Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Street Dance dan Dancesport Jadi Magnet di FORNAS 2025 di NTB

WhatsApp Image 2025-08-01 at 21.22.42 (2).jpeg
AHY saksikan langsung street dance dan dancesport di FORNAS 2025 NTB. (Dok. Kemenekraf)
Intinya sih...
  • Siapa saja menteri yang menyaksikan?
  • Pentingnya pembinaan untuk street dance dan dancesport
  • FDBI senang dengan perhatian pemer
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Street Dance dan Dancesport jadi dua olahraga yang dipertandingkan di Festival Olahraga Rekreasi Nasional (FORNAS) 2025 di Nusa Tenggara Barat (NTB). Kedua olahraga ini berada di bawah naungan Federasi Dancesport & Breaking Indonesia (FDBI).

Dua olahraga tersebut dipertandingkan di Taman Budaya, Mataram, 26 sampai 27 Juli, diikuti 185 peserta dari 18 provinsi. Acara ini disambut antusias, bahkan sampai disaksikan oleh dua menteri.

1. Siapa saja menteri yang menyaksikan?

WhatsApp Image 2025-08-01 at 21.22.43.jpeg
AHY saksikan langsung street dance dan dancesport di FORNAS 2025 NTB. (Dok. Kemenekraf)

Kegiatan ini mencatat kehadiran dua menteri Kabinet Merah Putih, yakni Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) serta Menteri Ekonomi Kreatif (Menteri Ekraf), Teuku Riefky Harsya.

AHY menyoroti potensi besar dari seni olahraga seperti street dance dan dancesport ini. Apalagi, olahraga-olahraga macam ini juga tengah berkembang di kalangan generasi muda, sehingga potensinya luar biasa.

"Saya termasuk yang gemar olahraga dan sangat menikmati kreativitas anak-anak muda. Kita ingin mendorong agar komunitas olahraga seperti street dance terus tumbuh. Di negara maju, seni dan olahraga seperti ini memiliki dampak ekonomi besar,” ujar AHY dalam keterangannya.

2. Pentingnya pembinaan untuk street dance dan dancesport

WhatsApp Image 2025-08-01 at 21.22.42.jpeg
AHY saksikan langsung street dance dan dancesport di FORNAS 2025 NTB. (Dok. Kemenekraf)

Sementara, Rifky menegaskan pentingnya pembinaan profesional terhadap seni pertunjukan, khususnya street dance. Menurutnya, kebutuhan akan seni tari tidak hanya terbatas pada festival.

“Kegiatan ini menjadi sarana strategis dalam pembinaan generasi muda dan peningkatan kualitas seni pertunjukan, baik di tingkat lokal, nasional, hingga global,” ungkap Rifky.

Kementerian Ekonomi Kreatif saat ini membawahi 17 subsektor ekonomi kreatif yang terbagi ke dalam empat klaster: budaya, desain, media, dan teknologi digital. Seni pertunjukan, termasuk street dance, berada dalam klaster berbasis budaya yang mendapat perhatian khusus.

“Ekosistem tari seperti street dance sangat kompleks dan saling terhubung. Dia menyerap banyak tenaga kerja, mulai dari pelatih, koreografer, desainer kostum, hingga para talenta muda. Ini adalah subsektor yang beririsan dengan musik, media, dan hiburan,” jelas Rifky.

3. FDBI senang dengan perhatian pemerintah

WhatsApp Image 2025-08-01 at 21.22.42 (1).jpeg
AHY saksikan langsung street dance dan dancesport di FORNAS 2025 NTB. (Dok. Kemenekraf)

Ketua Umum FDBI, Ardiyansyah Djafar, menyampaikan apresiasinya terhadap perhatian pemerintah pusat akan street dance dan dancesport. Dia mengungkapkan bahwa nilai pasar global untuk sektor tari diproyeksikan mencapai 3,22 miliar dolar AS pada 2025.

“Jika disesuaikan dengan kondisi Indonesia, nilai pasar subsektor tari dan cheerleading dapat mencapai Rp4 triliun. Sayangnya, industri performing arts khususnya untuk tari belum banyak mendapat perhatian, padahal potensinya sangat besar,” ujar Ardiyansyah.

Selain street dance dan dancesport, FORNAS 2025 juga mempertandingkan breaking. Dari tiga cabor itu, ada 11 nomor yang dipertandingkan di ajang ini.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Agustiar
EditorDwi Agustiar
Follow Us