5 Negara dengan Peran Besar dalam Konservasi Satwa, Ada Indonesia

- Filipina memiliki Conservation Imperative Sites tertinggi di dunia, fokus utama pada Elang Filipina dan Tarsier Filipina
- Brasil melalui program Amazon Region Protected Areas (ARPA) menjaga Hutan Hujan Amazon dan jaguar
- Indonesia memiliki 57 taman nasional dan ratusan kawasan konservasi untuk spesies endemik
Kepunahan spesies bukan lagi ancaman masa depan. Banyak hewan kehilangan habitat dan perlahan menghilang dari alam liar. Di Tengah kondisi ini, muncul negara-negara yang mengambil tanggung jawab besar. Mereka menjaga wilayah penting yang menjadi tempat berlindung terakhir bagi satwa langka yang semakin tersisih dari alam bebas.
Negara-negara tersebut memainkan peran penting dalam menjaga keberagaman hayati di dunia. Bukan semata karena luasnya hutan dan banyaknya spesies, tapi karena kawasan mereka memiliki peran kunci bagi kelangsungan spesies yang terancam. Melalu berbagai upaya, mulai dari perlindungan langsung di habitat asli hingga program penyelamatan dan pelepasliaran, negara-negara ini menjadi ujung tombak dalam menghadapi krisis kepunahan. Lalu, negara-negara mana saja yang memiliki peran besar dalam konservasi satwa? Simak penjelasannya berikut ini!
1. Filipina memiliki jumlah Conservation Imperative Sites tertinggi di dunia

Sebagai salah satu negara dengan keanekaragaman hayati tertinggi, Filipina memainkan peran penting dalam konservasi global. Dua spesies endemik yang menjadi fokus utama adalah Elang Filipina (Pithecophaga jefferyi), salah satu burung pemangsa paling langka di dunia, dan Tarsier Filipina (Carlito syrichta), primata kecil bermata besar yang sangat sensitif terhadap gangguan habitat. Keduanya menghadapi ancaman serius akibat deforestasi dan aktivitas manusia.
Upaya konservasi dijalankan melalui lembaga seperti Philippine Eagle Foundation dan Tarsier Sanctuary di Bohol, yang berperan penting dalam menjaga habitat asli, rehabilitasi, serta edukasi masyarakat. Berdasarkan penelitian terbaru, Filipina berada di antara negara dengan jumlah Conservation Imperative Sites tertinggi, wilayah penting yang jika dijaga dapat mencegah kepunahan banyak spesies di masa depan.
2. Brasil memiliki program konservasi Hutan Hujan Amazon dan jaguar

Brasil memiliki salah satu kekayaan hayati terbesar di dunia, dan sebagian besar berada di kawasan Hutan Hujan Amazon, yang mencakup lebih dari 60 persen wilayah hutan hujan tropis yang tersisa di planet ini. Hutan ini menjadi habitat bagi ribuan spesies, termasuk jaguar, sloth, macaw, armadillo raksasa, hingga spesies unik lainnya. Melalui program Amazon Region Protected Areas (ARPA), negara ini telah menciptakan dan mengelola lebih dari 60 juta hektare kawasan lindung sejak tahun 2002. Berkat ARPA, terjadi pengurangan deforestasi hingga 264.000 ha antara 2008-2020 dan menghindari sekitar 104 juta ton emisi CO₂ ke atmosfer.
Selain itu, konservasi jaguar (Panthera onca) menjadi salah satu prioritas utama. WWF dan Jaguar Conservation Fund menjalankan program pemantauan populasi, pelestarian habitat, serta pembangunan jalur lintasan alami untuk menjaga keseimbangan populasi.
3. Indonesia memiliki 57 taman nasional dan ratusan kawasan konservasi untuk menjaga spesies endemik

Indonesia termasuk dalam negara megadiverse, dengan 12 persen mamalia, 16 persen reptil, 17 persen burung, dan lebih dari 15 persen spesies tumbuhan global berada di kawasan ini. Sekitar 18 persen daratannya dan 9 persen wilayah laut telah dilindungi melalui 57 taman nasional dan ratusan kawasan konservasi lainnya. Kawasan seperti Ujung Kulon, habitat badak Jawa, dan Komodo National Park, rumah bagi Komodo, menjadi bukti nyata komitmen Indonesia tergadap pelestarian spesies endemik terancam punah.
Berbagai upaya konservasi dilakukan Indonesia, mulai dari larangan konversi hutan (PIPPIB), penangkaran, rehabilitasi, hingga pelepasliaran satwa seperti badak Jawa dan harimau Sumatra. Pemerintah juga mengembangkan biobank genetic, teknologi reproduksi terbantu, serta melibatkan masyarakat lokal dan adat sebagai penjaga habitat. Efektivitas pengelolaan taman nasional pun meningkat signifikan, dengan skor METT naik sekitar 44 persen dalam beberapa tahun terakhir.
4. Madagaskar memiliki komitmen serius dalam melestarikan populasi lemur dan hewan endemik lainnya

Madagaskar dikenal sebagai salah satu pusat keanekaragaman hayati paling unik di dunia. Sekitar 90 persen satwa liar di pulau ini adalah hewan endemik, termasuk lebih dari 100 spesies lemur, berbagai jenis bunglon, serta ribuan tumbuhan khas yang tidak ditemukan di tempat lain. Pulau ini disebut sebagai laboratorium evolusi terbuka yang begitu berharga bagi ilmu pengetahuan dan konservasi global.
Sayangnya, deforestasi dan perambahan lahan menjadi ancaman serius. Namun, ada upaya kuat konservasi meliputi taman nasional seperti Andasibe-Mantadia yang menjadi rumah bagi berbagai jenis lemur seperti indri dan diademed sifaka. Selain itu juga terdapat kawasan penyangga komunitas seperti Anja Community Reserve yang melindungi populasi ring-tailed lemur terbesar di pulau tersebut.
5. Kolombia memiliki program konservasi untuk melindungi cotton-top tamarin

Kolombia dikenal sebagai negara dengan keanekaragaman hayati tertinggi di dunia. Negara ini menampung lebih dari 63.000 spesies, termasuk spesies burung terbanyak di dunia, serta ribuan spesies orkid, amfibi, dan kupu-kupu. Sistem Nasional Kawasan Lindung (SINAP) mencakup hampir 17 juta hektare, melindungi hutan hujan Amazon, hutan Andes, dan ekosistem Karibia.
Salah satu upaya konservasi paling terkenal adalah Proyecto Tití, yang melindungi cotton-top tamarin, primata kecil yang hanya ditemukan di Kolombia. Taman Nasional Chiribiquete, taman nasional terbesar di Amazon Kolombia, juga memiliki peran penting dalam melindungi berbagai spesies seperti harpy eagle, dolphin sungai Amazon, dan jaguar. Kawasan ini telah diakui UNESCO sebagai Situs Warisan Dunia.
Upaya besar negara-negara dalam melestarikan satwa menjadi pengingat bahwa kontribusi individu juga penting. Langkah sederhana seperti memilah sampah, menghindari produk dari hewan liar, dan menyuarakan kesadaran bisa membuka jalan bagi perubahan nyata.
Referensi
Antara News. Diakses pada Juli 2025. LHK Ministry intensifies efforts to maintain endemic species
Atlas and Boots. Diakses pada Juli 2025. 10 countries that can save Earth’s most-threatened species
Cambridge University Press. Diakses pada Juli 2025. Evaluating the effectiveness of protected area management in Indonesia
Discover Wild Science. Diakses pada Juli 2025. Protecting the Philippine Eagle: Conservation Efforts to Save a National Symbol
FAO Open Knowledge. Diakses pada Juli 2025. Proceedings of the Southeast Asian Moving Workshop on Conservation, Management and Utilization of Forest Genetic Resources
National Committee of The Netherlands. Diakses pada Juli 2025. Protecting the Madagascar and the Indian Ocean Islands Biodiversity Hotspot
National Parks Association. Diakses Pada Juli 2025. Chiribiquete National Park
New England Primate Conservancy. Diakses pada Juli 2025. Philippine Tarsier
Palmyre Conservation. Diakses Pada Juli 2025. Proyecto Tití
Science.org. Diakses pada Juli 2025. Madagascar’s extraordinary biodiversity: Evolution, distribution, and use
The Guardian. Diakses pada Juli 2025. Pythons for bait and dodging militias: on the trail of the rare ‘monkey-eating’ eagle
World Wild Life. Diakses pada Juli 2025. Conservation Units supported by the ARPA Program avoided deforestation of 1,000 square miles between 2008 and 2020
World Wild Life. Diakses pada Juli 2025. Hope for jaguars in the Brazilian Amazon: New study identifies priority areas for their conservation amid rampant deforestation
World Wild Life. Diakses pada Juli 2025. Protecting millions of acres in the Amazon