Imbauan BNPB: Jauhi Pesisir Sampai BMKG Cabut Peringatan Tsunami

- Masyarakat diimbau tetap jauhi pesisir sampai BMKG cabut peringatan
- Apresiasi respons positif masyarakat dan evakuasi sebagai antisipasi tsunami
- Potensi tsunami di lima provinsi, BMKG minta warga segera jauhi pantai
Jakarta, IDN Times - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau masyarakat agar tetap menjauhi wilayah pesisir pantai. Kapusdatin BNPB, Abdul Muhari menyebut, penyebaran gelombang tsunami dari Samudera Pasifik dampak gempa di Rusia masih terjadi hingga saat ini.
"Yang harus menjadi menjadi panduan bagi teman-teman di daerah bahwa propagasi tsunami dari Samudera Pasifik masih terjadi hingga saat ini," ucap dia dalam konferensi pers daring, Rabu (30/7/2025) sore.
1. Masyarakat tetap jauhi pesisir sampai BMKG cabut peringatan

Muhari mengimbau, agar masyarakat tetap menjauhi daerah pesisir pantai sampai Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) secara resmi menghentikan peringatan dini.
"Sehingga tetap mungkin imbauannya masyarakat masih harus menjauhi daerah pantai untuk sementara sampai nanti BMKG menghentikan peringatan dini. Ketika BMKG sudah peringatan dini tsunami, baru itu kita sebut all clear, sehingga masyarakat bisa kembali ke rumah," ucap dia.
2. Apresiasi respons positif masyarakat

Muhari pun secara khusus menyoroti respons positif dari masyarakat dan pihak terkait yang melakukan evakuasi sebagai upaya antisipasi gelombang tsunami.
"Tetapi tentu saja kita melihat dalam jeda dari pukul 12.00 siang tadi hingga sore ini ada laporan visual yang masuk ke Pusdalops BNPB memperlihatkan ada masyarakat yang juga evakuasi. Ini adalah respons yang bagus dan sangat baik," tuturnya.
Ia menyebut, respons positif masyarakat seperti inilah yang diharapkan BNPB saat adanya potensi bencana.
"Sebenarnya jadi tidak masalah apakah tsunaminya itu terjadi atau tidak, yang penting ketika ada peringatan dini kita bisa merespons dengan menghindar atau menjauh ke tempat yang lebih tinggi. Inilah sebenarnya yang memang kita harapkan bahwa masyarakat bisa merespons peringatan dini tsunami itu," ujar dia.
"Kalaupun ternyata tsunami yang tidak berbahaya, itu alhamdulillah, tapi kalau ternyata itu membahayakan, masyarakat sudah ada di daerah ketinggian," imbuhnya.
3. Potensi tsunami di lima provinsi, BMKG minta warga segera jauhi pantai

Sebelumnya, BMKG mengimbau masyarakat di lima provinsi di Indonesia yang berpotensi terdampak tsunami akibat gempa Rusia, Rabu (30/7) pagi, agar menjauh dari pesisir pantai. Adapun wilayah yang berpotensi tsunami akibat gempa Rusia, yaitu Sulawesi Utara, Maluku Utara, Papua, Papua Barat, dan Gorontalo.
Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono mengatakan, gempa Magnitudo (M) 8,7 di wilayah Kamchatka Rusia berjenis dangkal dengan kedalaman 18 km akibat aktivitas subduksi lempeng di Palung Kurile-Kamchatka (Kurile-Kamchatka Trench).
“Gempa ini memiliki mekanisme sesar naik (thrust fault), yang umum terjadi pada zona subduksi aktif dan berpotensi menghasilkan tsunami,” ucapnya dalam konferensi pers BMKG.
Daryono menjelaskan, meski Pasific Tsunami Warning Center yang berpusat di Hawai tidak menyebutkan wilayah Indonesia akan terdampak tsunami akibat gempa Rusia, BMKG tetap berinisiatif merilis peringatan dini tsunami di lima provinsi.
"Ternyata benar, tsunami berpotensi terjadi di beberapa wilayah Indonesia dengan status waspada, artinya tsunami dapat terjadi kurang dari 50 cm," kata Daryono.
BMKG pun meminta pemerintah daerah di lima provinsi, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), dan TNI-Polri agar segera menginformasikan kepada masyarakat untuk menjauhi pantai satu jam sebelum hingga dua jam setelah estimasi waktu tiba tsunami tiba di Indonesia.
"Pastikan masyarakat terinformasikan dengan baik, termobilisasi dengan baik, gunakan pendekatan persuasif untuk mengurangi kepanikan," ucao Daryono.