5 Mobil Ini Kehilangan Popularitasnya, Perubahan Pasar?

Saat ini, kebanyakan orang mencari mobil berkapasitas 5 penumpang. Alasannya karena ukurannya lebih kecil, jadi lebih enak dibawa di kemacetan. Selain itu, mereka jarang menggunakan baris ketiganya kecuali untuk bagasi atau membawa barang-barang.
Meskipun begitu, masih ada beberapa model dengan 7 penumpang yang masih laris. Misalnya Toyota Kijang Innova, Avanza, Calya dan Daihatsu Sigra. Namun, ada beberapa model 7 penumpang yang juga sudah mulai meredup.
Apakah itu hanya satu-satunya penyebab? Belum tentu. Cek di bawah ini beberapa mobil yang sudah meredup di Indonesia!
1. Suzuki Karimun

Suzuki Karimun merupakan salah satu mobil berkapasitas 5 penumpang yang sangat populer di masanya. Ada tiga generasi, yakni Suzuki Karimun Kotak dari tahun 1999 hingga 2006. Generasi kedua yakni Karimun Estilo dari tahun 2007 hingga 2013. Yang terakhir, Karimun Wagon R yang bermain di segmen LCGC dari tahun 2013 hingga 2021.
Suzuki Karimun Wagon R tidak mampu melanjutkan kejayaan di masa lalunya. Penjualannya terus menurun sejak tahun 2016 hingga berhenti diproduksi tahun 2021. Melihat desainnya, mobil ini jelas kalah ganteng dari Toyota Agya maupun Honda Brio Satya. Desainnya terlalu kaku dan kotak, lebih mirip mobil niaga daripada city car. Fiturnya juga tidak bisa dibanggakan karena biasa saja dan tidak istimewa.
2. Toyota Yaris

Toyota Yaris masih dijual hingga saat ini. Mobil ini dijual dengan harga diantara Toyota Raize dan Toyota Yaris Cross. Sayangnya, mobil ini kalah laku dibanding keduanya, terutama dari Toyota Raize yang lebih terjangkau. Padahal, ketiganya berkapasitas 5 penumpang.
Pasar mulai beralih ke SUV seperti Toyota Yaris Cross atau crossover seperti Toyota Raize. Fitur mobil ini juga dirasa kurang sebanding dengan harganya. Desainnya juga dirasa mulai membosankan, tidak semenarik Raize atau sesegar Yaris Cross. Dengan harga varian tertinggi mencapai Rp352 Jutaan, belum ada Toyota Safety Sense seperti Toyota Raize tertinggi.
3. Suzuki SX4

Suzuki SX4 diklaim sebagai crossover pertama di Indonesia. Saat mobil ini dipasarkan di Indonesia pertama kali tepatnya tahun 2007, mobil ini masih berstatus CBU. Di tahun itu, mobil ini terasa sangat segar desainnya, karena beda dengan yang lain. Desainnya seperti hatchback namun ketangguhannya seperti SUV dengan ground clearance tinggi.
Tahun 2008 mobil ini dirakit lokal atau CKD dan ada dua varian yakni X-Road dan X-Over. Ada facelift di tahun 2010 dan dihentikan tahun 2012. Tahun 2016, SX4 kembali lagi dengan SX4 S-Cross dan sempat mendapat facelift tahun 2017. Meskipun banyak fitur menarik, desainnya sebenernya tidak terlalu cocok dengan masyarakat Indonesia. Hal ini mungkin menjadi salah satu penyebab mobil ini kurang laku. Saat ini, mobil ini sudah tidak dijual dan digantikan oleh Grand Vitara.
4. Honda Mobilio

Honda Mobilio pertama kali masuk Indonesia di ajang IIMS 2013. Pada tahun 2014, Honda mengeluarkan varian RS yang memiliki tampilan lebih sporti. Kemudian pada tahun 2017, mobil ini mendapat facelift dengan ABS dan EBD sebagai fitur wajib di semua varian. Tahun 2019, Mobilio diberikan lampu projector LED dan DRL untuk varian E dan RS.
Awalnya Honda Mobilio memiliki tiga varian yakni S, E dan RS. Tahun 2022, Honda menyisakan varian S saja yang ditujukan untuk pasar fleet. Honda Mobilio awalnya cukup laris, namun semakin tahun semakin turun. Jika dibandingkan dengan lawannya yang sama-sama menggunakan penggerak depan saat itu seperti Suzuki Ertiga atau Mitsubishi Xpander, Mohilio kalah di fitur.
Selain itu, desainnya juga begitu-begitu saja. Belum lagi ada stigma bahwa Mobilio adalah Brio 7-seater. Saat ini, hanya ada BR-V yang bisa mengisi kekosongan Mobilio, meskipun kelasnya setara dengan Toyota Rush, bukan Avanza.
5. Nissan Livina

Nissan Livina memang berbeda dengan Nissan Grand Livina. Namun, Livina yang merupakan kembaran dari Mitsubishi Xpander ini bisa dianggap sebagai penerus Grand Livina. Sayangnya, penjualannya terus menurun dan bahkan tidak mendapat penyegaran apapun, sementara Mitsubishi Xpander sudah mendapat minor facelift sekali dan perubahan besar dengan perubahan desain depan dan belakang dengan lampu T-shape serta perubahan interior.
Nissan Livina pertama kali hadir di Indonesia tahun 2007 dengan nama Grand Livina. Saat itu ada dua pilihan mesin yakni 1800cc dan 1500cc. Tahun 2011 ada minor facelift dan tahun 2013 mendapatkan major facelift. Akhirnya pada tahun 2019, Livina yang satu basis dengan Xpander diluncurkan. Mobil ini tidak selaku Grand Livina. Stigma spare part Nissan mahal masih melekat. Kemudian dengan harga yang sudah mepet dengan Mitsubishi Xpander, fitur dan desainnya belum mendapat tambahan atau ubahan apapun. Harga varian tertingginya yakni 1.5 VL AT sudah mencapai Rp320 Juta.
Ada banyak faktor yang menyebabkan sebuah mobil kurang laku atau redup. Misalnya desain, selera masyarakat, stigma masyarakat terhadap merek tersebut dan perbandingan harga dengan lawan di kelas yang sama. Maka dari itu, pabrikan wajib membuat produk yang bisa bersaing agar bisa terus laris di pasaran