Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Alasan Kita Perlu Mengizinkan Diri Merasa Gagal, Validasi Emosi!

ilustrasi merasa gagal (pexels.com/Inzmam Khan)
ilustrasi merasa gagal (pexels.com/Inzmam Khan)
Intinya sih...
  • Agar mampu menerima realita dengan jujur
  • Membentuk karakter yang mampu menghargai proses
  • Sebagai bentuk validasi terhadap emosi yang sedang dirasakan
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kegagalan adalah fase yang pasti pernah dihadapi oleh setiap orang. Baik kegagalan dalam hal akademis, karier dan pekerjaan, maupun kegagalan yang berkaitan dengan pencapaian pribadi. Seringkali seseorang berusaha menyangkal bahwa dirinya sedang mengalami kegagalan. Tapi apakah menyikapi kegagalan dengan cara demikian ini akan memperbaiki keadaan? Atau justru kita terjebak pada situasi yang lebih buruk?

Saat sedang menghadapi kegagalan, kita tidak perlu lari dan menghindar. Apalagi tidak mengizinkan diri merasakan kesedihan dan kekecewaan. Justru saat sedang menghadapi kegagalan, kita perlu mengizinkan diri merasakan gejolak emosi tersebut. Terdapat beberapa alasan mengapa kita perlu mengizinkan diri merasa gagal. Mari pahami dan renungkan.

1. Agar mampu menerima realita dengan jujur

ilustrasi merasa gagal (pexels.com/MART PRODUCTION)
ilustrasi merasa gagal (pexels.com/MART PRODUCTION)

Kegagalan memang menjadi bagian tidak direncanakan dari perjalanan hidup. Seringkali kegagalan justru berawal dari situasi tidak terduga. Ketika sedang menghadapi kegagalan, sebagian besar orang cenderung menyangkal dan tidak menerima fakta. Tapi apakah ini langkah yang tepat untuk mengatasi situasi tersebut? Atau kita perlu mengambil langkah lain yang lebih bijaksana?

Ketika sedang menghadapi kegagalan, kita perlu mengizinkan diri untuk merasakan gejolak emosi yang sedang terjadi. Akui saja sebagai manusia yang memiliki sisi kelemahan dan kekurangan. Melalui cara ini, kita mampu menerima realita dengan jujur. Perasaan gagal adalah bagian dari hidup. Dengan mengizinkan diri merasakannya, kita mampu belajar dari situasi.

2. Membentuk karakter yang mampu menghargai proses

ilustrasi perempuan tangguh (pexels.com/Julia M Cameron)
ilustrasi perempuan tangguh (pexels.com/Julia M Cameron)

Sudahkah mengizinkan diri untuk merasakan kegagalan yang sedang terjadi? Tentu menjadi pertanyaan yang patut direnungkan kembali. Tanpa disadari kita kerap menuntut diri menjadi individu yang tidak mampu berdamai dengan kegagalan. Padahal, mengizinkan diri merasa gagal itu penting. Mengapa demikian? Tentu ada alasan logis yang menyertai.

Mengizinkan diri merasa gagal akan membentuk karakter yang mampu menghargai proses. Kita belajar bahwa perjalanan dan usaha merupakan bagian penting yang tidak dapat dipisahkan dari upaya meraih tujuan. Mampu menghargai proses dengan baik, upaya dalam meraih keberhasilan lebih terstruktur.

3. Sebagai bentuk validasi terhadap emosi yang sedang dirasakan

ilustrasi memeluk diri sendiri (pixabay.com/RondelMelling)
ilustrasi memeluk diri sendiri (pixabay.com/RondelMelling)

Kondisi emosi memang tidak selalu stabil. Apalagi kita menghadapi kehidupan dengan lika-liku di dalamnya. Salah satu yang paling menarik perhatian adalah saat menghadapi kegagalan. Karena sebagian besar orang cenderung menghindari situasi buruk yang sedang terjadi. Mereka tidak mau menerima fakta pada momen tersebut dirinya sedang menghadapi kegagalan.

Di sinilah kita perlu berpikir lebih matang. Mengapa kita perlu mengizinkan diri saat sedang merasakan kegagalan? Salah satunya sebagai bentuk validasi terhadap emosi yang sedang dirasakan. Menahan perasaan gagal justru menimbulkan stres dan rasa tertekan. Mengakuinya membantu kita melepaskan emosi negatif secara sehat. Kita dapat menjalani hidup tanpa tekanan berlebih.

4. Memberi ruang untuk tumbuh dan berkembang

ilustrasi perempuan tersenyum (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi perempuan tersenyum (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Mengizinkan diri merasa gagal memang menjadi tantangan bagi setiap individu. Tapi apakah kita mampu menghadapi tantangan tersebut. Atau justru memungkiri kegagalan yang sedang terjadi. Tapi sejauh apapun lari, kegagalan tetap menjadi bagian dari fakta yang tidak dapat disangkal. Di sinilah kita perlu memahami alasan mengapa harus mengizinkan diri merasakan kegagalan?

Langkah ini dilakukan dalam rangka memberi ruang untuk tumbuh dan berkembang. Kegagalan mungkin menjadi momentum pahit yang tidak diharapkan. Tapi situasi ini seringkali justru membuka arah dan harapan yang baru. Mengizinkan diri merasakan kegagalan berarti membuka peluang untuk berkembang ke arah yang lebih baik.

Sejauh apapun kita berlari, kita tidak akan pernah menghindar dari kegagalan. Mungkin memang menjadi situasi yang tidak mudah dihadapi. Namun, mengizinkan diri merasa gagal mengajarkan kita menjadi individu yang mampu menghargai proses. Tidak hanya itu, kita juga akan terlatih dalam memvalidasi emosi sekaligus membeli ruang untuk tumbuh dan berkembang. Kegagalan tidak selalu menjadi akhir yang menghadirkan keterpurukan. Justru ini merupakan langkah awal yang membentuk kita menjadi individu tangguh dalam menghadapi tantangan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ernia Karina
EditorErnia Karina
Follow Us