upaya ibunya untuk melanjutkan proses pengobatan. Dia menganggap jika pengobatan bisa membuat waktunya semakin menipis dan gak bisa dinikmati secara sehat. Gak hanya itu, dia juga gak ingin ibunya mendapatkan beban pembiayaan tagihan rumah sakit yang banyak.

Sayangnya, Ji An berusaha mencari dan mewujudkan mimpi Hyo Ri agar anaknya tersebut bersemangat menjalani pengobatan. Dia rela pindah ke desa agar bisa membangun rumah impian Hyo Ri. Perjuangannya ini membuat Hyo Ri semakin memahami pola pikir ibunya.

Meskipun harus berusaha keras, cara orang di sekitar Hyo Ri menunjukkan jika sosok Hyo Ri sangat penting bagi kehidupan mereka. Mereka hanya ingin menikmati hidup bersama Hyo Ri lebih lama lagi.

Kehidupan Hyo Ri dengan penyakitnya ini memang gak mudah untuk dijalani. Namun, Hyo Ri juga berusaha keras mencari alasan untuk menikmati hidup lebih lama. Menurutmu, akankah Hyo Ri kembali sehat di drakor Love, Take Two?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Diana Hasna
EditorDiana Hasna
Follow Us