Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Pelajaran Berharga yang Bisa Kamu Dapat dari Mentor Magang

ilustrasi mentor dan anak magang (pexels.com/Yan Krukau)
Intinya sih...
  • Sikap lebih penting dari sekadar skillMentor menekankan attitude dalam dunia kerja, karena sikap bisa membuatmu menonjol.
  • Dunia kerja gak seindah ekspektasiMentor mengajarkan cara menghadapi dinamika kantor yang realistis.
  • Feedback bukan serangan pribadiMenerima kritik dengan bijak adalah bagian dari proses belajar dan berkembang.

Magang biasanya dianggap sebagai "pemanasan" sebelum masuk ke dunia kerja yang sesungguhnya. Tapi faktanya, magang justru bisa jadi fase penting dalam perjalanan kariermu, lho. Magang bukan sekadar mengerjakan tugas dari perusahaan, tapi juga tentang belajar langsung dari orang yang sudah lebih dulu paham dan berpengalaman di bidangnya, yaitu mentor magang.

Mentor bukan cuma pembimbing yang ngasih tugas dan tanda tangan laporan akhir. Banyak banget pelajaran penting yang mereka sampaikan, kadang lewat obrolan santai, kadang juga lewat feedback yang pedas tapi bikin kamu sadar. Dan menariknya, banyak dari pelajaran itu yang gak akan kamu dapetin di kelas kuliah atau buku teori. Yuk, simak enam pelajaran berharga yang cuma bisa kamu dapet dari mentor magang!

1. Sikap lebih penting dari sekadar skill

ilustrasi mentor dan anak magang (pexels.com/Antoni Shkraba Studio)

Mentor biasanya menekankan pentingnya attitude dalam dunia kerja. Mereka tahu, skill bisa dipelajari, tapi sikap seperti kerendahan hati, kemauan belajar, dan rasa tanggung jawab itu yang bikin kamu menonjol sebagai anak magang. Dari mereka, kamu bakal sadar kalau jadi orang yang enak diajak kerja bareng bisa jadi nilai jual yang besar.

Banyak cerita dari mentor yang menunjukkan gimana orang dengan attitude baik justru bisa lebih sukses dibanding yang jago tapi nyebelin. Jadi, kalau selama ini kamu terlalu fokus ngejar skill teknis doang, mentor biasanya akan ngingetin bahwa dunia kerja butuh orang yang bisa kerja sama dan punya karakter yang kuat.

2. Dunia kerja gak seindah ekspektasi

ilustrasi mentor dan anak magang (pexels.com/Kampus Production)

Lewat cerita dan pengalaman pribadi mereka, mentor sering banget bikin kamu sadar bahwa dunia kerja itu gak selalu mulus. Kadang kamu harus ngerjain hal di luar jobdesc, menghadapi tekanan deadline, atau bertemu rekan kerja yang sulit. Ini adalah pelajaran berharga karena bikin kamu lebih siap mental.

Dengan cara yang realistis tapi tetap membimbing, mentor ngajarin kamu untuk tetap tangguh dan adaptif. Mereka bisa kasih sudut pandang baru soal gimana cara menghadapi dinamika kantor yang kadang absurd. Intinya, kamu jadi gak kaget lagi kalau nanti kerja beneran dan ternyata jauh dari bayangan idealmu.

3. Feedback bukan serangan pribadi

ilustrasi mentor dan anak magang (pexels.com/RDNE Stock project)

Pelajaran yang sering dibagikan mentor adalah soal menerima kritik dengan bijak. Di awal magang, kamu mungkin bakal kaget atau sedih saat dapat koreksi. Tapi mentor yang baik akan bantu kamu lihat bahwa feedback itu bukan serangan, tapi bagian dari proses belajar dan berkembang.

Mereka akan ngajarin gimana caranya memilah kritik, mengambil intisarinya, dan memperbaiki diri tanpa merasa jatuh secara mental. Pelajaran ini penting banget karena di dunia kerja, kamu gak akan terus-menerus dipuji. Kadang kamu justru dinilai dari seberapa baik kamu merespons kesalahan.

4. Networking itu gak cuma soal kenalan banyak

ilustrasi mentor dan anak magang (pexels.com/Arina Krasnikova)

Buat sebagian anak magang, networking terdengar seperti "sapa orang sebanyak mungkin". Tapi mentor akan nunjukin bahwa networking yang berkualitas jauh lebih penting. Mereka bakal kasih tahu gimana caranya membangun relasi yang tulus, profesional, dan saling menghargai.

Mentor biasanya juga jadi jembatan awal kamu untuk kenalan dengan dunia profesional yang lebih luas. Kalau kamu bisa jaga hubungan baik, bisa aja mereka merekomendasikan kamu di masa depan. Intinya, mereka ngajarin bahwa hubungan baik itu harus dirawat, bukan sekadar follow-follow-an di LinkedIn.

5. Gagal itu biasa, tapi bangkit itu pilihan

ilustrasi mentor dan anak magang (pexels.com/ANTONI SHKRABA production)

Saat kamu merasa down karena tugasmu dianggap kurang oke, mentorlah yang biasanya bilang, "Namanya juga belajar, gagal itu wajar." Dari mereka, kamu belajar bahwa gagal bukan berarti kamu gak mampu, tapi justru bagian dari proses biar kamu makin matang dan berkembang.

Mentor yang baik gak cuma ngasih semangat, tapi juga kasih arahan gimana caranya bangkit dan coba lagi dengan lebih baik. Pelajaran ini bisa kamu bawa sampai nanti ketika udah kerja sungguhan dan menghadapi tantangan yang lebih besar.

6. Jalan karier gak harus lurus dan sama untuk semua orang

ilustrasi mentor dan anak magang (pexels.com/Christina Morillo)

Mentor sering membagikan perjalanan mereka yang penuh belokan. Mungkin mereka dulu kuliah di jurusan A, tapi akhirnya kerja di bidang B. Atau mungkin mereka pernah ganti karier berkali-kali sebelum akhirnya nemu bidang yang mereka suka. Dari cerita mereka, kamu belajar bahwa gak apa-apa kalau rencanamu berubah.

Pelajaran ini ngebuka pikiran kamu bahwa sukses gak selalu datang dari jalur yang lurus atau "standar". Mentor ngajarin kamu untuk lebih fleksibel dalam merancang masa depan dan berani eksplorasi berbagai kemungkinan karier yang sebelumnya gak kamu pikirkan.

Pelajaran berharga dari mentor magang. Magang mungkin cuma berlangsung beberapa bulan, tapi pelajaran yang kamu dapetin dari mentor bisa membekas sampai bertahun-tahun ke depan. Jadi, manfaatkan waktu magangmu sebaik mungkin, dengerin nasihat mereka, dan jangan takut buat banyak belajar. Kadang, satu kalimat dari mentor bisa jadi titik balik terbesar dalam cara pandangmu soal dunia kerja.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Merry Wulan
EditorMerry Wulan
Follow Us