Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Swiss Kecewa Dikenai Tarif 39 Persen oleh Trump

bendera Swiss. (unsplash.com/Alex Presa)
bendera Swiss. (unsplash.com/Alex Presa)
Intinya sih...
  • Tarif baru ini sangat mengejutkan bagi Swiss, mengingat beberapa minggu sebelumnya mereka sangat optimis. Presiden Swiss, Karin Keller-Sutter, sempat mengisyaratkan peluang kesepakatan tarif di angka 10 persen, jauh lebih rendah dari ancaman awal.
  • Gedung Putih beralasan Swiss menolak memberikan konsesi yang signifikan dalam perundingan. Kebijakan tarif ini diambil untuk mengatasi hubungan dagang yang dianggap tidak adil.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Pemerintahan Presiden AS Donald Trump menjatuhkan tarif impor sebesar 39 persen terhadap barang-barang dari Swiss yang akan berlaku pada 7 Agustus. Kebijakan ini akan membuat Swiss menghadapi tarif tertinggi di Eropa.

Pemerintah Federal Swiss mengaku kecewa atas keputusan sepihak AS. Mereka akan berupaya mencari solusi melalui negosiasi sebelum batas waktu yang ditentukan.

"Swiss akan tetap berkomunikasi dengan otoritas AS terkait. Kami akan melanjutkan negosiasi dan mengupayakan solusi yang sesuai dengan hukum Swiss dan kewajibannya berdasarkan hukum internasional," demikian pernyataan pemerintah Swiss, dilansir Politico pada Jumat (1/8/2025).

1. Tarif 39 persen jauh lebih tinggi dari perkiraan

Tarif baru ini sangat mengejutkan bagi Swiss, mengingat beberapa minggu sebelumnya mereka sangat optimis. Presiden Swiss, Karin Keller-Sutter, sempat mengisyaratkan peluang kesepakatan tarif di angka 10 persen, jauh lebih rendah dari ancaman awal.

Industri Swiss menyebut kebijakan ini tidak rasional dan sewenang-wenang. Asosiasi industri permesinan Swissmem khawatir tarif ini akan berdampak negatif terhadap puluhan ribu pekerjaan di negara tersebut.

"Tarif ini akan memukul industri Swiss sangat keras, terutama karena pesaing kami di Uni Eropa, Inggris dan Jepang mendapat tarif yang jauh lebih rendah," ujar Wakil Direktur Swissmen, Jean-Philippe Kohl, dilansir Al Jazeera.

2. AS anggap perdagangan dengan Swiss berat sebelah

Gedung Putih beralasan Swiss menolak memberikan konsesi yang signifikan dalam perundingan. Kebijakan tarif ini diambil untuk mengatasi hubungan dagang yang dianggap tidak adil.

"Swiss, sebagai salah satu negara terkaya dengan pendapatan tertinggi di Bumi, tidak bisa berharap Amerika Serikat akan menoleransi hubungan dagang yang berat sebelah," kata seorang pejabat Gedung Putih.

Defisit perdagangan barang AS dengan Swiss mencapai 47,4 miliar dolar (sekitar Rp776 triliun) pada 2024. Namun, pemerintahan Trump dinilai terlalu fokus pada angka ini dan cenderung mengabaikan sektor jasa, yang jika dihitung akan memperkecil defisit menjadi 22 miliar dolar AS (sekitar Rp360 triliun).

Swiss telah menawarkan banyak hal, termasuk menghapus tarif untuk barang industri AS dan janji investasi miliaran dolar. Saat ini, Swiss merupakan investor terbesar keenam di AS dan telah mendorong terciptanya sekitar 400 ribu lapangan kerja di sana, dilansir BBC.

3. Tarif AS datang di hari nasional Swiss

Pengumuman tarif ini terjadi tepat sebelum perayaan Hari Nasional Swiss pada 1 Agustus. Setelah menjatuhkan tarif tinggi pada Swiss, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio justru mengucapkan selamat dan memuji hubungan antara kedua negara.

"Kerja sama kami mencakup perdagangan, keuangan dan keamanan, di mana kepemimpinan Swiss terus memberikan dampak global. Kami berharap rakyat Swiss dapat merayakan hari besar mereka dengan sukses dan penuh makna, dan kami juga menantikan kelanjutan kerja sama di tahun-tahun mendatang," tulis Rubio.

Kini, hanya tersisa sedikit waktu hingga 7 Agustus bagi kedua pihak untuk bernegosiasi. Namun, ruang gerak Swiss dinilai terbatas karena telah menawarkan semua yang mereka bisa untuk mencapai kesepakatan. Jika gagal, Swiss kemungkinan akan membalas dengan tarif atau membatalkan pembelian jet AS.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us