TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Mitos Soal Mobil Listrik, Kamu Wajib Tahu!

Jangan gampang percaya, ya!

pustakadigitalindonesia.blogspot.com

Jakarta, IDN Times - Kehadiran mobil listrik memang sangat menarik perhatian masyarakat. Sebab kendaraan ini menawarkan beberapa keuntungan, salah satunya lebih ramah lingkungan. Hanya saja beberapa mitos yang beredar mengenai mobil listrik.

Sehingga, hal tersebut membuat masyarakat ragu untuk membelinya. So, ini dia beberapa mitos mengenai mobil listrik yang wajib kamu ketahui.

Baca Juga: Citroen Resmi Masuk Indonesia Sore Ini, Langsung Boyong Mobil Listrik?

1. Memiliki jarak tempuh pendek

https://wuling.id/id/blog/lifestyle/pertimbangkan-perhatikan-hal-ini-sebelum-membeli-mobil-listrik/

Hingga saat ini masih banyak orang yang menganggap bahwa mobil listrik hanya memiliki jarak tempuh pendek. Padahal, jarak tempuh tersebut tergantung pada kapasitas baterai yang dimilikinya, lho.

Sebagian besar mobil listrik yang beredar di tanah air, kini sudah ditargetkan mampu menjangkau jarak sepanjang 400 - 500 kilometer (Km). So, mobil ini memiliki jarak tempuh yang cukup jauh.

Kamu membutuhkan waktu 8-17 jam kalau ingin mengisi daya mobil listrik di rumah masing-masing. Berbeda dengan di stasiun pengisian, yang hanya membutuhkan waktu tiga jam saja.

2. Laju mobil listrik lebih pelan

Ilustrasi mobil listrik Tesla (www.tesla.com)

Tidak tersedianya sistem mekanikal pada mobil listrik. Ternyata menimbulkan asumsi di masyarakat bahwa kecepatan mobil listrik, lebih pelan dibanding mobil konvensional. Tentu saja hal tersebut hanyalah mitos belaka saja.

Sebab kenyataannya, saat ini sudah banyak pabrikan mobil listrik yang memproduksi kendaraannya dengan kecepatan tinggi. Maka itu gak kalah saing dengan mobil yang menggunakan bahan bakar.

Bahkan, saat ini sudah ada beberapa mobil listrik yang menghasilkan tenaga listrik 0-100 Km hanya dalam 4,2 detik saja.

3. Tidak ramah lingkungan

Ilustrasi pengisiian daya / charge mobil listrik di SPKLU (dok. PT PLN)

Sebenarnya ramah atau tidaknya mobil listrik terhadap lingkungan itu berdasarkan sumber listrik yang digunakan. Misalnya, kamu menggunakan mobil listrik tenaga surya. Tentu kendaraan tersebut gak mengeluarkan emisi CO2 sama sekali.

Berbeda dengan listrik yang berasal dari batu bara dan gas. Keduanya mampu menghasilkan 1,07 kilogram (Kg) CO2 per kWh listrik yang digunakan. Sedangkan mobil listrik dengan baterai 80 kWh, mampu menghasilkan 85,6 Kg CO2. 

So, angka tersebut masih terbilang rendah dibanding bensin, yang bisa menghasilkan Sekitar 92,4 Kg CO2 per 40 liternya. Maka, mobil berbasis listrik ini sangat ramah lingkungan.

4. Lebih boros

pexels

Sistem kerjanya yang didominasi listrik ini kerap kali menuai mitos lainnya. Salah satunya, menggunakan mobil listrik lebih boros dibanding konvensional. Padahal, mobil listrik biasanya hanya menghabiskan Rp4.000 per kWh. 

Misalnya, mobil listrik kecil membutuhkan sekitar Rp278 ribu untuk mengisi penuh yang diklaim dapat digunakan sejauh 450 kilometer. Anggap saja biaya tersebut bisa membuat mobil listrik melaju hingga 400 kilometer atau setara dengan Rp 70 ribu per 100 kilometer. 

Sedangkan, pada mobil yang berbahan bakar bensin, rata-rata menghabiskan lebih dari Rp 150.000 setiap menempuh jarak 100 kilometer. So, masih masih percaya bahwa mobil listrik lebih boros?

Baca Juga: 5 Hal Ini Harus Diperhatikan Sebelum Membeli Mobil Listrik

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya