5 Hal yang Dilakukan HRD Saat Tahu Ada Perselingkuhan di Kantor

- Mengumpulkan fakta dan bukti secara netral
- Melakukan pemanggilan secara bertahap
- Menilai dampaknya terhadap lingkungan kerja
Perselingkuhan di kantor bukan hanya urusan pribadi, tapi juga bisa mengganggu etika kerja dan suasana profesional. Bagi HRD, ini adalah situasi sensitif yang perlu ditangani dengan hati-hati dan strategis. Jika dibiarkan, konflik personal bisa meluas menjadi masalah tim dan menurunkan kinerja perusahaan.
Oleh karena itu, HRD memiliki langkah-langkah khusus untuk menyikapi kasus seperti ini. Jangan sampai di kantor kamu terjadi hal seperti ini. Namun, jika ternyata terjadi, berikut lima hal yang bisa dilakukan HRD saat mengetahui permasalahan tersebut. Simak, deh!
1. Mengumpulkan fakta dan bukti secara netral

Langkah pertama yang biasanya diambil HRD adalah mengumpulkan informasi secara objektif. Mereka akan mencari tahu kebenaran kabar tersebut tanpa langsung menyimpulkan. Bisa melalui pengamatan, laporan rekan kerja, atau bukti-bukti yang masuk akal.
Tujuannya tentu saja adalah untuk memastikan bahwa masalah ini benar-benar terjadi dan bukan sekadar gosip. Pendekatan yang netral dan profesional sangat penting untuk menghindari fitnah. Sebagai seorang HRD harus berusaha menjaga ketenangan yang ada di tengah konflik dan huru-hara yang terjadi.
2. Melakukan pemanggilan secara bertahap

Jika bukti sudah cukup kuat, HRD akan memanggil pihak-pihak yang terlibat untuk klarifikasi. Pemanggilan dilakukan secara bertahap supaya setiap orang bisa berbicara dan menjelaskan dengan jujur dan tidak saling memengaruhi. HRD akan mendengarkan versi dari masing-masing pihak dan mencatat hal-hal penting yang relevan.
Proses ini dilakukan dengan menjaga privasi dan kerahasiaan. Tujuannya adalah mengungkap duduk perkaranya secara adil. Tidak ada yang dirugikan ataupun diuntungkan, semua harus dicari solusinya berdasarkan jawaban dan realitas yang ada.
3. Menilai dampaknya terhadap lingkungan kerja

Setelah mendapat informasi lengkap, HRD akan menilai sejauh mana perselingkuhan ini berdampak pada kinerja tim atau perusahaan. Apakah hubungan tersebut mengganggu produktivitas, menimbulkan konflik, atau membuat rekan kerja lain merasa tidak nyaman? Dampak ini akan menjadi dasar kebijakan selanjutnya.
Kalau sudah merusak suasana kerja, maka tindak lanjut lebih serius akan diambil. HRD tidak hanya fokus pada urusan pribadi, tapi pada stabilitas tim. Bagaimanapun, solusi terbaik harus diambil supaya kinerja tim tetap terjaga dan target perusahaan tetap terlaksana tanpa ada gangguan dari pihak-pihak yang merugikan.
4. Memberikan peringatan atau sanksi sesuai kebijakan perusahaan

Jika terbukti melanggar etika kerja atau kode perilaku perusahaan, HRD berhak memberikan peringatan. Pada beberapa kasus, bisa juga dijatuhkan sanksi mulai dari surat teguran hingga pemberhentian kerja. Semua ini tergantung pada kebijakan internal dan seberapa buruk dampak yang ditimbulkan.
Langkah ini bukan untuk menghukum secara personal, tapi untuk menjaga profesionalitas semua pihak. HRD tetap memegang prinsip keadilan dan ketegasan. Situasi yang memang tidak mudah, namun bagaimanapun ini harus diambil sebagai kebijakan paling tepat dan kebaikan untuk jangka panjang selanjutnya.
5. Mengarahkan pada solusi jangka panjang

Setelah tindakan administratif selesai, HRD biasanya menawarkan solusi yang membangun. Misalnya konseling karyawan, relokasi unit kerja, atau penyesuaian struktur tim. Tujuannya adalah agar kejadian serupa tidak terulang dan semua pihak bisa kembali fokus bekerja seperti biasanya.
HRD juga akan terus memantau perkembangan setelah permasalahan ditangani. Pendekatan ini menunjukkan bahwa HRD tidak hanya menyelesaikan masalah, tapi juga menjaga kesehatan mental dan relasi tim. Pada akhirnya, HRD akan berusaha memantau yang lainnya supaya kasus serupa tidak terjadi lagi di kemudian hari.
Perselingkuhan di kantor adalah situasi yang rumit, tapi tidak bisa diabaikan. Sebagai garda depan manajemen SDM, HRD mempunyai peran penting untuk menjaga etika dan harmoni di tempat kerja. Dengan langkah yang tepat, mereka bisa menangani masalah ini tanpa memperkeruh suasana. Jadi, penting bagi setiap karyawan untuk paham bahwa kantor bukan tempat untuk bermain-main dengan perasaan.