7 Tips Pulihkan Luka Inner Child ala Drakor My Lovely Journey

Drama Korea My Lovely Journey bukan hanya mengisahkan petualangan cinta dan pencarian makna hidup, tetapi juga mengajak penonton untuk menyelami luka batin atau inner child para karakternya. Luka inner child adalah bagian dalam diri yang terbentuk dari pengalaman masa kecil, baik dari kata-kata, perlakuan, maupun situasi yang membuat kita merasa tidak cukup berharga. Melalui perjalanan Kang Yeo Reum (Gong Seung Yeon), Lee Yeon Seok (Kim Jae Young), dan karakter lainnya, drama ini memperlihatkan betapa masa lalu yang belum selesai bisa memengaruhi cara kita memandang dunia dan mengambil keputusan di masa kini. Adegan-adegan emosionalnya menyentuh hati, terutama bagi penonton yang pernah mengalami pengalaman serupa.
Menonton My Lovely Journey terasa seperti bercermin. Ada momen ketika impian dipatahkan, perasaan dianggap tidak penting, hingga rasa terbuang dari keluarga. Semua itu meninggalkan jejak yang sulit dihapus. Namun, drama ini juga memberi harapan bahwa luka tersebut bisa dipulihkan dengan langkah-langkah sederhana. Tidak selalu membutuhkan proses rumit, kadang hanya perlu keberanian untuk mengakui luka, menerima diri, dan membangun kembali rasa percaya diri. Dari drama ini, kita bisa belajar bahwa setiap orang punya hak untuk sembuh, meski perjalanan itu dimulai dari langkah kecil. Inilah tujuh cara sederhana memulihkan luka inner child ala drakor My Lovely Journey yang bisa menginspirasi hidup kita.
1. Beri ruang untuk mendengar suara diri sendiri

Dalam My Lovely Journey, Yeo Reum sering kali merasa suaranya tidak penting karena terbiasa dipotong atau diabaikan sejak kecil. Ia membawa luka itu hingga dewasa, membuatnya ragu untuk mengutarakan pendapat. Adegan ini mengingatkan kita bahwa banyak orang tumbuh tanpa diberi ruang untuk berbicara atau didengarkan. Jika kita pernah mengalami hal serupa, langkah pertama untuk memulihkan diri adalah memberi ruang pada diri sendiri untuk berbicara, bahkan hanya lewat jurnal atau percakapan dengan orang yang aman dipercaya.
Mendengar suara hati sendiri berarti membiarkan pikiran dan perasaan mengalir tanpa langsung dihakimi. Proses ini bisa dimulai dengan menulis catatan harian, berbicara pada cermin, atau bahkan merekam suara kita saat berbicara tentang perasaan. Semakin sering kita membiasakan diri untuk mendengar dan mengakui suara hati, semakin kuat pula kepercayaan diri yang akan terbentuk. Langkah ini menjadi fondasi untuk membangun kembali rasa berharga yang dulu sempat hilang.
2. Ubah kata-kata yang menyakitkan menjadi afirmasi positif

Yeo Reum pernah dijuluki anak desa dengan nada merendahkan, yang membuatnya merasa tidak pantas bermimpi besar. Kata-kata seperti ini memang bisa menempel di benak, membentuk keyakinan negatif yang terus menghantui. Untuk memulihkannya, kita bisa mulai mengganti narasi tersebut dengan afirmasi positif. Misalnya, mengubah “aku tidak pantas” menjadi “aku layak mendapatkan yang terbaik” dan mengulanginya setiap hari.
Mengganti narasi ini bukan berarti membohongi diri, melainkan mengubah fokus pikiran dari kekurangan menuju potensi yang dimiliki. Afirmasi positif bisa ditulis di kertas dan ditempel di tempat yang mudah terlihat, seperti meja kerja atau cermin kamar. Setiap kali kita mengucapkannya, otak akan perlahan-lahan membangun keyakinan baru yang lebih sehat. Dengan begitu, kata-kata yang dulu melemahkan bisa berubah menjadi kekuatan yang membangun.
3. Hargai proses, bukan hanya hasil

Lee Yeon Seok memutuskan memulai karier dari nol di bidang perfilman meski mendapat cibiran karena statusnya sebagai pewaris. Pilihannya mengajarkan bahwa proses sering kali lebih berharga daripada hasil akhir. Menghargai proses berarti memberi apresiasi pada setiap langkah, sekecil apa pun itu, tanpa terlalu menekan diri untuk langsung sukses.
Ketika kita fokus pada proses, kita belajar untuk menikmati perjalanan dan menerima bahwa kegagalan pun adalah bagian dari pertumbuhan. Cara ini juga membantu mengurangi beban mental yang muncul ketika kita membandingkan diri dengan orang lain. Sama seperti Yeon Seok, kita pun bisa merasakan kebebasan ketika menjalani hidup sesuai nilai yang kita yakini, bukan sekadar memenuhi ekspektasi orang lain.
4. Belajar mengatakan ‘tidak’ tanpa rasa bersalah

Salah satu luka inner child yang terlihat di drama ini adalah ketika karakter dipaksa mengikuti keputusan keluarga tanpa diminta pendapatnya. Hal ini sering membuat seseorang kesulitan berkata tidak saat dewasa karena takut mengecewakan orang lain. Memulihkannya bisa dimulai dengan belajar menetapkan batasan dan mengatakan tidak tanpa rasa bersalah.
Mengatakan tidak bukan berarti egois, melainkan bentuk menghargai diri sendiri. Awalnya mungkin terasa sulit, terutama jika terbiasa mengorbankan diri demi orang lain. Namun, semakin sering kita berlatih, semakin mudah rasanya menjaga batasan. Kunci utamanya adalah menyadari bahwa kebahagiaan kita sama pentingnya dengan kebahagiaan orang lain.
5. Izinkan diri merasa dan mengakui emosi

Dalam salah satu adegan emosional, Yeo Reum merasa tidak punya rumah untuk pulang setelah salah paham dengan Oh Sang Shik (Yu Jun Sang). Perasaan ini menyoroti luka batin yang muncul ketika rasa aman hilang. Banyak orang mencoba menekan emosi seperti sedih, marah, atau takut, padahal mengakuinya adalah bagian dari penyembuhan.
Mengizinkan diri merasakan emosi berarti memberi ruang untuk menangis, marah, atau bersedih tanpa menghakimi diri sendiri. Kita bisa mengekspresikannya melalui seni, olahraga, atau sekadar duduk diam dan merasakan sensasinya di tubuh. Dengan begitu, emosi yang terpendam bisa mengalir keluar, membuat hati terasa lebih lega.
6. Bangun lingkungan yang mendukung

Yeo Reum dan Yeon Seok sama-sama menemukan orang-orang yang mau menerima mereka apa adanya di tengah perjalanan. Lingkungan yang mendukung bisa menjadi faktor penting dalam memulihkan luka inner child. Orang-orang ini memberi rasa aman untuk menjadi diri sendiri tanpa takut dihakimi.
Kita bisa mulai membangun lingkungan sehat dengan memilih teman yang tulus, bergabung dengan komunitas positif, atau mencari mentor yang bijak. Semakin sering kita berada di lingkungan yang menghargai dan mendukung, semakin cepat pula luka batin bisa pulih. Kehangatan dari hubungan yang sehat akan menjadi obat yang tidak ternilai harganya.
7. Temukan makna baru dalam hidup

Perjalanan para karakter My Lovely Journey menunjukkan bahwa memulihkan luka batin sering kali berjalan seiring dengan menemukan tujuan hidup baru. Bagi Yeo Reum, dunia seni dan pertunjukan memberi ruang untuk mengekspresikan dirinya. Bagi Yeon Seok, dunia film menjadi cara untuk membuktikan pada diri sendiri bahwa ia mampu berdiri di atas kakinya.
Menemukan makna baru bisa dilakukan dengan mengeksplorasi hobi, melakukan pekerjaan sukarela, atau mencoba hal yang belum pernah dilakukan. Saat kita merasa hidup punya tujuan, luka masa lalu akan perlahan kehilangan kekuatannya. Makna yang kita temukan menjadi sumber energi baru untuk terus melangkah.
My Lovely Journey mengajarkan bahwa memulihkan luka inner child bukanlah proses instan, tetapi bisa dimulai dari langkah-langkah kecil yang sederhana. Setiap orang punya jalannya masing-masing untuk sembuh, dan setiap langkah tetap berarti. Drama ini mengingatkan kita bahwa masa lalu memang membentuk kita, namun tidak harus menentukan masa depan sepenuhnya.