6 Pertimbangan Memilih Rumah 1 Lantai atau Tingkat

- Bandigkan luas tanah dan kebutuhanmu akan ruang
- Pastinya biaya beda jauh
- Kekuatan fondasi serta struktur bangunan
Ketika kamu hendak membangun, membeli, atau merenovasi rumah; soal rumah satu lantai atau tingkat mungkin bikin bingung. Banyak orang ingin memiliki rumah dua lantai. Ini dimaklumi karena rumah menjadi lebih luas.
Rumah tingkat juga terlihat lebih menarik. Dirimu barangkali sudah membayangkan lantai bawah dan atas akan difungsikan untuk apa saja. Balkonnya bisa menjadi tempatmu melepas penat sembari melihat pemandangan.
Sementara rumah berlantai satu kurang menyajikan pemandangan yang menarik. Namun, sebaiknya dirimu melakukan pertimbangan memilih rumah 1 lantai atau tingkat sebelum membeli, membangun, atau merenovasi. Kadang solusinya bukan menambah bangunan, melainkan pindah sekalian.
1. Bandingkan luas tanah dan kebutuhanmu akan ruang

Harga tanah saat ini terbilang sangat tinggi dibandingkan pendapatan kebanyakan orang. Beli tanah dengan luas tak seberapa saja mungkin sudah menghabiskan tabunganmu. Akan tetapi, kebutuhanmu akan ruang juga lumayan.
Anggota keluargamu tak cukup menempati dua kamar tidur. Jika lahan sempit sedangkan jumlah keluarga banyak, rumah berlantai 2 atau lebih dapat menjadi solusi. Namun, apabila keluargamu sedikit, rumah satu lantai saja sudah memadai.
Kecuali, ada dana melimpah. Kamu membeli, mendirikan, atau menambah bangunan dari satu menjadi dua lantai pun tak masalah. Akan tetapi, rumah tingkat cuma buat gaya-gayaan padahal uang pas-pasan tidak disarankan. Biayanya tinggi.
2. Pastinya biaya beda jauh

Seperti disinggung dalam penjelasan poin pertama. Biaya pembelian, pembangunan, atau renovasi rumah menjadi dua lantai tidak sedikit. Bisa hampir bahkan lebih dari dua kali lipat rumah lantai satu. Bagaimana kesiapan finansialmu?
Sebagai gambaran, rumah lantai satu tipe 36 misalnya 300 juta rupiah. Sementara itu, rumah tipe 72 dengan dua lantai seharga 700 juta rupiah. Bayangkan selisihnya. Pilihan pertama masih di bawah 500 juta rupiah. Pilihan kedua mendekati 1 miliar rupiah.
Itu nilai yang sangat besar. Seandainya kamu mengambil KPR untuk membeli rumah lantai dua, cicilannya berlipat dari rumah berlantai satu. Selisih 400 juta rupiah belum termasuk bunga dapat digunakan untuk hal-hal lain. Seperti berinvestasi dan menjamin pendidikan anak.
3. Kekuatan fondasi serta struktur bangunan

Khususnya untukmu yang sudah menempati rumah berlantai satu. Seiring penambahan jumlah anggota keluarga, kamu mungkin ingin merenovasi rumah menjadi tingkat. Juga mumpung uangnya telah ada.
Akan tetapi, jangan buru-buru melakukannya. Ingat-ingat dulu fondasi rumah itu sesuai atau tidak untuk ditingkat. Apabila fondasi hanya cocok buat rumah satu lantai, nanti justru gak kuat ketika rumah ditingkat.
Bikin rumah tingkat bukan sekadar menambah bangunan ke atas setinggi-tingginya. Baik fondasi maupun dinding saat ini harus sangat kuat. Jika fondasi dan dinding untuk rumah satu lantai dipaksa menjadi rumah tingkat, nanti tembok mudah retak bahkan lantai ambles. Bebannya terlalu berat.
4. Dampak pada rumah di kanan dan kiri

Memang selama pembangunan gak menyerobot lahan orang berarti masih hakmu. Namun, untuk rumah yang berimpitan dengan rumah-rumah lain mesti dipikirkan lebih cermat. Gak ada ruang kosong antara rumahmu dengan rumah tetangga.
Bahkan dinding kalian cuma satu atau dua, tetapi benar-benar menempel. Renovasi rumahmu dari satu menjadi dua lantai dapat berpengaruh besar pada kekuatan rumah tetangga. Dindingnya bisa retak.
Selama proses renovasi, atap rumahnya juga kejatuhan banyak material. Bersikaplah bijaksana dengan tetap mempertimbangkan keamanan hunian di kanan dan kirimu. Bila rumah yang lebih luas benar-benar menjadi kebutuhan, alternatifnya pindah sekalian.
Belilah rumah dua lantai atau membangunnya dari nol selama masih ada jarak aman dari rumah di kanan dan kiri. Kalaupun rumah yang persis bersebelahan dengan rumahmu kuat, bicarakan dulu dengan pemiliknya. Jangan sampai di tengah renovasi, kamu dihujani protes.
5. Perawatan setelah jadi

Katakanlah dana tersedia. Rumah-rumah di sekitarmu juga dipastikan gak bakal rusak akibat renovasi itu. Atau, kamu mampu membeli rumah dua lantai. Masih ada satu hal lagi yang mesti dipikirkan. Yaitu, terkait perawatan rumah. Baik rumah berlantai 1 atau 2 sama-sama butuh perawatan.
Bedanya, makin luas rumahmu makin banyak juga biaya perawatannya. Energi yang dicurahkan pun berlipat. Untuk kebersihan sehari-hari misalnya, ruangan yang disapu dan dipel lebih banyak. Suatu saat nanti rumah perlu dicat ulang, biayanya jelas berkali-kali lipat dari rumah lantai satu yang lebih mungil.
Hindari dirimu terlalu bersemangat di awal. Dana yang sekarang tersedia memang dapat digunakan untuk mewujudkan impian rumah dua lantai. Akan tetapi, perawatan ke depannya jangan sampai membebani. Nanti rumah justru seperti tidak terurus.
6. Risiko bencana

Pahami risiko bencana di suatu wilayah sebelum kamu membeli, membangun, atau merenovasi rumah dari satu lantai menjadi tingkat. Dirimu tentu gak mau rumah tingkat yang dibangun susah payah malah mudah rusak saat terjadi bencana. Bahkan rumah tingkat dapat membahayakan nyawa.
Bila kamu tinggal di daerah rawan gempa dan tanah longsor, rumah satu lantai lebih dianjurkan. Saat terjadi gempa bumi, getaran di rumah lantai satu tak sekuat di lantai dua. Dirimu dan anggota keluarga juga lebih mudah menyelamatkan diri.
Demikian pula bila wilayahmu berpotensi longsor. Rumah dua lantai menambah beban pada tanah yang gak stabil. Sebaliknya, rumah berlantai dua malah disarankan jika kamu tinggal di daerah rawan banjir. Lantai atas bisa menjadi tempat mengungsi ketika lantai bawah telah terendam air.
Kalaupun kamu punya kelonggaran anggaran untuk mewujudkan rumah tingkat, boleh jadi dari aspek lain belum pas. Kondisi wilayah, rumah di sekitar, serta perawatan ke depannya mesti dipikirkan baik-baik. Jangan bersikap tergesa-gesa tanpa pertimbangan memilih rumah 1 lantai atau tingkat, pikirkan juga akibat-akibatnya, ya!