5 FOMO Positif yang Wajib Dimiliki Penulis, Biar Makin Produktif!

Kalau biasanya istilah FOMO (Fear Missing Out), dicap buruk karena bikin was-was, sebenarnya ada sudut pandang lain yang justru membantu penulis untuk tampil lebih produktif. Dengan mengubah rasa takut kehilangan itu, menjadi motivasi yang disalurkan dengan cara yang tepat dan sehat.
Bagi penulis, FOMO yang dikemas positif justru jadi pemacu untuk terus bergerak maju. Bukan perihal panik ketinggalan tren, tapi bagaimana dorongan untuk terus berkarya ada terus. Nah, berikut beberapa FOMO positif yang bermanfaat untuk penulis.
1. Takut ketinggalan ide-ide segar

Setiap penulis berharap kalau karyanya relevan dan mampu menyentuh hingga ke benak para pembaca. Rasa ketinggalan akan ide terkini menjadikan seorang penulis harus berusaha untuk lebih peka terhadap lingkungan sekitar. Dari obrolan ringan hingga tren yang tengah berkembang, itu semua bisa diracik sebagai bahan tulisan yang mengesankan.
Bukan harus ikut-ikutan segala hal, tapi FOMO semacam itu melatih kepekaan jiwa. Kamu terbiasa menangkap berbagai macam inspirasi, sehingga stok idemu untuk menulis tidak habis-habis.
2. Tidak mau ketinggalan konsistensi

Menulis itu bukan sekali jadi langsung selebrasi. Ia adalah perjalanan panjang untuk terus merangkai tiap deret-deret aksara. Rasa khawatir kalau tidak konsisten, itu adalah alarm yang senantiasa memberimu kode, kalau jadi penulis itu memang harus tangguh, tidak boleh gampang jatuh.
Dengan FOMO ini, kamu terdorong untuk menjadikan menulis sebagai kebutuhan, bukan lagi paksaan. Percayalah, kunci utama jadi penulis hebat adalah konsistensi yang enggan untuk mati.
3. Takut ketinggalan akan perkembangan dunia literasi

Dunia kepenulisan itu dinamis. Terus bergerak mengarungi zaman, melintasi masa demi masa, melewati generasi demi generasi. Rasa FOMO bikin kamu tetap berada pada jalur yang seharusnya. Kamu punya kemauan untuk belajar, dan mencoba hal-hal baru.
Dengan begitu, kualitas tulisanmu bakal tetap terjaga. Penulis yang terbuka dengan perubahan, akan selalu mampu untuk mendapatkan tempat di hati pembaca, sekalipun tren berganti.
4. Ingin selalu update karya penulis lain

Iya, FOMO terhadap karya milik penulis lain bukanlah sesuatu yang buruk. Justru itu baik, jikalau landasannya adalah untuk menjadikanmu lebih giat berkarya. Ketika melihat penulis lain punya gairah luar biasa, jiwamu juga bakal meronta-ronta, untuk tidak kalah apalagi pasrah.
Bukan berarti kamu mesti menaruh rasa iri, tapi itu adalah salah satu sarana untuk menyadarkan dirimu, kalau kamu bukanlah satu-satunya penulis berbakat. Masih banyak penulis di luar sana yang karya dan kegigihannya benar-benar gila.
5. Tidak mau ketinggalan kesempatan

Kesempatan itu bisa datang kapan saja, tapi juga pergi tanpa aba-aba. Maka, jangan abaikan. Jika ada lomba menulis atau tawaran kerja sama, maka ambil. Rasa takut ketinggalan akan peluang bikin kamu lebih sigap dan tanggap. Kamu tidak lagi menunda, tapi segera melangkah.
FOMO yang demikian membuka koridor untuk mendapatkan banyak pencapaian. Ingat, penulis yang berani mengambil tindakan, dialah yang akan menang.
Pada akhirnya, FOMO itu tidak selamanya adalah sesuatu yang mengerikan nan menakutkan. Kalau kamu menjelma rasa takut ketinggalan jadi bahan bakar yang memelihara asa dan semangatmu, maka menulis akan jadi agenda yang produktif dan menyenangkan. Jadi, tidak usah panik, mari ubah FOMO negatif jadi positif!