Hutama Karya Sudah Bangun 22 Rumah Sakit dan 12 Fasilitas Pendidikan

- Hutama Karya telah membangun 22 rumah sakit dan 12 fasilitas pendidikan di Indonesia.
- Pembangunan rumah sakit berkualitas untuk masyarakat Indonesia, serta pembangunan kampus universitas dan gedung sekolah sebagai investasi masa depan.
- Kehadiran fasilitas kesehatan dan pendidikan memberikan dampak signifikan bagi masyarakat, meningkatkan akses layanan kesehatan dan kapasitas pembelajaran.
Jakarta, IDN Times – Memasuki usia kemerdekaan yang ke-80, PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) membuktikan kontribusi nyata dalam membangun infrastruktur kesehatan dan pendidikan di Indonesia melalui penyelesaian 22 proyek rumah sakit dan 12 fasilitas pendidikan untuk mendukung rakyat sejahtera menuju Indonesia Maju.
Pencapaian ini sejalan dengan komitmen pemerintah dalam mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045, khususnya dalam pilar Transformasi Sosial yang mengusung misi "Kesehatan untuk Semua" dan peningkatan kualitas pendidikan nasional.
1. Pembangunan rumah sakit berkualitas untuk masyarakat Indonesia

Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Adjib Al Hakim, menyampaikan bahwa pembangunan fasilitas kesehatan merupakan salah satu prioritas strategis perusahaan. “Melalui pembangunan RSUD dan rumah sakit lainnya, Hutama Karya berupaya mendukung program pemerintah dalam meningkatkan kapasitas rumah sakit daerah, khususnya di daerah terpencil,” ujar Adjib pada keterangannya yang diterima, (19/8).
Lebih lanjut Adjib menjelaskan bahwa kontribusi Hutama Karya di sektor kesehatan mencakup pembangunan 17 rumah sakit yang telah beroperasi dengan total kapasitas lebih dari 1.500 tempat tidur.
Rumah sakit tersebut adalah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pangandaran, Rumah Sakit (RS) Sky Hospital Tarakan, RS Mata Manado, RS UPT Ambon, Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Duren Sawit, RS Unhas Makassar, RSUD Purworejo, RSUD Ulin Banjarmasin, RSUD Kertosono Nganjuk, RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya, Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr. Ben Mboi Kupang, RSIA Sardjito Yogyakarta, Aesthetic Center RSUP IGNG Ngoerah Bali, RSIA IGNG Ngoerah Bali, RS Vertikal IKN; 1 fasilitas kesehatan penunjang berupa Laboratorium Bersama Kampus Udayana, serta 1 proyek renovasi RSUD di Depok.
Sedangkan sebanyak 5 rumah sakit yang sedang dalam tahap pembangunan di kawasan timur dan tengah Indonesia yakni RS Onkologi dr. Kandou Manado, RSUD Kota Bima, RSUD Sanana di Kepulauan Sula, RSUD Bengkulu Tengah, dan RSUD Tafaeri Nias Utara.
Beberapa rumah sakit unggulan yang telah beroperasi antara lain RSUD Pangandaran dengan kapasitas lebih dari 200 pasien (2020), RS Sky Hospital Tarakan dengan 450 kapasitas pasien (2018), RS Mata Manado dengan kapasitas lebih dari 200 pasien (2021), RSKD Duren Sawit dengan 533 kapasitas pasien (2020), RS Unhas Makassar dengan 180-204 kapasitas pasien (2025), RSUP Dr. Ben Mboi Kupang yang menjadi rumah sakit terbesar di NTT dengan 250 kapasitas pasien (2022).
Dalam setiap proyeknya, gedung rumah sakit dan fasilitas kesehatan yang dibangun Hutama Karya dirancang dengan teknologi canggih Building Information Modelling (BIM) 3D-5D sehingga menghasilkan efisiensi dan ketepatan luar biasa dalam setiap setiap tahap pembangunan sesuai standar internasional yang berlaku.
“Selain itu, konsep Bangunan Gedung Hijau (BGH) juga diimplementasikan dengan fokus pada efisiensi penggunaan energi dan material bersertifikat ramah lingkungan,” terang Adjib.
Salah satu proyek paling unik yang menunjukkan keahlian teknis tinggi Hutama Karya adalah pembangunan Sky Hospital RSUD Tarakan, yang dibangun di atas saluran kanal dengan lebar yang cukup besar dan area kerja yang sangat terbatas. Proyek ini membuktikan kemampuan perusahaan dalam mengatasi tantangan teknis konstruksi yang kompleks dengan solusi inovatif.
2. Membangun masa depan melalui fasilitas pendidikan

Di sektor pendidikan, Hutama Karya telah membangun 8 kampus universitas atau gedung sekolah yakni Kampus IPDN Papua di Sorong (2013), Universitas Tadulako Palu (2019), Gedung Kampus Universitas Negeri Surabaya (Unesa) (2020), Universitas Jember (Unej) (2020), Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) Banten (2021), Politeknik Keuangan Negara STAN (2021), Universitas Malikussaleh Lhokseumawe (2024), Universitas Pendidikan Indonesia Bandung (2024).
Khusus sekolah menengah, Hutama Karya telah merampungkan 2 proyek besar yakni Rehab Total Gedung Sekolah DKI Jakarta Paket 1 2024 di 6 lokasi yang (2025) dan Rehab Total Pasca Bencana Gedung Sekolah Kabupaten Cianjur di 45 lokasi (2023). Sedangkan untuk fasilitas pendidikan penunjang lainnya yakni pembangunan Gedung Apartemen Mahasiswa Perempuan Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) (2021) dan pembangunan Fasilitas Kawasan Geodiversitas Indonesia LIPI Karangsambung (2023).
Di Sumatra, Universitas Malikussaleh di Lhokseumawe menjadi salah satu pencapaian terbesar dengan 7 gedung yang dibangun dan memiliki total luas lebih dari 23.600 m² untuk melayani 21.274 mahasiswa dan 877 dosen. Sementara di Pulau Jawa, Universitas Pendidikan Indonesia Bandung mendapat fasilitas baru yang dibangun perusahaan berupa 3 gedung untuk Pascasarjana, 1 gedung Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis (FPEB) dan 1 gedung Fakultas Pendidikan Seni dan Desain (FPSD); serta Universitas Jember mendapat fasilitas laboratorium terintegrasi dan agrotechnopark .
“Keseluruhan proyek pendidikan ini menunjukkan komitmen serius Hutama Karya dalam mendukung peningkatan kualitas pendidikan tinggi di Indonesia. Kami percaya bahwa langkah awal untuk mendukung pendidikan bermutu dimulai dari membangun infrastruktur pendidikan tinggi dan menengah yang memadai,” tegas Adjib.
3. Ini dampak nyata Hutama Karya untuk masyarakat

Kehadiran fasilitas kesehatan dan pendidikan yang dibangun Hutama Karya memberikan dampak signifikan bagi masyarakat Indonesia. Di sektor kesehatan, pembangunan rumah sakit telah meningkatkan akses layanan kesehatan di daerah terpencil, mengurangi kebutuhan rujukan pasien ke luar daerah, menciptakan lapangan kerja untuk tenaga medis lokal, dan meningkatkan kemampuan penanganan kasus darurat di berbagai wilayah.
Sementara di sektor pendidikan, pembangunan fasilitas perguruan tinggi telah meningkatkan kapasitas pembelajaran, menyerap tenaga kerja lokal hingga 38 persen dalam proses pembangunan, mengembangkan kemitraan penelitian dan teknologi, serta meningkatkan kualitas sarana prasarana akademik yang mendukung proses belajar mengajar yang lebih baik.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menegaskan pentingnya pembangunan infrastruktur kesehatan. “Bagi saya sebagai Menteri Kesehatan, ini adalah pekerjaan yang sangat menantang agar masyarakat Indonesia dapat lebih sehat dan sejahtera,” ujar Menkes Budi mengutip laman resmi Kementerian Kesehatan (11/3).
Sementara itu, Presiden RI Prabowo Subianto pada Puncak Hari Guru Nasional (28/11/2024) menyatakan bahwa ia menempatkan pendidikan nomor satu dalam porsi APBN. “Tidak tanggung-tanggung, saya kira pertama kali dalam sejarah Indonesia alokasi pendidikan dalam APBN tahun 2025 adalah yang tertinggi sepanjang sejarah Republik Indonesia,” ujar Prabowo.
Hutama Karya terus berkomitmen melanjutkan pembangunan infrastruktur kesehatan dan pendidikan di masa depan. Saat ini, perusahaan sedang fokus dalam tahap pembangunan RSUD Kota Bima di Nusa Tenggara Barat, RSUD Sanana di Maluku Utara, RSUD Bengkulu Tengah, RS Onkologi Dr. Kandou Manado, dan RSUD Tafaeri Nias Utara. Keseluruhan proyek ini diharapkan dapat memperkuat jangkauan pelayanan kesehatan di kawasan timur dan tengah Indonesia.
“Dalam momentum Hari Kemerdekaan Indonesia ini, Komitmen Hutama Karya tidak hanya pada pembangunan fisik, tetapi juga pada kontribusi sosial yang mendukung pemerataan pendidikan dan akses kesehatan yang bermutu di Indonesia,” tutup Adjib Al Hakim, EVP Sekretaris Perusahaan Hutama Karya.
Selama lima belas tahun terakhir, selain bangunan gedung dan fasilitas kesehatan serta pendidikan, Hutama Karya juga telah membangun gedung perkantoran, fasilitas umum, hingga bangunan hunian/hotel. (WEB)