Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi mobil dengan roof box
ilustrasi mobil dengan roof box (unsplash.com/Thai Nguyen)

Punya mobil dengan kapasitas bagasi terbatas memang kadang terasa kurang praktis, apalagi kalau lagi bepergian jauh bersama keluarga atau teman. Di situlah roof box hadir sebagai solusi penyimpanan tambahan yang efisien. Perangkat ini bisa menampung banyak barang tanpa harus mengorbankan kenyamanan penumpang di dalam kabin. Tapi, meski fungsinya menarik, memasang roof box gak bisa asal tempel di atap mobil.

Sebelum buru-buru beli dan pasang, ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan agar gak berakhir merugikan. Mulai dari jenis mobil, kapasitas beban, sampai faktor aerodinamika yang memengaruhi kenyamanan berkendara. Jadi, yuk pahami dulu poin-poin penting di bawah ini supaya perjalanan tetap aman, stabil, dan tentunya gaya mobil tetap kece meski ada tambahan di atapnya!

1. Pastikan mobil punya roof rail yang sesuai

illustrasi mobil dengan roof rack (unsplash.com/Tony DeGuiseppi)

Hal pertama yang wajib dicek sebelum pasang roof box adalah keberadaan roof rail di mobil. Roof rail ini berfungsi sebagai penopang utama tempat roof box dipasang. Tanpa komponen ini, roof box gak bisa menempel dengan kuat di atap. Beberapa mobil SUV dan MPV modern biasanya sudah dilengkapi roof rail bawaan, tapi untuk mobil tipe city car atau sedan, sering kali harus pasang secara terpisah.

Kalau mobil belum punya roof rail, pastikan pemasangan dilakukan di bengkel terpercaya agar posisinya presisi dan gak merusak cat atau struktur atap. Selain itu, pilih bahan roof rail yang kokoh seperti aluminium atau baja ringan agar kuat menahan beban. Jangan sampai demi menambah kapasitas barang, mobil justru kehilangan kestabilan karena pemasangan yang asal-asalan.

2. Perhatikan kapasitas beban maksimal

illustrasi mobil dengan roof rack (unsplash.com/Ali Kazal)

Roof box memang membantu membawa barang lebih banyak, tapi bukan berarti semua barang bisa diletakkan di sana. Setiap mobil punya batas maksimal beban di atap, biasanya sekitar 50–100 kilogram tergantung jenis kendaraan. Melebihi batas ini bisa bikin distribusi berat gak seimbang, bahkan berisiko merusak suspensi dan atap mobil.

Sebelum berangkat, sebaiknya timbang dulu barang yang mau dimasukkan ke roof box. Utamakan barang yang ringan tapi bulky seperti jaket, sleeping bag, atau perlengkapan camping. Hindari meletakkan benda berat seperti galon atau peralatan elektronik besar. Selain berpengaruh pada keselamatan, beban berlebih juga bikin konsumsi bahan bakar lebih boros.

3. Pilih ukuran dan bentuk roof box yang tepat

ilustrasi roof box mobil (vecteezy.com/ Yevhen Smyk)

Roof box hadir dalam berbagai ukuran dan bentuk yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Tapi, memilih ukuran terbesar belum tentu jadi pilihan terbaik. Roof box yang terlalu panjang bisa menutupi sebagian kaca belakang atau bahkan membuat aerodinamika mobil terganggu. Bentuknya pun berpengaruh pada aliran angin saat berkendara, jadi sebaiknya pilih desain yang ramping dan streamline.

Selain pertimbangan bentuk, perhatikan juga sistem buka-tutupnya. Ada roof box yang bisa dibuka dari satu sisi saja, ada juga yang bisa dari dua sisi, memudahkan saat mengambil barang. Kalau sering bepergian jauh, roof box dengan sistem penguncian ganda juga lebih aman karena gak mudah terbuka saat mobil melaju di kecepatan tinggi.

4. Cek ketinggian total mobil setelah terpasang

ilustrasi mobil dengan roof box (unsplash.com/Luke Miller)

Salah satu hal yang sering luput dari perhatian adalah tinggi total mobil setelah dipasangi roof box. Perubahan ketinggian ini bisa berdampak pada akses ke area tertentu seperti parkiran basement, carport, atau gerbang rumah dengan batas tinggi rendah. Jangan sampai mobil nyangkut cuma karena lupa memperhitungkan tambahan tinggi beberapa puluh sentimeter.

Selain itu, ketinggian yang bertambah juga bisa memengaruhi kestabilan mobil di jalan tol atau area berangin kencang. Semakin tinggi pusat gravitasi mobil, semakin besar risiko limbung ketika melaju cepat. Jadi, penting untuk menyesuaikan kecepatan dan gaya berkendara setelah roof box terpasang, supaya mobil tetap aman dan terkendali di berbagai kondisi.

5. Perhatikan aerodinamika dan efisiensi bahan bakar

illustrasi mobil dengan roof rack (unsplash.com/Blake Carpenter)

Roof box memang berguna, tapi efeknya terhadap aerodinamika mobil gak bisa diabaikan. Bentuk yang besar di atap bisa menambah hambatan angin dan berimbas pada performa mesin. Akibatnya, mobil jadi butuh tenaga lebih dan konsumsi bahan bakar pun meningkat. Itulah kenapa penting memilih roof box dengan desain aerodinamis yang ramping dan mengikuti kontur atap mobil.

Selain bentuk, posisi pemasangan juga berperan penting. Roof box yang terlalu maju bisa mengganggu pandangan kaca depan, sementara kalau terlalu mundur bisa menambah beban di bagian belakang. Idealnya, pasang di tengah agar keseimbangan mobil tetap terjaga. Dengan begitu, perjalanan gak cuma nyaman tapi juga efisien dari segi bahan bakar.

Memasang roof box memang terlihat sepele, tapi ternyata ada banyak aspek yang perlu diperhatikan. Mulai dari fitur pendukung seperti roof rail, berat barang, hingga dampaknya terhadap efisiensi bahan bakar. Kalau semua faktor ini sudah diperhitungkan dengan matang, mobil tetap aman dan perjalanan terasa lebih praktis.

Jadi, sebelum memutuskan pasang roof box, pastikan semua poin di atas sudah terpenuhi. Dengan begitu, fungsi roof box bisa maksimal tanpa mengorbankan kenyamanan dan keselamatan di jalan. Perjalanan jauh pun terasa lebih ringan, terorganisir, dan tentu saja tetap gaya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team