Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Perbedaan Body Positivity dan Malas Menjaga Diri, Jangan Salah Lagi!

ilustrasi bercermin (pexels.com/cottonbro)
ilustrasi bercermin (pexels.com/cottonbro)
Intinya sih...
  • Body positivity itu tentang menerima, bukan menyerah.
  • Malas menjaga diri sering datang dari alasan yang dibungkus "self-love".
  • Orang yang punya pola pikir body positivity termotivasi untuk menghargai tubuh mereka apa adanya sambil tetap berusaha menjaga kesehatan dan kebugaran.

Istilah body positivity makin sering berseliweran, terutama di media sosial. Body positivity pada dasarnya adalah kampanye tentang mencintai tubuh. Adapun, gak sedikit orang yang merasa lebih percaya diri karena pesan positif ini. Namun, di sisi lain, mulai muncul juga fenomena saat orang-orang menggunakan istilah body positivity sebagai tameng untuk membenarkan gaya hidup yang gak sehat, misalnya malas olahraga, makan sembarangan, malas mandi dan pakai skincare dengan dalih mencintai diri sendiri apa adanya.

Kadang, self-love dan self-neglect memang punya perbedaan yang sangat tipis kalau gak paham konteks. Padahal, mencintai diri sendiri dan malas menjaga diri itu dua hal yang sangat berbeda. Jangan sampai kita salah kaprah dan berpikir kalau malas merawat tubuh adalah bentuk penerimaan diri. Di sini, kamu akan diajak mengeksplorasi lebih dalam agar benar-benar bisa memahami makna body positivity yang sesungguhnya, bukan sekadar alasan untuk santai-santai.

1. Body positivity itu tentang menerima, bukan menyerah

ilustrasi olahraga untuk menurunkan berat badan (pexels.com/Andres Ayrton)
ilustrasi olahraga untuk menurunkan berat badan (pexels.com/Andres Ayrton)

Banyak orang berpikir body positivity itu seperti, “Gak masalah aku gendut. Yang penting, aku bahagia bisa makan enak terus.” Duh, body positivity memang mengajarkan kita untuk menerima tubuh tanpa merasa minder atau rendah diri. Namun, ini bukan berarti kamu menyerah dan gak mau merawat tubuhmu sama sekali.

Menerima bukan berarti pasrah. Kamu bisa kok mencintai tubuhmu sambil tetap berusaha jadi lebih sehat. Sebagai contoh, kamu punya tubuh plus-size, stretch mark, atau jerawat, tapi kamu tetap merasa percaya diri. Namun, di sisi lain, kamu juga tetap olahraga, makan sehat, pakai skincare, dan cukup tidur. Adapun, self-love sejati itu muncul dari perawatan, bukan pembiaran.

2. Malas menjaga diri sering datang dari alasan yang dibungkus "self-love"

ilustrasi seseorang sedang makan kue (pexels.com/Karolina Grabowska)
ilustrasi seseorang sedang makan kue (pexels.com/Karolina Grabowska)

Kamu mungkin sering mendengar orang bicara, “Gak perlu diet karena aku mencintai tubuhku apa adanya.” Padahal, yang sebenarnya terjadi ialah dia malas bangun pagi, olahraga, dan mengurangi makanan manis dan berlemak yang jelas-jelas bikin berat badan melonjak tajam serta gampang sakit.

Body positivity bukan alasan untuk hidup sembarangan. Justru kalau benar-benar cinta tubuhmu, kamu pasti gak tega memberi tubuhmu makanan instan terus tiap hari atau bergadang tiap malam. Merawat diri itu bentuk nyata dari mencintai diri, bukan sekadar kata-kata.

3. Menghargai diri vs. menghindari usaha

ilustrasi olahraga angkat beban (pexels.com/Julia Larson)
ilustrasi olahraga angkat beban (pexels.com/Julia Larson)

Orang yang punya pola pikir body positivity biasanya termotivasi untuk menghargai tubuh mereka apa adanya. Mereka pun sembari tetap berusaha menjaga kesehatan dan kebugaran. Mereka tahu tubuhnya layak untuk diperlakukan dengan baik.

Sementara, orang yang malas menjaga diri cenderung punya pola pikir pasrah dan mudah menyerah. Ini sering jadi alasan untuk gak berusaha. Mereka bukan gak percaya diri, tapi lebih ke menghindari usaha. Ingat ya, ini bukan self-love, melainkan self-neglect.

4. Menjaga diri bukan berarti harus langsing atau punya perut rata

ilustrasi olahraga angkat beban (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi olahraga angkat beban (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Jangan salah mengartikan bahwa menjaga diri berarti kamu harus langsing, punya perut kotak-kotak, atau kulit supermulus. Body positivity itu mendobrak standar kecantikan yang sempit. Jadi, kamu bisa tetap sehat dan bugar dalam bentuk tubuh apa pun.

Kamu berbadan besar, misalnya, tapi kamu aktif olahraga, makan makanan sehat, rutin periksa ke dokter, dan punya mental yang stabil. Itu jauh lebih keren daripada punya tubuh kurus tapi menganggap makanan sebagai musuh dan mudah stres. Jadi, jangan ukur self-care dari bentuk tubuh, melainkan dari kualitas hidupmu.

Body positivity memang sering dijadikan alasan oleh beberapa orang untuk malas menjaga diri, padahal keduanya merupakan hal yang jauh berbeda. Yang satu mendorong kamu untuk menghargai dan merawat diri, yang satu lagi sering jadi topeng untuk menutupi rasa malas atau enggan berusaha. Jadi, yuk, jadi pribadi yang benar-benar menyayangi diri sendiri! Cintai tubuhmu, rawat diri dan jangan jadikan konsep self-love sebagai alasan untuk berhenti berkembang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yudha ‎
EditorYudha ‎
Follow Us