Survei: Mayoritas Warga AS Dukung Pengakuan Negara Palestina

- Mayoritas warga AS mendukung pengakuan negara Palestina.
- Perbedaan sentimen berdasarkan afiliasi politik.
- Pergeseran sikap sekutu AS dan sentimen negatif terhadap aksi militer Israel di Gaza.
Jakarta, IDN Times - Mayoritas warga dewasa Amerika Serikat (AS) mendukung pengakuan dunia terhadap negara Palestina di tengah agresi militer Israel yang masih berlangsung di Gaza. Temuan ini terungkap dalam survei terbaru Reuters/Ipsos yang dirilis pada Rabu (20/8/2025).
Survei tersebut menemukan bahwa 58 persen responden percaya semua negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) harus mengakui Palestina sebagai sebuah negara. Selain itu, 59 persen responden juga menilai respons militer Israel di Jalur Gaza sudah berlebihan.
1. Perbedaan sentimen berdasarkan afiliasi politik
Dukungan untuk pengakuan negara Palestina tampak kontras jika dilihat berdasarkan afiliasi politik di AS. Sebanyak 78 persen pendukung Partai Demokrat menyetujui pengakuan tersebut, sementara hanya 41 persen dari Partai Republik yang memiliki pandangan serupa.
Sebanyak 65 persen responden juga berpendapat bahwa pemerintahan Presiden Donald Trump harus turun tangan membantu warga Palestina yang menghadapi kelaparan di Gaza. Namun, 41 persen dari pemilih Partai Republik yang mendukung Trump dilaporkan menolak gagasan tersebut.
AS sendiri masih menolak untuk mengakui negara Palestina. Sebelumnya, Trump pernah berkomentar bahwa keputusan negara-negara sekutu untuk mengakui Palestina tidak akan mengubah apa pun.
Namun, utusan khusus AS menyebut pemerintahan Trump tetap membuka jalan untuk sebuah kesepakatan damai yang lebih luas. Dilansir Fox News, Steve Witkoff mengatakan bahwa Trump ingin melihat kesepakatan komprehensif untuk mengakhiri perang dan memulangkan semua sandera.
2. Pergeseran sikap sekutu AS
Beberapa sekutu terdekat AS, termasuk Inggris, Prancis, dan Kanada, telah mengisyaratkan niat mereka untuk mengakui negara Palestina. Langkah ini semakin menambah tekanan diplomatik terhadap Israel dan AS.
Posisi AS ini menempatkannya dalam kelompok minoritas, mengingat 147 dari 193 negara anggota PBB saat ini telah mengakui Palestina sebagai negara berdaulat. Jumlah tersebut setara dengan lebih dari 75 persen anggota PBB.
Tekanan internasional terhadap Israel juga meningkat seiring memburuknya krisis kemanusiaan di Gaza. PBB bersama sejumlah organisasi bantuan internasional telah mengeluarkan peringatan mengenai kelaparan yang meluas dan risiko kelaparan parah yang mengancam warga sipil.
Pemerintah Israel kerap membantah tuduhan bahwa mereka menghalangi bantuan dan menyebabkan kelaparan. Dilansir The Times of Israel, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu bahkan menyebut laporan mengenai kelaparan tersebut sebagai kebohongan yang disebarkan oleh Hamas.
3. Sentimen negatif terhadap aksi militer Israel di Gaza
Sekitar 59 persen responden menganggap respons militer Israel berlebihan, naik dari 53 persen pada survei serupa yang dilakukan Februari 2024 lalu. Survei lain oleh YouGov bahkan menunjukkan 43 persen responden AS percaya bahwa Israel sedang melakukan genosida di Gaza, dibandingkan 28 persen yang tidak setuju.
Di lapangan, pemerintah Israel semakin gencar melakukan ekspansi permukiman ilegal di Tepi Barat. Tindakan ini dikecam karena berisiko mengganggu terwujudnya negara Palestina.
"Negara Palestina sedang dihapus dari meja bukan dengan slogan tetapi dengan perbuatan. Setiap permukiman, setiap lingkungan, setiap unit rumah adalah paku lain di peti mati ide berbahaya ini," ujar Menteri Keuangan Israel, Bezalel Smotrich, dikutip dari Al Jazeera.