Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Hal Finansial yang Harus Diketahui sebelum Memutuskan Menikah

ilustrasi mengatur keuangan bersama pasangan (pexels.com/Pavel Danilyuk)
ilustrasi mengatur keuangan bersama pasangan (pexels.com/Pavel Danilyuk)
Intinya sih...
  • Pentingnya saling terbuka mengenai pemasukan, pengeluaran, utang, dan aset
  • Perencanaan pengeluaran dan pembagian tanggung jawab
  • Kesepakatan tentang pembagian pengeluaran rutin dan kesetaraan dalam tanggung jawab keuangan
  • Pembagian tanggung jawab harus adil dan disesuaikan dengan kemampuan masing-masing

Menikah bukan cuma soal cinta dan komitmen, tapi juga soal kesiapan dalam menghadapi realita hidup bersama, salah satunya soal keuangan. Banyak pasangan yang awalnya romantis, tapi kemudian justru sering berselisih gara-gara perkara uang. Padahal, masalah finansial bisa jadi penyebab utama retaknya hubungan kalau gak diatur dengan bijak sejak awal. Karena itu, penting banget buat dua orang yang mau membangun rumah tangga duduk bersama dan membicarakan kondisi serta rencana keuangan mereka ke depan.

Menyiapkan pernikahan hanya dari segi pesta tanpa memikirkan kondisi finansial jangka panjang sama aja seperti membangun rumah tanpa fondasi. Gak perlu langsung punya harta segunung, tapi kesepahaman dan keterbukaan soal uang itu krusial. Siapa yang akan menangani pengeluaran rumah tangga, bagaimana pembagian tanggungan, dan apa rencana keuangan bersama harus dibicarakan sejak awal. Berikut ini lima hal finansial yang wajib diketahui sebelum benar-benar memutuskan untuk menikah.

1. Transparansi kondisi keuangan masing-masing

ilustrasi mengatur keuangan bersama pasangan (pexels.com/Ketut Subiyanto)
ilustrasi mengatur keuangan bersama pasangan (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Salah satu hal paling dasar dalam hubungan yang sehat adalah keterbukaan, termasuk dalam hal keuangan. Sebelum menikah, penting banget buat saling tahu berapa pemasukan, pengeluaran, utang, dan aset yang dimiliki. Gak cuma sekadar saling tahu, tapi juga harus saling jujur dan terbuka terhadap semua hal finansial. Menyembunyikan utang kartu kredit atau cicilan bisa menjadi bom waktu di kemudian hari.

Transparansi ini bukan soal curiga satu sama lain, tapi tentang membangun kepercayaan. Dengan tahu kondisi keuangan masing-masing, dua orang bisa saling memahami dan merencanakan masa depan secara realistis. Jangan sampai merasa tertipu karena baru tahu masalah keuangan pasangan setelah menikah. Lebih baik bersikap terbuka dari awal daripada menyesal di tengah jalan.

2. Perencanaan pengeluaran dan pembagian tanggung jawab

ilustrasi mengatur keuangan bersama pasangan (pexels.com/Pavel Danilyuk)
ilustrasi mengatur keuangan bersama pasangan (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Menikah berarti dua kepala menjadi satu, begitu pula dengan cara mengelola keuangan. Harus ada kesepakatan bersama tentang bagaimana membagi pengeluaran rutin seperti biaya rumah, listrik, makanan, sampai kebutuhan pribadi. Apakah sistemnya akan digabung semua atau tetap dipisah dengan kontribusi persentase berdasarkan pemasukan masing-masing? Itu harus dibicarakan secara terbuka.

Tanggung jawab keuangan bukan cuma soal siapa yang bayar apa, tapi juga soal kesetaraan. Kadang, satu pihak punya penghasilan lebih tinggi, tapi itu bukan alasan buat membebani sepihak. Pembagian tanggung jawab harus adil dan disesuaikan dengan kemampuan, bukan dengan ekspektasi. Hal ini penting supaya gak ada pihak yang merasa dimanfaatkan atau terlalu terbebani.

3. Menyusun rencana keuangan jangka panjang

ilustrasi mengatur keuangan bersama pasangan (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi mengatur keuangan bersama pasangan (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Pernikahan bukan cuma soal hari ini, tapi juga soal masa depan bersama. Apakah punya rencana membeli rumah, memiliki anak, atau membangun usaha bersama? Semua tujuan ini butuh perencanaan keuangan yang matang. Gak cukup cuma mengandalkan gaji bulanan tanpa strategi tabungan, investasi, dan dana darurat yang jelas.

Rencana jangka panjang juga mencakup hal-hal seperti dana pensiun, asuransi, sampai perencanaan pendidikan anak. Diskusi tentang hal-hal ini mungkin terasa terlalu jauh, tapi justru semakin cepat dibicarakan, semakin besar peluang buat mewujudkannya. Jangan sampai baru memikirkan hal penting setelah waktunya lewat dan kondisi keuangan sudah terlanjur rumit.

4. Cara menghadapi risiko dan darurat finansial

ilustrasi pasangan (freepik.com/pressfoto)

Dalam hidup rumah tangga, pasti akan ada masa sulit, termasuk soal keuangan. Bisa jadi ada yang tiba-tiba kehilangan pekerjaan, terkena musibah, atau mengalami penurunan pendapatan. Nah, penting banget buat punya kesepakatan bersama soal bagaimana menghadapi kondisi darurat seperti itu. Apakah sudah punya dana darurat bersama? Apakah akan mencari penghasilan tambahan?

Selain itu, perlu juga membicarakan peran masing-masing saat kondisi keuangan sedang tidak ideal. Apakah salah satu akan mengambil alih tanggungan sementara? Apakah perlu memangkas pengeluaran besar? Semua itu lebih mudah dilakukan kalau sudah disiapkan dari awal. Dengan begitu, hubungan gak akan goyah hanya karena kondisi finansial sedang sulit.

5. Nilai dan gaya hidup yang sejalan

ilustrasi pasangan (freepik.com/pressfoto)

Hal terakhir yang sering diremehkan adalah kesamaan nilai dan gaya hidup dalam hal uang. Ada orang yang suka hidup sederhana, sementara pasangannya lebih senang gaya hidup konsumtif. Perbedaan seperti ini bisa memicu konflik kalau gak dibicarakan sejak awal. Penting buat tahu, sejauh mana pasangan menghargai uang, dan bagaimana cara mereka membelanjakannya.

Gak berarti harus sama persis, tapi ada baiknya punya nilai dasar yang sejalan, seperti soal menabung, berinvestasi, atau berbelanja sesuai kebutuhan. Perbedaan tetap bisa dijembatani kalau saling menghargai dan mencari titik tengah. Tapi kalau dari awal gak pernah membicarakan hal ini, bisa muncul ketegangan terus-menerus yang mengganggu keharmonisan.

Pernikahan yang sehat berawal dari komunikasi yang terbuka dan saling pengertian, termasuk dalam hal keuangan. Jangan anggap enteng soal uang, karena dampaknya bisa sangat besar terhadap kehidupan rumah tangga. Lebih baik menghadapi semua kemungkinan sekarang daripada nanti harus menyesal di kemudian hari. Perjalanan membangun keluarga akan lebih kuat kalau dimulai dari fondasi finansial yang kokoh.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Agsa Tian
EditorAgsa Tian
Follow Us