Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Thailand Siap Berunding dengan Kamboja, Kemungkinan Via Malaysia

Bendera Thailand (unsplash.com/chris robert)
Bendera Thailand (unsplash.com/chris robert)
Intinya sih...
  • Konflik perbatasan Thailand-Kamboja kembali memanas
  • Perseteruan antara ayah para perdana menteri kedua negara memperparah situasi
  • 32 orang tewas dan lebih dari 138.000 orang dievakuasi di kedua negara, mayoritas korban adalah warga sipil

Jakarta, IDN Times - Juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Thailand, Nikorndej Balankura mengatakan, Bangkok terbuka untuk perundingan dengan Kamboja. Kemungkinan dengan bantuan Malaysia.

“Kami siap (berunding), jika Kamboja ingin menyelesaikan masalah ini melalui jalur diplomatik, bilateral, atau bahkan melalui Malaysia, kami siap melakukannya. Namun sejauh ini kami belum menerima tanggapan apa pun,” kata Nikorndej, dikutip dari The Guardian, Sabtu (26/7/2025).

Sebelumnya, pelaksana tugas Perdana Menteri (PM) Thailand, Phumtham Wechayachai, telah memperingatkan jika situasi meningkat, bisa berkembang menjadi perang.

“Untuk saat ini, masih terbatas pada bentrokan,” katanya.

Ia menegaskan, Thailand mengambil tindakan untuk melindungi tanah air dan kedaulatan negara.

1. Saling menyalahkan atas konflik yang terjadi

Bendera Kamboja (unsplash.com/aboodi vesakaran)
Bendera Kamboja (unsplash.com/aboodi vesakaran)

Kedua negara saling menyalahkan atas bentrokan tersebut. Thailand menuduh Kamboja menargetkan infrastruktur sipil, termasuk sebuah rumah sakit yang terkena tembakan dan sebuah pom bensin yang terkena setidaknya satu roket.

Sementara Kamboja menuduh Thailand menggunakan bom curah. Memang kedua negara memperebutkan wilayah perbatasan sepanjang 800 kilometer (km).

Pertempuran sebelumnya pecah antara 2008 dan 2011, menewaskan sedikitnya 28 orang dan puluhan ribu orang mengungsi.

2. Konflik diperparah perseturuan eks perdana menteri kedua negara

Presiden Senat Kamboja Hun Sen. (IDN Times/Marcheilla Ariesta)
Presiden Senat Kamboja Hun Sen. (IDN Times/Marcheilla Ariesta)

Perselisihan terbaru ini diperparah oleh perseteruan yang pecah antara ayah para PM Kamboja dan Thailand. Hun Sen, seorang penguasa otoriter yang menyerahkan kekuasaan kepada putranya, Hun Manet pada 2023, dengan mantan pemimpin populis Thailand, Thaksin Shinawatra, yang putrinya, Paetongtarn Shinawatra menjadi PM pada 2024, keduanya tetap sangat berpengaruh di negara mereka.

Mereka dulunya dianggap teman dekat, tetapi kini terlibat dalam perselisihan sengit, saling hina, ancaman, dan bantahan di media sosial. Thaksin mengunjungi Ubon Ratchathani di timur laut Thailand pada Sabtu pagi, dan membantah perseteruan keluarga tersebut sebagai penyebab bentrokan, menurut laporan media lokal.

Ia mengecam tindakan Kamboja dan menyebutnya mengerikan. Thaksin mengatakan, serangan dari pihak Thailand mengikuti protokol ketat dan ditujukan ke lokasi militer.

3. Korban tewas 32 orang di kedua negara, mayoritas sipil

bendera Kamboja (pixabay.com/jorono)
bendera Kamboja (pixabay.com/jorono)

Di Thailand, 19 orang tewas, termasuk 13 warga sipil dan enam tentara, sementara 29 tentara dan 30 warga sipil terluka. Di Kamboja, para pejabat melaporkan 12 kematian tambahan, lima tentara, dan delapan warga sipil, sehingga jumlah korban tewas menjadi 13.

Lebih dari 138 ribu orang telah dievakuasi dari wilayah perbatasan Thailand, menurut Kementerian Kesehatan. Sementara itu, keluarga-keluarga berlindung di kuil, sekolah, dan pusat-pusat kota. Pihak berwenang Kamboja menyatakan, lebih dari 23 ribu orang telah dievakuasi dari daerah-daerah dekat perbatasan.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us