TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Jenis-jenis Baterai Mobil Listrik, Banyak Variannya!

Ternyata ada yang fungsinya saling bersinergi

Ilustrasi Mobil Listrik yang Diisi Daya (unsplash.com/Ernest Ojeh)

Jakarta, IDN Times - Mobil listrik dapat beroperasi berkat adanya daya listrik. Daya listrik ini tersimpan dalam sebuah baterai, sama fungsinya seperti tangki bensin. Dengan ukuran sebesar itu, kamu pernah membayangkan tidak apa jenis baterai yang mampu menyimpan daya untuk menggerakan sebuah mobil listrik?

Kalau iya, ternyata jenis baterai mobil listrik pun cukup beragam, lho. Berikut informasi seputar jenis baterai mobil listrik yang IDN Times rangkum untuk kamu kenal lebih lanjut. Mari disimak!

Baca Juga: Persaingan Mobil Listrik Makin Sengit,  Kia EV6 Segera Meluncur!

1. Baterai Lithium-Ion (Li-on)

Ilustrasi Baterai Lithium-Ion (https://thedriven.io/)

Kamu tentu sudah tidak asing dengan jenis baterai ini, karena berbagai perangkat elektronik banyak yang menggunakan jenis baterai lithium-ion. Ternyata, jenis baterai lithium-ion adalah jenis baterai mobil listrik yang paling umum digunakan. Material baterai ini menggunakan karbon dan lithium yang sangat reaktif, sehingga mampu menyimpan banyak energi.

Ada berbagai keunggulan mengapa jenis baterai li-on banyak digunakan untuk mobil listrik:

  • Rasio daya terhadap beratnya sangat tinggi.
  • Efisiensi energinya tinggi.
  • Rasio energinya besar tiap beratnya.
  • Memiliki performa yang bagus walau dalam suhu yang tinggi.
  • Pengisian daya bisa lebih cepat dan lebih tahan lama.
  • Kepadatan daya yang dihasilkan lebih lama dalam kemasan yang lebih ringan.
  • Tingkat self-discharge rendah.
  • Tidak mengandung zat-zat berbahaya dan dapat didaur ulang.

Adapun mobil listrik yang banyak menggunakan jenis baterai ini adalah mobil listrik BEV (battery electric vehicle) dan PHEV (plug-in hybrid electric vehicle).

2. Baterai Nickel-Metal Hybrid (NiMH)

Ilustrasi Baterai Nickel-Metal Hybrid (NiMH) (https://ultraresourcesinc.com/)

Baterai NiMH banyak disematkan pada mobil listrik tipe HEV (hybrid-electric vehicle), namun juga banyak mobil listrik BEV yang membekali dengan jenis baterai ini. Jenis baterai mobil listrik ini memiliki karakteristik tidak dapat mengisi daya dari sumber eksternal atau proses charging, sehingga daya dapat etrisi melalui putaran mesin dan roda, serta pengereman regeneratif.

baterai ini menggunakan material hidrogen untuk menyimpan energi, dan nikel serta logam lain (contohnya titanium) untuk menjaga tutup ion hidrogen. Dari segi siklus hidup, baterai NiMH lebih lama dibandingkan baterai li-on. Selain itu baterai ini aman jika terjadi ketidaktepatan penggunaan.

Namun, harga dari baterai NiMH relatif lebih mahal. Tingkat self-discharge cukup tinggi, dengan menghasilkan panas yang signifikan pada suhu tinggi, sehingga baterai ini hanya digunakan di jenis mobil listrik hibrida.

3. Baterai Lead-Acid

Ilustrasi Baterai Lead-Acid (https://www.battery-direct.com/)

Baterai lead-acid atau baterai SLA adalah jenis baterai isi ulang yang lebih dulu hadir. Namun karena kapasitasnya kurang mampu bersaing dan bobotnya cukup berat, sehingga jenis baterai mobil listrik ini kurang dipertimbangkan. Namun, harga baterai lead-acid lebih murah serta relatif murah dibandingkan jenis baterai lainnya. Untuk saat ini, baterai lead-acid digunakan di kendaraan komersil hanya sebagai penyimpan daya cadangan saja. Namun sekarang sedang ada project pengembangan mobil listrik dengan menggunakan baterai lead-acid dalam skala besar.

4. Baterai Solid-State

Ilustrasi Baterai Solid-State (https://www.ilika.com/)

Secara bentuk, baterai ini memiliki kemiripan dengan baterai li-on. Dinamakan solid-state karena menggantikan fungsi elektrolit cair pada baterai li-on menjadi elektrolik padat dengan wujud keramik ataupun bahan padat lainnya. Sehingga yang membedakan dengan baterai li-on adalah baterai solid-state lebih kompak dan lebih berat.

Jenis baterai mobil listrik ini baru diterapkan pada industri mobil pada baru-baru ini. Padahal penggunaan baterai solid-state sudah lebih dulu digunakan pada perangkat elektronik lain dengan bentuk yang kecil, seperti pada alat pacu jantung.

Penggunaan bahan padat sebagai elektrolit pada baterai ini pun memperingkas kapasitasnya, karena jejaknya lebih kecil daripada cairan yang tradisional. Sehingga dibandingkan dengan baterai li-on berkapasitas sama, baterai solid-state memiliki kapasitas dua hingga tiga kali lebih besar.

5. Baterai Nickel-Cadmium

Ilustrasi Baterai Nickel-Cadmium (commons.wikimedia.org/Claus Ableiter)

Merupakan jenis baterai mobil listrik yang sempat digunakan pada produksi mobil listrik di tahun 90-an. baterai ini memiliki keunggulan seperti kepadatan penyimpanan yang signifikan hingga masa pakai sekitar 500 sampai 1.000 siklus pengisian daya.

Baterai ini sayangnya memiliki kelemahan seperti bobotnya yang berat serta rentan terhadap efek memori, yakni fenomena fisik berupa penurunan kinerja baterai jika mengalami siklus ‘pengosongan’ sebagian. Saat ini penggunaan baterai nickel-cadmium dilarang karena mengandung bahan cadmium yang beracun.

Baca Juga: Kenapa Akselerasi Mobil Listrik Bisa Mengalahkan Mesin Turbo? 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya