USNI Luncurkan Logo dan Transformasi Baru, Cetak Lulusan Otentik!

- USNI luncurkan logo baru dan transformasi pendidikan
- Tanggapi kesenjangan kompetensi, USNI perkuat literasi digital dan soft skills
- Pendekatan USNI untuk gen Z, bukan sekadar kuliah 4 tahun
Jakarta, IDN Times - Universitas Satya Negara Indonesia (USNI) resmi memperkenalkan wajah baru melalui peluncuran logo dan transformasi pendidikan yang menyeluruh. Mengusung semangat #JadiVersiTerbaikDiri, perubahan ini bukan hanya tampak dari sisi visual, tetapi juga mencerminkan arah strategis USNI dalam menjawab tantangan era Industri 5.0. Dalam lanskap dunia kerja yang semakin kompleks, USNI hadir dengan pendekatan baru yang fokus pada pembentukan karakter, literasi digital, serta kesiapan lulusan menghadapi dunia profesional secara otentik dan relevan.
Pada Senin (4/8/2025) di Universitas Satya Negar Indonesia, Pondok Indah, Jakarta, USNI resmi merilis transformasi dan logo barunya. Transformasi ini dilandasi oleh riset mendalam yang memetakan kesenjangan keterampilan antara lulusan dan kebutuhan industri. Dari hasil tersebut, USNI memperkuat kurikulumnya dengan sistem pembelajaran berbasis pengembangan diri berkelanjutan selama empat tahun, penguatan karakter, hingga kehadiran dosen lulusan luar negeri. Peluncuran logo baru menjadi simbol bahwa pendidikan di USNI kini tidak lagi hanya soal akademik, tapi juga perjalanan menemukan versi terbaik dari diri setiap mahasiswa.
1. Tanggapi kesenjangan kompetensi, USNI perkuat literasi digital dan soft skills

Sebagai respons terhadap dinamika industri yang terus berkembang, Universitas Satya Negara Indonesia (USNI) menginisiasi transformasi pendidikan yang komprehensif. Melalui semangat #JadiVersiTerbaikDiri, langkah ini tidak hanya menghadirkan kurikulum baru. Namun juga memperkuat metode pengajaran, membentuk karakter mahasiswa, serta membekali mereka dengan keterampilan digital yang relevan di era Industri 5.0, sebuah era yang memadukan kecanggihan teknologi seperti AI dan IoT dengan nilai-nilai kemanusiaan.
Untuk memastikan arah transformasi tetap selaras dengan kebutuhan nyata di lapangan, USNI menggandeng Kadence International pada 2022 guna melakukan riset mendalam. Hasilnya mengungkap adanya gap antara kompetensi lulusan dan ekspektasi industri, khususnya pada aspek berpikir kritis, kepemimpinan, komunikasi, literasi digital, dan bahasa Inggris. Temuan ini diperkuat dengan kajian literatur global dari McKinsey dan World Economic Forum, yang turut menjadi dasar pijakan USNI dalam merumuskan langkah-langkah strategis pendidikan.
"Kami percaya bahwa pendidikan hari ini harus membekali mahasiswa tidak hanya dengan ilmu, tetapi juga dengan kemampuan untuk beradaptasi, berpikir kritis, dan terus belajar secara mandiri. Transformasi ini dirancang agar lulusan USNI siap bersaing secara global, namun tetap mengenali dan mengembangkan keunikan dirinya," ucap Rektor Universitas Satya Negara Indonesia (USNI), Dr. Sihar P.H. Sitorus, B.S.B.A., MBA.
2. Pendekatan USNI untuk gen Z, bukan sekadar kuliah 4 tahun

Transformasi yang dilakukan USNI tidak terlepas dari pemahaman mendalam terhadap mahasiswa Gen Z. Generasi yang penuh semangat dan impian besar, namun juga rentan terhadap tekanan sosial, FOMO (fear of missing out). Serta kebingungan dalam mengenali potensi diri dan dunia kerja. Berangkat dari karakteristik dan tantangan tersebut, USNI menghadirkan pendekatan pendidikan yang tidak hanya fokus pada akademik, tetapi juga mendampingi mahasiswa dalam proses menemukan jati diri. Melalui kurikulum berbasis kewirausahaan yang kreatif dan kolaboratif, serta pendampingan menyeluruh selama empat tahun, USNI menjadikan masa kuliah sebagai perjalanan bertumbuh menjadi versi terbaik diri.
"Program kuliah di USNI dirancang untuk mendampingi mahasiswa bertumbuh dari awal masa kuliah hingga siap memasuki dunia kerja. Kami tidak ingin mahasiswa hanya selesai studi, tapi juga selesai mengenali dan membentuk dirinya. Karena itu, pendampingan ini kami susun secara bertahap dan berkelanjutan selama empat tahun," jelas Dr. Sihar.
Adapun program tersebut meliputi tahun pertama: Self-Discovery & Time Management; tahun kedua: Mental Health Management & Confidence Building; tahun ketiga: Growth Mindset & Global Mindset; dan tahun keempat: Career Options & Professional Networking.
3. Logo baru sebagai penanda arah dan semangat perubahan

Sejalan dengan perubahan transformasi, USNI pun merilis logo baru. Logo baru USNI bukan hanya sekadar penyegaran tampilan, tetapi juga mencerminkan semangat transformasi dan nilai dasar kampus. Kompas sebagai elemen utama melambangkan peran USNI dalam membimbing mahasiswa mengenali potensi diri, menghadapi dinamika zaman, dan menjalani perjalanan akademik dengan arah yang terarah. Semangat perubahan ini juga tampak nyata melalui ekosistem pendidikan yang dibangun USNI.
"Logo baru ini tidak hanya identitas visual, tetapi juga penanda arah dan semangat baru USNI dalam menyiapkan mahasiswa yang mampu membaca zaman, menyelaraskan diri, dan menjadi agen perubahan di tengah kompleksitas global," ujar Dr. Yosi Stefani, SE., MM., Wakil Rektor II Universitas Satya Negara Indonesia.
4. Dosen lulusan luar negeri hadirkan pengalaman global di USNI

USNI memperkuat kualitas pengajarannya dengan menghadirkan dosen-dosen lulusan luar negeri yang merupakan penerima beasiswa LPDP dari berbagai universitas ternama dunia, seperti Harvard University, Monash University, hingga University of Glasgow. Kehadiran mereka membawa perspektif global yang kaya ke dalam ruang kelas, melalui pendekatan praktis, studi lintas negara, dan pengalaman mentoring yang menginspirasi.
Menurut Wakil Rektor I dan III USNI, Dr. Dian Alanudin, dosen-dosen berpengalaman internasional ini menjadi penggerak penting dalam membangun suasana belajar yang inklusif dan progresif. USNI juga terus memperluas jejaring kolaborasinya, bekerja sama dengan berbagai institusi nasional seperti Telkom Indonesia, OJK, dan Metrodata, serta mitra internasional dari Jepang, Tiongkok, dan Malaysia. Mahasiswa pun mendapat akses langsung ke peluang magang, proyek kolaboratif, dan dunia kerja.