Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Fakta Unik Japanese Marten, Mamalia Ini Diburu untuk Diambil Bulunya

Japanese marten
Japanese marten (commons.wikimedia.org/Tokumi)
Intinya sih...
  • Japanese marten hanya dapat ditemukan di Jepang, termasuk subspesies di Pulau Tsushima.
  • Marten Jepang adalah anggota dari famili Mustelidae dan memiliki hubungan kerabat dengan cerpelai dan berang-berang.
  • Tubuh jantan Japanese marten lebih besar dari betina, bulunya berubah sesuai musim, dan mereka sangat teritorial.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Japanese marten (Martes melampus) merupakan spesies mamalia berekor panjang dan berbulu lebat yang hidup di area hutan di Jepang. Mamalia ini merupakan anggota dari genus Martes yang merupakan subfamili dari famili cerpelai. Penampilannya mirip dengan cerpelai, namun dengan ukuran yang lebih besar dan tubuh yang lebih kuat.

Menariknya, meski tubuhnya lebih besar dari cerpelai, Japanese marten tidak kalah lincah. Mamalia ini dapat bergerak dengan cepat dan bebas di hutan yang lebat. Selain itu, keunikan hewan ini juga datang dari fakta bahwa warna bulunya dapat berubah sesuai dengan musim. Berikut fakta menarik Japanese marten.

1. Hanya dapat ditemukan di Jepang

Japanese marten
Japanese marten (commons.wikimedia.org/Tokumi)

Japanese marten merupakan salah satu hewan endemik Jepang yang hanya dapat ditemukan di Negeri Matahari Terbit. Mamalia ini dapat ditemukan di Honshu hingga Kyushu. Mereka menjadikan hutan sebagai habitat alaminya. Selain itu, terdapat subspesies Japanese marten yang hidup di Pulau Tsushima.

2. Kerabat dari cerpelai

Japanese marten
Japanese marten (commons.wikimedia.org/Kestrel)

Japanese marten adalah anggota dari genus Martes yang merupakan member dari famili Mustelidae atau mustelid. Mustelidae atau mustelid sendiri merupakan famili terbesar dalam ordo Karnivora dan terdiri dari 56 spesies dalam 22 genus. Dilansir Animal Diversity Web, anggota dari famili ini meliputi cerpelai, mink, marten, musang air, wolverine, berang-berang, luak, dan lainnya.

Karena merupakan anggota dari famili Mustelidae, dapat disimpulkan bahwa Japanese marten masih memiliki hubungan kerabat dengan cerpelai. Tidak hanya itu, hewan ini juga masih memiliki hubungan kerabat dengan berang-berang yang lebih banyak menghabiskan waktunya di air.

3. Tubuh jantan lebih besar dibanding betina

Japanese marten
Japanese marten (commons.wikimedia.org/Daderot)

Sexual dimorphism pada spesies ini dapat dilihat pada perbedaan ukuran antara keduanya. Jantan umumnya memiliki tubuh yang lebih besar dibanding betina. Panjang rata-rata tubuh jantan adalah 45--49 cm, sedangkan betina adalah 41--43 cm. Panjang tubuh tersebut masih tidak menghitung panjang ekornya yang memiliki panjang sekitar 17--20 cm.

4. Warna bulunya berubah saat musim dingin tiba

Japanese marten
Japanese marten (commons.wikimedia.org/Tokumi)

Hal paling menarik dari Japanese marten adalah bahwa penampilan mereka dapat berubah mengikuti perubahan musim. Secara umum, warna bulu hewan ini cukup bervariasi. Mulai dari cokelat tua hingga kuning kusam dengan bagian tenggorokan berwarna krem.

Namun, saat musim dingin tiba, bulunya akan berubah menjadi warna oranye dengan bulu yang berwarna pucat di tenggorokan. Tidak hanya itu, wajahnya yang berwarna hitam di musim panas juga akan berubah menjadi putih di musim dingin.

5. Japanese marten sangat teritorial

Japanese marten
Japanese marten (inaturalist.org/Timur Kalininsky)

Meski penampilannya terlihat menggemaskan, mamalia ini rupanya adalah hewan yang sangat teritorial, lho! Karakteristik ini tidak hanya dimiliki oleh Japanese marten jantan saja, tapi juga betina. Dilansir Animalia, ukuran besar wilayah biasanya ditentukan oleh ketersediaan makanan di wilayah tersebut.

Spesies mamalia ini merupakan hewan soliter yang lebih banyak menghabiskan waktunya sendirian. Mereka aktif saat malam hari dan tidur di siang hari.

6. Bayi Japanese marten lahir dalam keadaan buta dan tuli

Japanese marten
Japanese marten (commons.wikimedia.org/Tokumi)

Musim kawin Japanese marten terjadi antara bulan Maret dan pertengahan bulan Mei. Kemudian, masa kehamilan akan berlangsung selama lebih dari 300 hari karena implantasi yang tertunda. Bagaimana bisa?

Sel telur yang dibuahi mulai membelah saat bergerak menyusuri saluran telur. Namun, saat mencapai rahim, sel telur yang kemudian disebut sebagai blastokista ini menjadi tidak aktif dan pembelahan terhenti. Blastokista berada dalam masa tidak aktif selama berbulan-bulan sebelum menempel pada dinding rahim dan kembali aktif serba berkembang secara normal.

Setelah melalui proses yang panjang ini, Japanese marten biasanya menghasilkan satu keturunan. Mereka dapat memiliki hingga lima anak per musim kawin. Anak-anaknya ini lahir dalam keadaan buta dan tuli.

Tentu keadaan ini tidak bertahan lama. Setelah anak-anaknya berusia 3--4 tahun, mereka sudah dapat berburu sendiri dan dapat segera meninggalkan induknya.

7. Populasinya menurun karena diburu untuk diambil bulunya

Japanese marten
Japanese marten (commons.wikimedia.org/Daderot)

Menurut IUCN, Japanese marten masuk ke dalam kategori least concern (LC) karena populasinya yang stabil. Akan tetapi, terdapat subspesies dari mamalia ini yang dilindungi secara hukum di Jepang. Mereka adalah subspesies yang tinggal di Pulau Tsushima.

Kenapa hanya subspesies ini yang dilindungi secara hukum? Hal ini karena populasinya yang menurun karena perburuan yang berlebihan. Subspesies Japanese marten di Pulau Tsushima ini diburu untuk diambil bulunya. Selain itu, efek berbahaya dari insektisida juga menjadi salah satu penyebab menurunnya populasi mamalia ini.

Setelah menyimak fakta-fakta menarik Japanese marten di atas, kini kamu telah mengenal satu lagi hewan endemik Jepang yang memiliki penampilan imut dan menggemaskan. Tertarik untuk bertemu dengan kerabat cerpelai ini secara langsung?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Muhammad Hafizhuddin
EditorMuhammad Hafizhuddin
Follow Us