Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Peralatan Rumah Tangga yang Diam-diam Menguras Uang Listrik

ilustrasi dapur (pexels.com/Curtis Adams)

Tagihan listrik yang tiba-tiba melonjak sering bikin kaget. Padahal, rasanya kamu gak nambah alat elektronik baru, dan pemakaiannya juga terasa biasa-biasa aja. Tanpa disadari, ada beberapa peralatan rumah tangga yang sebenarnya menyedot daya cukup besar atau malah diam-diam terus menyala meskipun gak dipakai. Inilah yang sering jadi penyebab membengkaknya tagihan listrik tiap bulan.

Alat-alat ini mungkin terlihat sepele dan sudah jadi bagian dari rutinitas harian, jadi kamu gak merasa ada yang salah. Namun, justru karena terlalu terbiasa, kita jadi gak sadar seberapa besar energi yang mereka habiskan. Nah, supaya kamu bisa lebih bijak menggunakan energi dan tetap hemat, yuk, kenali tujuh peralatan rumah tangga yang diam-diam bisa bikin boros listrik!

1. Dispenser air panas yang terus menyala

ilustrasi dispenser air (pexels.com/RDNE Stock project)

Dispenser air panas memang bikin hidup lebih praktis. Kamu bisa langsung seduh kopi atau mie instan tanpa harus rebus air dulu. Namun, kenyamanan ini punya harga tersendiri. Dispenser yang terus menyala akan terus-menerus memanaskan air agar tetap panas, dan ini memakan daya yang cukup tinggi.

Bahkan saat kamu gak menggunakan air panasnya, elemen pemanas tetap bekerja menjaga suhu. Dalam sehari, energi yang dipakai bisa setara dengan beberapa kali pemakaian rice cooker. Kalau kamu ingin lebih hemat, coba biasakan mematikan fitur pemanas saat gak diperlukan, atau pakai termos untuk menyimpan air panas setelah direbus. Dengan begitu, kamu tetap praktis tanpa harus boros energi.

2. Setrika listrik yang terlalu sering dipakai

ilustrasi menggunakan setrika (pexels.com/cottonbro studio)
ilustrasi menggunakan setrika (pexels.com/cottonbro studio)

Setrika adalah alat yang umum di rumah, tapi juga salah satu penyedot listrik paling besar. Apalagi jika kamu menyetrika dalam waktu lama atau terlalu sering, tagihan listrik bisa naik cukup drastis. Banyak orang terbiasa menyetrika seluruh baju setelah dicuci, padahal gak semuanya benar-benar perlu disetrika.

Coba periksa kembali, apakah kaus rumah, baju tidur, atau handuk perlu disetrika setiap saat? Kamu bisa menghemat listrik dengan cara menyetrika sekaligus dalam jumlah banyak agar elemen pemanas gak terlalu sering naik-turun. Selain itu, gunakan suhu yang sesuai dengan jenis kain agar setrika gak bekerja terlalu keras. Hal kecil seperti ini bisa mengurangi beban listrik tanpa mengorbankan kerapian pakaian.

3. Kulkas lama yang gak efisien

ilustrasi dapur dan kulkas (pexels.com/Curtis Adams)

Kulkas memang harus terus menyala, tapi gak semua kulkas punya efisiensi energi yang sama. Kulkas model lama cenderung menggunakan teknologi pendinginan yang boros dan kompresor yang harus bekerja lebih keras. Bahkan, jika karet pintunya sudah longgar atau pintu gak rapat sempurna, energi yang dibutuhkan akan jauh lebih besar karena udara dingin cepat keluar.

Kalau kulkasmu sudah cukup tua, mungkin sudah waktunya mengevaluasi apakah penggunaan energinya masih masuk akal. Meskipun mengganti kulkas butuh biaya, kulkas hemat energi bisa jadi investasi jangka panjang yang mengurangi tagihan listrik secara signifikan. Selain itu, biasakan untuk gak terlalu sering membuka-tutup pintu kulkas dan jangan memasukkan makanan panas langsung ke dalamnya. Semua ini akan membantu kinerja kulkas tetap optimal.

4. Charger yang tetap tercolok meski gak digunakan

ilustrasi kabel listrik dan charger (pexels.com/Markus Winkler)
ilustrasi kabel listrik dan charger (pexels.com/Markus Winkler)

Charger HP, laptop, dan perangkat lainnya sering dibiarkan menancap di stop kontak meski gak sedang digunakan. Sekilas kelihatannya sepele, tapi charger yang terus menempel akan tetap menarik arus listrik dalam jumlah kecil secara terus-menerus. Ini yang disebut sebagai 'vampire power' atau daya siluman, kecil tapi terus menyedot.

Jika ada lima charger yang dibiarkan menyala sepanjang hari, dalam sebulan kamu bisa kehilangan cukup banyak energi tanpa sadar. Solusinya? Cabut charger setelah selesai digunakan, atau gunakan power strip dengan tombol on/off supaya kamu bisa memutus aliran listrik sekaligus. Kebiasaan sederhana ini bisa bantu menekan pemborosan listrik yang sering tak terlihat.

5. TV dan perangkat elektronik yang masuk mode standby

ilustrasi TV (pexels.com/Lisa from Pexels)

TV, speaker, konsol game, atau perangkat audio lainnya sering gak benar-benar mati meskipun sudah kamu matikan dengan remote. Mereka masuk ke mode standby yang tetap memakan listrik dalam jumlah kecil. Kalau kamu jarang menyalakan perangkat tersebut, mode standby ini sebenarnya gak terlalu bermanfaat, malah jadi beban tagihan.

Bayangkan jika ada tiga sampai lima perangkat di rumah yang setiap malam tetap standby, dalam sebulan, angkanya bisa lumayan besar. Maka dari itu, lebih baik matikan langsung dari tombol utama atau cabut stekernya jika gak akan digunakan dalam waktu lama. Selain lebih hemat, ini juga bisa memperpanjang umur elektronik karena gak terus-terusan menerima tegangan.

6. Pompa air otomatis yang terlalu sering menyala

ilustrasi keran air (pexels.com/MART PRODUCTION)

Pompa air otomatis memang praktis karena bisa mengisi tandon tanpa perlu diawasi. Namun, pompa yang terlalu sering menyala atau bekerja terus-menerus bisa menyebabkan konsumsi daya membengkak. Hal ini biasanya disebabkan oleh pelampung yang gak akurat atau adanya kebocoran air di saluran pipa yang membuat pompa terus aktif.

Kalau kamu mendengar suara pompa hidup-mati dalam waktu singkat, segera cek sistemnya. Bisa jadi ada masalah teknis yang bikin pompa bekerja lebih keras dari seharusnya. Memperbaiki sistem pompa atau mengganti pelampung bisa jadi solusi jangka panjang yang lebih hemat dibanding terus membayar listrik ekstra tiap bulan. Lebih baik deteksi sejak awal sebelum makin boros dan merusak pompa itu sendiri.

7. Rice cooker yang dibiarkan dalam mode ‘keep warm’ terlalu lama

potret rice cooker (commons.wikimedia.org/Tokumeigakarinoaoshima)
potret rice cooker (commons.wikimedia.org/Tokumeigakarinoaoshima)

Rice cooker memang andalan rumah tangga, terutama untuk kamu yang suka makan nasi hangat setiap saat. Namun, fitur 'keep warm' alias penghangat ini diam-diam menyedot listrik dalam waktu lama, apalagi kalau dibiarkan menyala berjam-jam setelah nasi matang. Semakin lama kamu membiarkannya hidup, semakin banyak daya yang terpakai.

Kalau kamu sering masak pagi dan membiarkan rice cooker menyala sampai malam, bisa dipastikan itu menyumbang cukup besar ke tagihan listrik. Solusinya adalah memasak nasi secukupnya, lalu matikan rice cooker dan simpan nasi di termos makanan jika perlu disimpan hangat lebih lama. Kamu juga bisa menghangatkan nasi hanya saat ingin makan. Jadi tetap hemat tanpa harus mengorbankan kenyamanan.

Menghemat listrik gak selalu harus dengan mengganti semua peralatan dengan yang baru. Kadang, cukup dengan memahami kebiasaan sehari-hari dan memperbaiki pola penggunaan alat rumah tangga, kamu sudah bisa menekan pengeluaran secara signifikan. Peralatan rumah tangga yang terlihat kecil dan biasa saja ternyata bisa memberi dampak besar kalau gak dikelola dengan bijak.

Mulai sekarang, coba lebih peka terhadap perangkat yang menyala diam-diam atau terus terhubung ke listrik. Dengan perubahan sederhana dan konsisten, kamu gak hanya menyelamatkan tagihan listrik, tapi juga turut berkontribusi dalam penggunaan energi yang lebih ramah lingkungan. Ingat, hidup hemat dimulai dari rumah sendiri, dan dari kesadaran kecil yang dibiasakan setiap hari.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ken Ameera
EditorKen Ameera
Follow Us