7 Tipe Penulis IDN Times Community Berdasarkan Kebiasaannya

- Punya jadwal menulis rutin vs hanya menulis saat mood saja
- Fokus menulis di satu kanal vs lebih suka menulis di banyak kanal
- Menulis dulu baru cari gambar vs cari gambar dulu baru menulis
Berkat hadirnya platform menulis online, seperti IDN Times Community yang kini dapat menjadi tempat orang-orang biasa untuk mulai mengirimkan tulisan mereka. Dunia menulis pun gak lagi terbatas buat segelintir kalangan saja. Tanpa perlu gelar jurnalis atau latar belakang sastra, semua orang bisa mulai menulis dan menghasilkan karya. Maka tak heran, di era ini banyak yang mulai menekuni atau mencari pendapatan dari dunia tulis-menulis.
Meskipun konteksnya sama-sama bekerja menulis sebuah artikel atau karya, kenyataannya tiap orang punya cara dan kebiasaan mereka masing-masing dalam menulis, lho. Mulai dari tempat favorit saat menulis, waktu yang dipilih, sampai soal teknis seperti gambar atau topik tulisan. Kalau kamu penasaran, ini dia tipe-tipe penulis di IDN Times Community dilihat dari kebiasaan unik mereka masing-masing. Kamu tim yang mana, nih?
1. Punya jadwal menulis rutin vs hanya menulis saat mood saja

Mari mulai dari hal paling mendasar yang sering jadi pembeda di antara para penulis IDN Times, yakni soal jadwal menulis. Di samping ada beberapa orang yang terbiasa punya jadwal menulis rutin, seperti menetapkan waktu untuk menulis setiap ada waktu luang sepulang dari bekerja atau fokus menulis banyak artikel saat sedang hari libur.
Ternyata, ada pula sebagian orang lainnya yang tidak begitu suka terikat dengan jadwal. Mereka lebih memilih menulis saat mood alias suasana hati sedang bagus saja atau inspirasi menulis kebetulan tengah datang dan mereka benar-benar minat untuk mengeksekusinya jadi karya.
2. Fokus menulis di satu kanal vs lebih suka menulis di banyak kanal

Kalau sudah merasa nyaman di satu tempat, sebagian orang memang cenderung enggan pindah ke mana-mana, termasuk juga soal kanal menulis. Ada tipe penulis IDN Times yang lebih suka fokus di satu kanal saja, apalagi kalau mereka sudah terhitung expert di sana, artikelnya sering tayang, dan namanya cukup dikenal oleh editor. Rasanya lebih aman dan efisien untuk terus berkarya di satu tempat yang sama.
Sebaliknya, ada juga tipe yang justru cepat bosan kalau hanya berkutat di satu kanal yang itu-itu saja. Mereka lebih tertarik menjelajah berbagai topik dan gaya penulisan di banyak kanal sekaligus. Terlebih, kalau mereka memang merasa punya kemampuan menulis yang fleksibel dan bisa menyesuaikan diri dengan karakter tiap kanal. Bagi mereka, eksplorasi adalah bagian penting dari proses menulis.
3. Menulis dulu baru cari gambar vs cari gambar dulu baru menulis

Bahkan, terkait hal spesifik ini, setiap penulis IDN Times punya preferensi mereka sendiri. Ada yang merasa lebih nyaman menyelesaikan tulisan sampai tuntas terlebih dahulu, baru setelah itu mulai mencari gambar yang sekiranya cocok untuk mendampingi isi artikel mereka.
Tapi, ada juga tipe yang lebih suka mencari gambar dari awal. Soalnya, mereka pernah mengalami situasi di mana artikel sudah selesai ditulis, tapi justru malah kesulitan mencari gambar yang pas. Akhirnya, jadi harus revisi isi tulisan atau bahkan gak bisa submit tulisannya gara-gara tidak menemukan gambar pendukung yang cocok. Nah, daripada repot belakangan, mereka lebih pilih aman dengan mencari gambar pelengkap artikel dulu.
4. Menulis di luar ruangan vs menulis dari dalam kamar

Kalau ditanya soal tempat paling nyaman untuk menulis, jawabannya bisa sangat beragam dari satu penulis ke penulis lainnya. Ada yang lebih suka menulis di luar ruangan, entah itu di taman, perpustakaan umum, kafe, atau bahkan di teras rumah. Dengan alasan, suara-suara samar dari lingkungan sekitar, udara segar, dan keberadaan orang lain yang sekilas lalu-lalang, bisa memberi semacam suntikan semangat yang gak bisa didapat dari ruangan tertutup.
Namun, ada juga yang merasa kalau tempat terbaik untuk menulis adalah kamar milik sendiri. Suasana yang tenang, jauh dari kebisingan, dan bebas dari gangguan jadi alasan utama kenapa sebagian orang lebih betah menulis di dalam ruangan. Bahkan, ada sebagian individu yang merasa kalau menulis di tempat umum, justru bikin canggung, mengingat bisa saja tiba-tiba ada yang kepo untuk mengintip apa yang sedang kita kerjakan di layar.
5. Menulis sebagai sumber pendapatan utama vs cuma sampingan saja

Biasanya, yang menjadikan menulis sebagai pendapatan utama datang dari latar belakang seperti ibu rumah tangga, mahasiswa reguler, atau siapa pun yang belum punya pekerjaan tetap. Menulis jadi pilihan realistis dan fleksibel yang bisa dijalani dari rumah, tanpa harus meninggalkan aktivitas utama mereka sehari-hari. Gak heran kalau mereka bisa benar-benar serius, bahkan sampai punya target jumlah artikel setiap bulannya.
Namun, di sisi lain, ada juga yang sebenarnya sudah punya pekerjaan dan gaji tetap, tapi tetap menyempatkan waktu untuk menulis di IDN Times. Alasannya bisa bermacam-macam, ada yang sekadar ingin produktif di waktu luang, ada juga yang ingin menambah pemasukan buat hal-hal kecil seperti tabungan jalan-jalan atau beli barang incaran. Buat mereka, menulis memang bukan sumber nafkah utama, tapi jadi kegiatan menyenangkan yang bisa menghasilkan.
6. Menulis di laptop vs menulis lewat smartphone

Satu lagi kebiasaan yang bikin para penulis IDN Times terbagi jadi dua kubu, yakni soal perangkat menulis yang digunakan. Buat sebagian orang, menulis di laptop jelas jadi pilihan utama. Selain karena layar dan keyboard-nya lebih luas, vibes bekerjanya juga jauh lebih terasa. Lebih-lebih lagi, ketika membayangkan sosok penulis produktif atau pekerja lepas, yang terlintas di kepala kebanyakan adalah orang yang sibuk mengetik di depan laptop.
Tapi di sisi lain, ada juga yang justru lebih nyaman nulis pakai HP. Alasannya, tidak lain adalah karena sisi praktisnya. Gak perlu repot bawa tas laptop yang berat dan menentengnya ke mana-mana. Bahkan, sambil rebahan pun tetap bisa mengetik artikel sampai selesai. Buat mereka, yang penting ide tertuang dan tulisan siap dikirim. Soal perangkat bukan masalah besar yang perlu terlalu diribetkan.
7. Menulis artikel potret vs lebih suka pakai pembahasan lengkap

Perbedaan terakhir yang sering ditemui di kalangan penulis IDN, yakni soal gaya penyajian isi artikel. Beberapa penulis lebih nyaman menulis artikel potret, yaitu jenis artikel yang penjelasannya ditaruh pada bagian subjudul tanpa diiringi pembahasan tambahan lagi. Umumnya, format ini dipakai untuk artikel trivia artis, fakta-fakta lucu soal serial kartun, atau info ringan yang gak butuh uraian panjang.
Tapi, ada juga yang justru merasa lebih puas saat menulis artikel dengan menambahkan deskripsi atau informasi yang lebih lengkap. Subjudulnya memang singkat, tapi pembahasan di bawahnya dibuat lebih panjang. Tujuannya biar informasi yang disampaikan gak setengah-setengah, terasa lebih menyeluruh, dan pembaca juga bisa dapat sudut pandang yang lebih luas.
Pada akhirnya, setiap orang berhak menentukan dan memilih sendiri preferensi mereka dalam menulis. Masing-masing penulis IDN Times Community tentu lebih tahu apa yang mereka inginkan dan terasa nyaman buat diri sendiri. Maka, mari jadikan artikel ini sebagai hiburan ringan dan trivia santai soal dunia kepenulisan, bukan sebagai bahan untuk membandingkan, apalagi merendahkan pilihan menulis satu sama lain.