Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tips Latihan Makan Sayur bagi Orang Dewasa, demi Kesehatan!

ilustrasi sepiring sayur (pexels.com/Cats Coming)
Intinya sih...
  • Santap lalapan saat membeli ayam goreng dan olahan lainnya
  • Tambah jumlah sayuran dalam sop untuk keseimbangan gizi
  • Makan bakso dan mi harus pakai sayur, targetkan setiap hari makan sayur, dan tanam sendiri sayurannya biar tambah antusias

Kebiasaan makan termasuk yang sulit untuk diubah. Sebab ini berkaitan erat dengan selera dan penilaian enak atau gak enak. Melatih anak kecil agar doyan sayuran saja tidak gampang. Apalagi orang dewasa yang telanjur tak menggemarinya.

Apakah kamu juga begitu? Tahun demi tahun dirimu terbiasa makan hanya dengan lauk seperti ayam, ikan, telur, tempe, tahu, dan berbagai makanan beku. Sayuran hampir gak pernah ada di piringmu. Kebiasaan makan ini barangkali terbentuk sejak dirimu masih kecil.

Akan tetapi, kini kamu mulai khawatir akan dampak kesehatan karena jarang sekali mengonsumsi serat terutama sayuran. Atau bahkan sudah muncul gangguan kesehatan dan dokter menyuruhmu supaya memperbaiki pola makan. Walau terlambat, lima tips latihan makan sayur bagi orang dewasa berikut ini masih bisa dicoba. Lakukan secara konsisten, ya!

1. Santap lalapan saat kamu beli ayam goreng dan sebagainya

ilustrasi bersantap (pexels.com/rangga ispraditya)

Jika kamu membuat ayam goreng sendiri di rumah mungkin selalu tanpa lalapan. Dirimu bahkan tak terpikirkan soal itu. Terpenting ayam gorengnya enak dan ada nasi, namun saat kamu membelinya di luar biasanya dilengkapi dengan lalapan. Tak cuma ayam goreng. Aneka olahan ikan seperti pecel lele juga ada lalapannya. Begitu pula nasi goreng, bakmi, dan rice bowl sering dilengkapi sayuran. Meski lalapannya cuma beberapa iris mentimun, kubis, tomat, atau selada sudah lumayan.

Daripada lalapan dibuang seperti yang sudah-sudah, cobalah memakannya. Bila kubis mentah terlalu sulit untukmu, minimal lalapan lainnya dimakan. Pun jika dipikir-pikir, sayang kan, bahan pangan yang masih sangat layak itu cuma berakhir di tempat sampah?

2. Tambah jumlah sayuran dalam sop

ilustrasi sup (pexels.com/JANG ‘S 🍂)

Kamu gak suka sayur, tapi sering berdalih sudah makan sayur. Alasannya, dirimu kerap makan sop. Akan tetapi, lihat dulu apa saja isian sop buatanmu. Boleh jadi sayurannya nyaris gak ada. Sop ala kamu didominasi oleh ayam, buntut atau iga sapi, bakso, dan sosis. Sayurannya cuma sedikit irisan daun bawang sebagai perasa dan wortel yang dapat dihitung dengan jari. Sop itu memang tetap lezat serta sangat cocok disantap dengan nasi hangat. Namun, kandungan gizinya menjadi tidak seimbang.

Yuk, mulai menambahkan lebih banyak sayuran di dalam sop buatanmu. Misalnya, dari yang semula perbandingan sayur dan bahan hewani 10:90 menjadi 50:50. Lalu nantinya dibalik menjadi 90:10. Tergantung sesedikit apa konsumsi sayuranmu selama ini. Juga saran dokter yang sesuai dengan kondisi kesehatanmu.

3. Makan bakso dan mi harus pakai sayur

ilustrasi mi rebus (pexels.com/Ryutaro Tsukata)

Dari pihak penjual sebenarnya sudah bagus. Kedua hidangan di atas selalu dilengkapi dengan sayuran. Akan tetapi, pembeli yang biasanya meminta tanpa sayur sama sekali. Kebiasaan ini tidak boleh diteruskan. Santap sayuran dalam bakso dan mi ayam sampai habis. Kalau perlu, sayurannya diperbanyak dan karbohidratnya dikurangi. Ini membantumu jika hendak sekalian mengurangi berat badan.

Dalam hidangan lain pun sama. Contohnya, seblak. Meski ada banyak sekali pilihan isian, sayur paling gak menarik buatmu. Dirimu selalu memenuhi mangkuk dengan aneka isian berbahan tepung. Ini membuat semangkuk seblak versimu tidak memiliki gizi seimbang. Utamakan isian berupa sumber protein asli. Misalnya, telur, sayap ayam, dan udang. Lalu sayuran yang cukup. Untuk isian seperti mi, aneka kerupuk, dan makanan beku ambil sedikit saja.

4. Targetkan setiap hari harus makan sayur

ilustrasi memotong sayur (pexels.com/Gustavo Fring)

Bukan cuma pekerjaan yang pakai target. Demi pola makan yang lebih sehat juga perlu ada targetnya. Dengan begitu, kamu punya standar yang harus dicapai. Dirimu akan lebih termotivasi. Lantaran baru akan belajar makan sayur setelah dewasa terbilang telat, kamu harus tegas pada diri sendiri. Jangan makan sayur cuma sesuai hari kerja. Kemudian di akhir pekan menunya kering semua.

Apalagi dibalik, makan sayur hanya 2 hari dalam seminggu. Tetapkan aturan wajib ada menu sayur di meja makan setiap hari. Dari 3 kali makan, paling gak 2 kalinya dirimu bersantap dengan tambahan sayur. Syukur-syukur kamu bisa konsisten selalu makan dengan sayur 3 kali setiap hari.

5. Tanam sendiri sayurannya biar tambah antusias

ilustrasi bercocok tanam (pexels.com/Centre for Ageing Better)

Semangat makan sayur juga bisa dipicu dengan cara bercocok tanam. Kalau kamu sudah bersusah payah menanam sayuran, tentu akan merasa sayang bila gak menyantapnya setelah panen. Timbul rasa penasaran untuk mencoba.

Juga membandingkan rasa sayuran hasil budi daya sendiri dengan yang dijual di pasar atau supermarket. Pun ketika kamu tahu menanam sayur tak gampang, dirimu bakal lebih menghargainya. Tidak ada lagi rasa malas makan sayur karena kamu ogah pergi ke pasar.

Sayur memang tidak bisa disimpan terlalu lama. Tak seperti bahan pangan lain seperti sosis dan daging yang mudah dibekukan. Akan tetapi, dengan sayuran tumbuh di halaman sendiri tinggal dipetik kapan pun siap panen. Mulailah dari jenis sayuran yang mudah tumbuh seperti kangkung.

Tidak apa-apa kamu baru akan latihan makan sayur di usia 20 bahkan 30 tahun. Lebih baik memulai latihan makan sayur bagi orang dewasa segera, daripada gak pernah sama sekali. Jangan tunggu sampai dirimu mengalami gangguan kesehatan yang lebih serius cuma gara-gara pola makan yang kurang baik.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us