4 Penyebab Bau Terbakar dari Kap Mobil, Harus Diwaspadai!

- Kebocoran oli mesin dapat menyebabkan bau terbakar karena oli menetes ke bagian mesin panas, seperti block silinder atau knalpot.
- Gesekan pada rem atau kampas yang terlalu panas bisa menghasilkan bau terbakar dan mengancam keselamatan dalam berkendara.
- Sabuk mesin atau fan belt yang longgar atau aus rentan menimbulkan bau karet terbakar dan merusak sistem pendingin alternator hingga power steering.
Mencium bau terbakar dari kap mobil tentu bisa menjadi tanda bahaya yang tidak boleh disepelekan. Aroma tidak sedap ini memang bisa menjadi indikasi bahwa adanya masalah yang terdapat pada sistem mesin atau komponen lain yang kondisinya terlalu panas atau rusak, sehingga tidak bisa dibiarkan.
Meski terkesan sepele, namun bau terbakar dari kap mobil ternyata bisa berkembang menjadi kerusakan serius apabila tidak ditangani dengan baik. Oleh sebab itu, penting bagi pengemudi memahami beberapa penyebab umumnya agar bisa melakukan pengecekan dan perbaikan sebelum kerusakannya semakin parah.
1. Kebocoran oli mesin yang mengenai permukaan panas

Salah satu penyebab utama bau terbakar pada mobil ternyata bisa diakibatkan karena kebocoran oli mesin yang menetes ke bagian mesin panas, seperti block silinder atau knalpot. Pada saat oli terkena panas yang berlebih, maka akan rentan menguap dan pada akhirnya mengeluarkan aroma terbakar yang cukup menyengat dari balik kap mobil.
Kebocoran oli ternyata dapat diakibatkan oleh gasket yang sudah aus, seal rusak, atau baut pengikat yang kondisinya sudah longgar. Jika hal ini dibiarkan secara terus-menerus, maka bukan hanya menimbulkan bau tidak sedap, namun juga bisa mengurangi pelumasan mesin dan pada akhirnya mempercepat keausan pada komponen.
2. Gesekan pada rem atau kampas yang terlalu panas

Bau terbakar ternyata bisa muncul karena sistem rem yang kondisinya terlalu panas karena penggunaan berlebih, terutama ketika menuruni jalan panjang atau mengemudi dengan agresif. Kampas rem yang bergesekan secara terus-menerus pada akhirnya rentan menghasilkan panas tinggi dan justru mengeluarkan bau menyengat seperti hangus.
Jika aroma terbakar mulai tercium dari kap depan dan disertai dengan gejala lain, seperti pedal rem yang keras atau bunyi berdecit, maka bisa jadi memang kampas rem tersebut sudah aus atau bagian cakram remnya telah mengalami overheat. Pada kondisi yang sudah ekstrem, maka panas berlebih tersebut dapat menimbulkan kegagalan rem dan pada akhirnya mengancam keselamatan dalam berkendara.
3. Sabuk mesin yang longgar atau aus

Sabuk mesin atau fan belt yang sudah longgar aus atau tergelincir ternyata rentan menimbulkan bau, seperti karet terbakar. Pada saat sabuk tersebut bergesekan dengan pulley secara tidak sempurna, maka gesekannya akan memicu panas berlebih dan pada akhirnya menimbulkan aroma menyengat dari bagian bawah kap mesin.
Pada umumnya bau ini disertai dengan suara berdecit dari ruang mesin ketika mobil dinyalakan atau berakselerasi. Jika sabuknya tidak segera diganti, maka bukan hanya menimbulkan bau, namun bisa merusak sistem pendingin alternator hingga power steering yang terhubung ke bagian tersebut.
4. Kabel kelistrikan terbakar atau korsleting

Sistem kelistrikan yang sedang bermasalah, terutama kabel yang terkelupas atau kosleting ternyata bisa menimbulkan bau terbakar. Kabel yang terkena panas atau arus pendek biasanya rentan mengeluarkan bau plastik atau karet yang terbakar, sehingga sangat khas dan mudah dibedakan.
Masalah ini memang dapat sangat berbahaya karena bisa menimbulkan kebakaran apabila tidak segera diperbaiki. Oleh sebab itu, jika kamu mulai mencium bau terbakar disertai dengan gejala lampu yang terlihat redup atau sekring yang sering putus, maka sebaiknya dapat segera dilakukan pemeriksaan pada sistem kelistrikan oleh teknisi ahli, sehingga dapat segera diperbaiki.
Bau terbakar dari balik kap mobil bukanlah hal yang dapat disepelekan, sebab bisa menandakan kerusakan serius pada beberapa komponen mobil. Mengenal penyebabnya sejak dini tentu akan membantumu menghindari potensi bahaya yang lebih serius atau biaya perbaikan yang lebih mahal. Lebih baik mengambil tindakan pencegahan daripada menunggu hingga kondisinya benar-benar rusak!