Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Bus Angkut Migran Kecelakaan di Afghanistan, 71 Orang Tewas

ilustrasi kecelakaan (pexels.com/Rodrigo Teixeira)
ilustrasi kecelakaan (pexels.com/Rodrigo Teixeira)
Intinya sih...
  • Bus berisi migran Afghanistan yang baru dideportasi dari Iran mengalami kecelakaan di Afghanistan barat.
  • Korban tewas termasuk 17 anak-anak.
  • Jutaan warga Afghanistan menyeberang ke Iran tanpa dokumen setiap tahunnya.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Sebuah bus yang mengangkut migran yang baru dideportasi dari Iran bertabrakan dengan truk dan sepeda motor di Afghanistan barat. Sedikitnya 71 orang, termasuk 17 anak-anak, dilaporkan tewas.

Kecelakaan ini terjadi pada Selasa (19/8/2025) malam di provinsi Herat. Polisi mengatakan bahwa kecelakaan disebabkan oleh bus yang melaju dengan kecepatan tinggi. Kendaraan tersebut awalnya bertabrakan dengan sepeda motor, lalu menghantam truk pengangkut bahan bakar, sehingga memicu kebakaran.

Sebagian besar korban tewas adalah penumpang bus. Dua orang yang berada di dalam truk dan dua pengendara sepeda motor juga dilaporkan meninggal, dilansir dari ABC News.

1. Bus berisi migran Afghanistan

Juru bicara pemerintah provinsi Herat, Mohammad Yousuf Saeedi, mengatakan bus tersebut mengangkut warga Afghanistan yang baru dideportasi dari Iran dan sedang dalam perjalanan menuju Kabul.

“Semua penumpang adalah pendatang yang menaiki kendaraan di Islam Qala,” kata Saeedi, merujuk pada titik penyeberangan perbatasan.

Juru bicara utama Taliban, Zabihullah Mujahid, membenarkan bahwa para korban merupakan warga yang dideportasi dari Iran. Namun, detail lebih lanjut belum tersedia.

Kecelakaan lalu lintas sering terjadi di Afghanistan, umumnya akibat kondisi jalan yang buruk, cara berkendara yang berbahaya, serta kurangnya regulasi dan pengawasan di jalan raya. Pada Desember 2024, dua kecelakaan bus menewaskan sedikitnya 52 orang di Afghanistan tengah.

2. Iran paksa jutaan migran tanpa dokumen tinggalkan negara itu

Konflik, penganiayaan, kemiskinan dan tingginya angka pengangguran mendorong banyak warga Afghanistan menyeberang ke Iran tanpa dokumen setiap tahunnya. Banyak dari mereka bekerja dengan upah rendah di kota-kota besar, termasuk di lokasi konstruksi, di mana mereka dipandang sebagai tenaga kerja murah dan dapat diandalkan.

Menurut badan pengungsi PBB (UNHCR), hampir 450 ribu warga Afghanistan telah kembali dari Iran sejak awal Juni, setelah Teheran menetapkan tenggat waktu 6 Juli bagi para migran tanpa dokumen untuk meninggalkan negara tersebut.

Pemulangan ini semakin menambah tantangan bagi Afghanistan. Negara miskin yang kembali berada di bawah kekuasaan Taliban sejak 2021 itu kesulitan mengintegrasikan gelombang besar warga yang kembali dari Pakistan dan Iran sejak 2023, di tengah salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia setelah puluhan tahun konflik.

3. Lebih dari 1,4 juta orang telah kembali kembali ke Afghanistan sejak awal 2025

Dilansir dari Al Jazeera, UNHCR melaporkan bahwa lebih dari 1,4 juta orang telah kembali atau dipaksa kembali ke Afghanistan sejak awal tahun ini. Arahan yang dikeluarkan Iran pada akhir Mei berpotensi mempengaruhi sekitar 4 juta warga Afghanistan tanpa dokumen dari total sekitar 6 juta warga Afghanistan yang diklaim tinggal di negara itu oleh Teheran.

Arus penyeberangan perbatasan pun meningkat drastis sejak pertengahan Juni, dengan sekitar 40 ribu orang tercatat memasuki Afghanistan hanya dalam beberapa hari. Menurut juru bicara Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM), sebanyak 449.218 warga Afghanistan kembali dari Iran pada 1 Juni-5 Juli, , sehingga total pemulangan pada 2024 mencapai 906.326 orang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us