Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Heboh Beras Oplosan Food Station, Pemprov DKI Irit Bicara

IMG_20250715_112537.jpg
Merek beras Wilmar yang dijual di Pasar DargoSemarang. (IDN Times/Fariz Fardianto)
Intinya sih...
  • Beras produksi Food Station tidak memenuhi syarat mutu
  • Beras dijual di atas Harga Eceran Tertinggi (HET)
  • Temuan beras oplosan di Pasar Induk Beras Cipinang

Jakarta, IDN Times - Kepala Badan Pembinaan Badan Usaha Milik Daerah (BP-BUMD) Syaefuloh Hidayat irit bicara terkait temuan beras oplosan di PT Food Station Tjipinang Jaya.

Syaefulloh mengatakan pihaknya masih mendalami pengumuman Kementerian Pertanian terkait temuan ini.

"Saya pelajari dulu ya, kalau saya sudah tahu saya pasti cerita, saya pasti cerita," ucap Syaefulloh di Menteng, Jakarta, Kamis (17/7/2025).

1. Beras produksi Food Station tidak memenuhi syarat

IMG_20250715_104622.jpg
Tumpukan beras yang siap dikirim dari Pasar Dargo Semarang. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementerian Pertanian Moch Arief Cahyono, menegaskan sampel beras dari Food Station telah diuji di lima laboratorium yang berbeda.

"Hasil pengujian menunjukkan bahwa sejumlah merek beras seperti Alfamidi Setra Pulen, Beras Premium Setra Ramos, dan lainnya tidak memenuhi syarat mutu beras premium sebagaimana standar yang telah ditetapkan," ucapnya.

2. Beras dijual di atas HET

IMG_20250715_104943.jpg
Sejumlah karung beras beragam merek dijajakan pedagang Pasar Dargo Semarang. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Selain itu, hasil temuan lapangan menunjukkan bahwa terdapat beras-beras tersebut dijual di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah. Praktik ini dinilai merugikan konsumen dan mencederai prinsip keadilan dalam distribusi pangan.

“Jika pihak Food Station membutuhkan salinan data hasil laboratorium, silakan menghubungi Satgas Pangan Mabes Polri. Mereka telah memiliki seluruh hasil pengujian dan sedang mendalami temuan ini,” ujar Arief.

3. Temuan bears oplosan

Ilustrasi Beras (Pexels.com/Suki Lee)
Ilustrasi Beras (Pexels.com/Suki Lee)

Arief menambahkan pihaknya juga telah membaca informasi lain di media, perihal pengakuan salah satu pemilik toko beras di Pasar Induk Beras Cipinang, mengungkap ada pesanan sebanyak 10 ton beras dari seorang anggota DPRD Jakarta, yang dimasukkan dalam 2.000 karung ukuran lima kilogram.

Menariknya beras itu di setiap karungnya merupakan campuran dari berbagai jenis alias oplosan. Pedagang yang tak mau diungkap identitasnya mengakui bahwa praktik ini biasa dilakukan secara terang-terangan untuk mendapatkan harga lebih murah, untung lebih banyak.

Arief menegaskan bahwa Kementan tidak akan tinggal diam terhadap praktik-praktik yang merugikan masyarakat.

“Kami mengimbau PT Food Station Tjipinang Jaya dan pihak-pihak terkait untuk segera fokus pada perbaikan mutu produk. Daripada sibuk menangkis isu di media, kami ingin melihat langkah nyata untuk memastikan mutu beras sesuai standar dan harga tetap wajar bagi masyarakat,” tegasnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwifantya Aquina
EditorDwifantya Aquina
Follow Us