Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kenaikan Muka Air Laut Terpantau di Sejumlah Wilayah Pasca Gempa Rusia

Ilustrasi gempa. (IDN Times/Arief Rahmat)
Ilustrasi gempa. (IDN Times/Arief Rahmat)
Intinya sih...
  • Kenaikan muka air laut terdeteksi di beberapa titik pantai dengan ketinggian 5 cm hingga 20 cm.
  • Masyarakat tetap diimbau menjauhi area pantai untuk mengantisipasi gelombang tsunami susulan.
  • Hasil pengamatan BMKG terhadap muka laut di beberapa wilayah menunjukkan sejumlah gempa susulan dengan magnitudo terbesar mencapai 6,9.

Jakarta, IDN Times - Gempa tektonik bermagnitudo 8,7 yang terjadi di wilayah lepas pantai Semenanjung Kamchatka, Rusia, memicu peringatan dini tsunami di kawasan Pasifik, termasuk Indonesia.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat, ada kenaikan muka air laut di beberapa wilayah Indonesia bagian timur, dampak aktivitas tektonik tersebut.

1. Kenaikan muka air laut terdeteksi di beberapa titik pantai dengan ketinggian 5 cm hingga 20 cm

Ilustrasi gempa bumi. (IDN Times/Esti Suryani)
Ilustrasi gempa bumi. (IDN Times/Esti Suryani)

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menjelaskan ketinggian muka air di sejumlah pantai berbeda-beda antara 5 cm hingga 20 cm.

“Kenaikan muka air laut terdeteksi di beberapa titik pantai Indonesia, dengan ketinggian antara 0,05 meter (5 cm) hingga 0,2 meter (20 cm). Kondisi ini menunjukkan bahwa energi tsunami dari gempa Rusia menjalar ke wilayah perairan Indonesia, meskipun tidak signifikan,” ujarnya dalam keterangan di Jakarta, Rabu (30/7/2025) malam.

2. Masyarakat tetap diimbau menjauhi area pantai

ilustrasi garis pantai (unsplash.com/DaphneFecheyr)
ilustrasi garis pantai (unsplash.com/DaphneFecheyr)

Daryono menuturkan, meski ketinggian permukaan air laut dampak tsunami relatif kecil, BMKG tetap mengimbau masyarakat agar menjauhi area pantai. Sebab masih berpotensi adanya gelombang tsunami susulan.

"Meski ketinggiannya relatif kecil, kami tetap menetapkan status waspada untuk sejumlah wilayah pesisir. Artinya, daerah-daerah tersebut berpotensi terdampak gelombang tsunami setinggi di bawah 0,5 meter. Masyarakat kami imbau untuk menjauhi area pantai dan tetap siaga,” ucap dia.

Daryono menyebut bentuk pantai, terutama yang menyerupai teluk atau ceruk sempit, dapat memperkuat gelombang tsunami, sehingga potensi dampak lokal tetap perlu diantisipasi.

“Kami terus memantau situasi secara real-time dan memperbarui informasi jika ada perkembangan signifikan,” tegasnya.

3. Hasil pengamatan BMKG terhadap muka laut di beberapa wilayah

Ilustrasi tsunami (IDN Times/Mardya Shakti)
Ilustrasi tsunami (IDN Times/Mardya Shakti)

BMKG juga menginformasikan hingga pukul 16.30 WIB telah terjadi 43 gempa susulan (aftershock), dengan magnitudo terbesar mencapai magnitudo 6,9.

Berikut catatan hasil pengamatan BMKG melalui sensor muka laut (tsunami gauge):

• Jayapura DOK II: 0,2 meter pada pukul 14:14 WIB

• ⁠Pelabuhan Tapaleo, Halmahera Tengah: 0,06 meter pada pukul 14:15 WIB

• ⁠Sarmi: 0,2 meter pada pukul 14:20 WIB

• ⁠Sorong: 0,2 meter pada pukul 14:35 WIB

• ⁠Depapre, Jayapura: 0,2 meter pada pukul 14:45 WIB

• ⁠Sausapor: 0,2 meter pada pukul 15:04 WIB

• ⁠Pelabuhan Beo, Talaud: 0,05 meter pada pukul 15:14 WIB

• ⁠Pelabuhan Daeo Majiko, Morotai: 0,08 meter pada pukul 15:17 WIB

• ⁠Gorontalo: tidak terdeteksi anomali muka laut.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rochmanudin Wijaya
EditorRochmanudin Wijaya
Follow Us