Kemenpar Gandeng Banyak Lembaga Bangun Pariwisata Berbasis Ekonomi Rakyat

- Kementerian akan fasilitasi investasi skala kecil hingga menengah
- Sektor pariwisata diklaim dukung pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen
- Bangun tata kelola makanan bersih dan sehat dengan melatih sekitar 1.600 calon kepala dapur
Jakarta, IDN Times - Kementerian Pariwisata (Kemenpar) melakukan kolaborasi bersama berbagai lembaga guna mewujudkan pariwisata berkualitas. Kolaborasi tersebut dilakukan melalui penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antar kementerian, pada Rabu (13/8/2025).
Kementerian terkait di antaranya Badan Gizi Nasional (BGN), Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (BASARNAS), serta Kementerian Lingkungan Hidup (KLH).
"Pariwisata adalah sektor dinamis yang menjadi salah satu motor penggerak ekonomi nasional. Hal ini membuktikan bahwa pariwisata dapat saling bekerja sama dan mendukung dengan berbagai pihak. Pariwisata merupakan ruang untuk bersinergi, di mana kita dapat saling membantu dalam pembangunan termasuk pemenuhan gizi masyarakat, keselamatan, ekonomi rakyat, dan kelestarian alam sehingga program dapat berjalan beriringan dan mendukung agenda nasional," kata Menteri Pariwisata (Menpar) Widiyanti Putri Wardhana.
1. Kementerian akan fasilitasi investasi skala kecil hingga menengah

Kemenpar dan Kementerian UMKM akan berfokus pada pembangunan pariwisata berbasis ekonomi rakyat. Menjadikan desa wisata sebagai pusat pertumbuhan UMKM, dengan memberikan akses permodalan melalui KUR dan pendanaan. Selain itu, mereka juga akan memperkuat pemasaran produk dan memfasilitasi investasi skala kecil hingga menengah.
"Pemasaran produk akan kita perkuat dan investasi skala kecil menengah kita fasilitasi. Kami ingin setiap wisatawan yang datang dan pulang dari desa wisata membawa cerita soal produk dan kenangan yang lahir dari tangan-tangan UMKM Indonesia," kata Widiyanti.
2. Sektor pariwisata diklaim dukung pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen

Kerja sama ini juga dilakukan bersama KLH untuk membangun pariwisata berkelanjutan, dengan menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan.
"Kolaborasi ini mencakup penyelarasan kebijakan peningkatan kapasitas SDM, pembangunan infrastruktur yang ramah lingkungan, dan pendampingan pengelolaan sampah di destinasi wisata," kata Widiyanti.
Sementara, Wakil Menteri Lingkungan Hidup Diaz Hendropriyono menilai, sektor pariwisata bisa menjadi kunci dalam mendukung pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen.
"Kami menyambut baik MoU ini agar ada koordinasi pembuatan kebijakan dan pelaksanaan program, lebih banyak lagi pertukaran informasi. Saya rasa dengan ini kita harus saling mendukung, memberikan atensi satu sama lain," kata Diaz.
3. Bangun tata kelola makanan bersih dan sehat dengan melatih 1.600 calon kepala dapur

Kemenpar rencananya akan memberikan dukungan berupa peningkatan kapasitas sumber daya manusia dan pendampingan pada enam Politeknik Pariwisata, serta melibatkan desa wisata dalam Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
Diketahui, dukungan tersebut dilakukan bersama BGN guna perkuat pelaksanaan MBG yang menjadi salah satu agenda nasional pemerintah.
"Kualitas pariwisata juga bergantung pada kesehatan masyarakatnya. Karena itu kami bangga bekerja sama dengan Badan Gizi Nasional untuk mendukung program makan bergizi gratis. Bahkan sebelum MoU ini ditandatangani, kami telah berpartisipasi dalam pelatihan calon kepala dapur bagi sarjana penggerak pembangunan Indonesia. Ada sekitar 1.600 yang kami bina sebagai bagian dari tata kelola makanan yang bersih dan sehat yang diselenggarakan di Politeknik Pariwisata NHI Bandung pada Juni 2025," kata Widiyanti.
4. Melakukan pelatihan keahlian pencarian dan pertolongan hingga operasi penyelamatan wisatawan

Kemenpar turut memprioritaskan faktor keamanan dan keselamatan di setiap destinasi pariwisata,. Mereka melakukan kolaborasi dengan Basarnas guna meningkatkan keamanan dan keselamatan wisatawan.
Kerja sama tersebut dilakukan melalui pelatihan keahlian pencarian dan pertolongan, penyelenggaraan sistem komunikasi terpadu, dan operasi penyelamatan wisatawan.
"Bersama Basarnas, kami menguatkan kapasitas SDM pariwisata dan destinasi alam dengan pencegahan dan penanganan keadaan darurat. Dengan rasa aman, wisatawan akan kembali merekomendasikan Indonesia kepada dunia dan menjaga citra pariwisata kita," kata Widiyanti.
5. BGN targetkan penerima manfaat MBG capai 82,9 juta pada akhir tahun

Sementara, Kepala BGN Dadan Hindayana menyampaikan kerja samaBGN dan Kemenpar akan menghasilkan banyak potensi.
"Kami sangat senang ketika Kementerian Pariwisata ternyata memiliki beberapa lembaga pendidikan yang bisa kemudian menjadi tempat belajar para kepala pada Satuan Layanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dan para penjamah makanan. Akademi, Politeknik, dan juga lembaga-lembaga di bawah Kementerian Pariwisata sudah bisa menghasilkan produk-produk makanan yang berkualitas dan itu akan menjadi tempat pelatihan," kata Dadan.
Selain itu, dia juga menargetkan penerima manfaat MBG capai 82,9 juta pada akhir tahun.
"Kami sedang mengejar target untuk bisa melayani minimal 20 juta yang akan dibacakan oleh Presiden pada 15 Agustus 2025. Dan target kami sampai akhir tahun adalah 82,9 juta (penerima manfaat) yang bisa melayani ibu hamil, ibu menyusui, anak balita, anak sekolah mulai dari PAUD sampai SMA," kata dia.
6. Lebih dari 6.000 desa wisata yang terdaftar dalam platform Jejaring Desa Wisata

Menteri UMKM Maman Abdurrahman menyampaikan, pendekatan awal dalam upaya mendorong pertumbuhan UMKM adalah melalui sektor pariwisata.
"Kalau kita ingin mendorong proses pertumbuhan ekonomi dalam hal ini UMKM melalui sektor pariwisata, banyak sekali potensi dan peluangnya," kata Maman.
Diketahui, sudah ada lebih dari 6.000 desa wisata terdaftar dalam platform Jejaring Desa Wisata.