Ahok Beri Wejangan ke Pramono di Balai Kota, Mulai Pajak Sampai Parkir

- Ahok memberikan wejangan soal NJOP dan kebijakan tarif PBB.
- Kebijakan tarif PBB perlu dievaluasi ulang, sesuai dengan kondisi ekonomi.
- Ahok menyoroti digitalisasi sistem parkir dan perlunya peningkatan kualitas guru.
Jakarta, IDN Times - Mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menemui Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (20/8/2025).
Mesti tidak membeberkan isi pertemuan dengan Ahok, Pramono mengatakan bahwa dia banyak belajar memimpin Jakarta dengan Gubernur DKI Jakarta periode 2014-2017 tersebut.
"Pokoknya saya belajar dari Pak Ahok ya," ujar Pramono singkat.
1. Masukkan soal NJOP

Sementara Ahok mengatakan kedatangannya untuk memberikan berbagai masukan kepada Pramono. Salah satunya ia menjelaskan prinsip dasar dalam penetapan PBB, yaitu Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) yang tidak boleh melebihi harga pasar. Saat menjabat, ia menaikkan tarif PBB karena NJOP saat itu jauh lebih rendah dibandingkan harga pasar.
"Jadi dulu kita naikkan karena harga jual sama NJOP itu terlalu jomplang jauh. Nah lalu kita sesuaikan," katanya.
2. Kebijakan tarif PBB perlu dievaluasi

Namun, ia menekankan bahwa situasi saat ini berbeda. Banyak properti yang harga jualnya di bawah NJOP, sehingga menurutnya kebijakan tarif PBB perlu dievaluasi ulang. Menurutnya, untuk beberapa daerah perlu mempertimbangkan penurunan PBB pada tahun depan jika kondisi ekonomi terus memburuk.
"Makanya tahun depan mungkin harus dievaluasi. Mungkin ada beberapa bagian tanah yang harus diturunkan PBB-nya," katanya.
Ahok juga menyoroti soal kebijakan kenaikan pajak PBB di sejumlah daerah untuk menaikkan pendapatan daerahnya. Menurutnya, kenaikan pajak PBB juga perlu mempertimbangkan kondisi warga.
"Prinsip yang kedua, kita ini mengadministrasi keadilan sosial," ucapnya.
3. Digitalisasi sistem parkir

Selain itu, Ahok juga membahas terkait masalah pendidikan. Ia menekankan perlunya peningkatan kualitas guru agar Jakarta dan menekankan pentingnya digitalisasi, salah satunya dalam hal perpakiran di Jakarta.
"Contoh dulu parkir pakai sistem mesin zaman saya nih, sekarang mungkin udah gak efisien. Karena semua orang tukang parkir punya HP. Kenapa gak digital aja gitu. Nah makanya kita harus dicocokkan kayak gitu," jelasnya.