5 Fakta Unik Valley of Flowers, Surga Tersembunyi di Himalaya

- Valley of Flowers ditemukan secara tidak sengaja oleh tiga pendaki Inggris pada tahun 1931
- Lembah ini merupakan rumah bagi ratusan spesies bunga langka dan diakui UNESCO sebagai Situs Warisan Dunia
- Valley of Flowers juga menjadi habitat bagi berbagai satwa liar langka, menjadikannya benteng terakhir bagi satwa-satwa Himalaya yang terancam punah
Jika ada tempat yang terasa seperti potongan surga di bumi, Valley of Flowers di Himalaya pasti masuk dalam daftar teratas. Hamparan bunga berwarna-warni, udara segar pegunungan, dan latar belakang puncak bersalju membuat tempat ini seakan berada di dunia lain. Tidak mengherankan jika lembah ini menjadi incaran para pecinta alam dari seluruh penjuru dunia.
Namun, keindahan Valley of Flowers bukan hanya memanjakan mata, tapi juga menyimpan cerita dan keunikan yang membuatnya begitu istimewa. Ada sejarah penemuan yang tak sengaja, kekayaan flora dan fauna langka, hingga petualangan seru untuk mencapainya. Nah, berikut lima fakta unik yang akan membuatmu semakin jatuh cinta pada surga tersembunyi di Himalaya ini.
1. Ditemukan secara tidak sengaja oleh tiga pendaki Inggris

Kisah penemuan Valley of Flowers terdengar bak adegan dalam sebuah film petualangan. Lembah ini pertama kali dikenal dunia modern pada tahun 1931, ketika tiga pendaki asal Inggris—Frank S. Smythe, Eric Shipton, dan R. L. Holdsworth—tersesat saat menuruni Gunung Kamet. Tanpa sengaja, mereka menemukan sebuah lembah yang dipenuhi bunga-bunga liar berwarna-warni, pemandangan yang belum pernah mereka saksikan sebelumnya. Terpesona oleh keindahannya, mereka menamainya “Valley of Flowers” atau “Lembah Bunga”. Smythe kemudian mengabadikan pengalaman tersebut dalam sebuah buku berjudul “The Valley of Flowers”, yang membuat tempat ini semakin terkenal di mata dunia.
Namun, jauh sebelum penemuan Smythe dan rekan-rekannya, wilayah ini sudah dikenal oleh masyarakat lokal dengan nama “Nandan Kanan”. Bagi penduduk setempat, lembah tersebut dianggap sebagai tempat suci yang dihuni oleh para peri dan dewa. Penemuan oleh Smythe dan kedua rekannya lah yang membuka jalan bagi para peneliti dan wisatawan untuk mengenal lebih dekat keajaiban Lembah Bunga. Sejak saat itu, Valley of Flowers menjadi salah satu destinasi populer bagi para pencinta petualangan.
2. Rumah bagi ratusan spesies bunga langka

Sesuai namanya, lembah ini dipenuhi bunga yang mekar bergantian dari bulan Juli hingga Agustus. Lebih dari 600 spesies tanaman tercatat tumbuh di sini, termasuk bunga langka seperti Brahma kamal, Blue poppy, dan Cobra lily. Warna-warni bunga yang berubah tiap minggu membuat pemandangan lembah selalu berbeda.
Fenomena ini menciptakan karpet hidup yang tak pernah sama setiap kunjungan. Para botanis dari berbagai negara sering datang untuk meneliti keragaman flora di sini. Uniknya, banyak bunga di lembah ini hanya dapat tumbuh di ketinggian dan iklim tertentu, sehingga sulit ditemukan di tempat lain. Keunikan ini membuat Valley of Flowers diakui UNESCO sebagai Situs Warisan Dunia pada tahun 2005.
3. Habitat satwa liar yang sulit ditemui

Selain keindahan bunganya, Valley of Flowers juga menjadi habitat bagi berbagai satwa liar langka. Di antara penghuninya terdapat macan tutul salju, beruang hitam Himalaya, domba biru, hingga burung monal berwarna-warni yang memesona. Mereka hidup bebas di alam liar, dan jarang terlihat langsung oleh para pengunjung.
Kehadiran satwa-satwa ini menjadi bukti bahwa ekosistem lembah masih terjaga dengan baik. Para pendaki yang beruntung mungkin menemukan jejak kaki di tanah basah, atau mendengar nyanyian burung eksotis dari kejauhan. Keberadaan mereka menjadikan Valley of Flowers bukan sekadar taman bunga yang memukau, tetapi juga benteng terakhir bagi satwa-satwa Himalaya yang terancam punah.
4. Perjalanan menuju lembah adalah petualangan tersendiri

Untuk mencapai Valley of Flowers, pengunjung harus menempuh trekking sekitar 17 kilometer dari desa Govindghat. Jalurnya melewati jembatan gantung, tebing berbatu, dan sungai yang mengalir deras. Perjalanan ini membutuhkan stamina dan persiapan, tetapi pemandangannya membuat rasa lelah terbayar lunas.
Sepanjang jalur, pendaki akan melewati hutan pinus, air terjun, dan padang rumput alpine. Udara pegunungan yang sejuk memberi semangat di setiap langkah. Banyak pendaki menganggap perjalanan ini sebagai bagian tak terpisahkan dari pengalaman menuju Valley of Flowers. Sebab petualangan dimulai bahkan sebelum sampai di lembahnya.
5. Lembah yang terlindungi dan dijaga ketat

Sejak ditetapkan sebagai taman nasional pada tahun 1982, Valley of Flowers dilindungi dengan ketat oleh pemerintah India. Hanya dibuka untuk pengunjung antara bulan Juni hingga Oktober, saat bunga-bunga bermekaran. Di luar musim itu, lembah tertutup salju tebal dan tidak bisa diakses. Pengunjung juga dilarang membawa pulang tanaman atau mengganggu satwa yang ada.
Aturan ketat tersebut bertujuan menjaga keaslian alam lembah agar tidak rusak akibat ulah manusia. Penjaga taman nasional pun rutin berpatroli untuk memastikan semua pengunjung mematuhi peraturan. Berkat perlindungan ini, Valley of Flowers tetap terjaga seperti lukisan alam yang nyaris sempurna.
Valley of Flowers bukan sekadar tempat indah di Himalaya, melainkan perpaduan sempurna antara keajaiban alam, sejarah, dan petualangan. Bagi mereka yang mencintai alam, perjalanan ke lembah ini adalah pengalaman yang membekas seumur hidup. Setiap bunga, setiap desir angin, dan setiap langkah di tanahnya menjadi cerita yang layak dibagikan. Valley of Flowers bukan sekadar destinasi, tapi pengingat bahwa di dunia masih ada surga yang patut dijaga.