Iran Gelar Pemakaman Besar untuk Korban Serangan Israel

- Israel dan AS serbu fasilitas nuklir Iran, menewaskan 30 komandan Iran dan 11 ilmuwan nuklir serta 627 warga sipil. Iran membalas dengan menembakkan lebih dari 550 rudal balistik ke arah Israel.
- Trump dan Iran balas pernyataan pedas, Trump mengejek klaim kemenangan Ayatollah Ali Khamenei. Menteri Luar Negeri Iran mengutuk pernyataan Trump yang dianggap tidak sopan terhadap Khamenei.
- Iran klaim menang dan tegaskan ketahanan bangsa, Ayatollah Ali Khamenei mengatakan serangan Amerika Serikat tidak menghasilkan dampak besar. Pemerintah Iran juga meliburkan kantor-kantor resmi untuk ikut prosesi sebagai simbol
Jakarta, IDN Times – Iran menggelar pemakaman besar untuk sekitar 60 korban tewas akibat serangan Israel selama perang 12 hari terakhir. Upacara ini berlangsung Sabtu pagi pukul 08.00 waktu setempat di pusat kota Teheran, dekat Enghelab Square. Ribuan pelayat berpakaian hitam hadir sambil membawa bendera Iran dan foto para korban.
Dilansir dari Arise TV, di antara korban yang dimakamkan adalah Mayor Jenderal Mohammad Bagheri, kepala staf militer Iran yang juga wakil komandan tertinggi angkatan bersenjata, ilmuwan nuklir terkemuka, dan Komandan tertinggi Garda Revolusi, Jenderal Hossein Salami. Bagheri tewas bersama istri dan putrinya. Jenderal Hossein Salami juga dimakamkan bersama empat perempuan dan empat anak lainnya.
1. Israel dan AS serbu fasilitas nuklir Iran

Dilansir dari Al Jazeera, Amerika Serikat (AS) dan Israel melancarkan serangan bersama ke tiga fasilitas nuklir Iran akhir pekan lalu. Serangan ini bagian dari konflik yang dimulai sejak 13 Juni 2025, dengan target utama menghancurkan program nuklir Iran. Israel mengklaim telah menyerang delapan fasilitas nuklir dan lebih dari 720 infrastruktur militer Iran.
Sekitar 30 komandan Iran dan 11 ilmuwan nuklir tewas dalam serangan tersebut. Kementerian Kesehatan Iran melaporkan setidaknya 627 warga sipil ikut menjadi korban. Sebagai balasan, Iran menembakkan lebih dari 550 rudal balistik ke arah Israel. Israel menyebut 28 warganya tewas, meskipun sebagian besar rudal berhasil dicegat.
2. Trump dan Iran balas pernyataan pedas
Presiden AS Donald Trump mengejek klaim kemenangan Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei. Dalam unggahan di Truth Social pada Jumat (27/6/2025), Trump menyebut pernyataan Khamenei sebagai “kebohongan besar” dan mengklaim dirinya tahu persis di mana Khamenei bersembunyi.
Trump mengaku sempat mencoba mencabut sanksi untuk Iran, tapi membatalkan rencana itu setelah mendengar pernyataan Khamenei. Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, membalas komentar Trump lewat platform X. Ia mengutuk pernyataan Trump yang dianggap tidak sopan terhadap Khamenei, sekaligus menegaskan rakyat Iran tidak takut dengan ancaman atau hinaan.
Resul Serdar dari Al Jazeera mengatakan reaksi keras Araghchi sudah bisa diperkirakan. Menurut dia, posisi Khamenei sebagai sosok ilahi dalam politik Syiah membuat kritik terhadap dirinya jadi hal yang sangat sensitif.
3. Iran klaim menang dan tegaskan ketahanan bangsa
Iran dan Israel sama-sama mengklaim diri sebagai pemenang dalam konflik ini. Ayatollah Ali Khamenei mengatakan serangan Amerika Serikat tidak menghasilkan dampak besar. Ia juga membantah anggapan bahwa program nuklir Iran mengalami kemunduran serius.
Mohsen Mahmoudi, Ketua Dewan Koordinasi Pengembangan Islam Teheran, menyebut upacara pemakaman ini sebagai momen penting.
“Hari ini adalah hari bersejarah bagi Iran Islam dan revolusi,” kata Mahmoudi dikutip NDTV, Sabtu (28/6/2025).
Upacara ditutup dengan prosesi sejauh 11 kilometer menuju Azadi Square, diikuti Presiden Iran Masoud Pezeshkian dan sejumlah pejabat tinggi lainnya. Pemerintah Iran juga meliburkan kantor-kantor resmi agar pegawai negeri bisa ikut prosesi yang dijadikan simbol ketahanan nasional menghadapi tekanan luar negeri.