Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi drifting (Pexels/Harrison Haines)
Ilustrasi drifting (Pexels/Harrison Haines)

Intinya sih...

  • Kelemahan mobil matik saat driftingTransmisi otomatis konvensional sulit menjaga RPM tinggi dan respon gas lambat, membuat selip kurang konsisten.

  • Teknologi matik modern jadi solusiCVT dengan mode manual, dual-clutch (DCT), atau automatic dengan paddle shift memberi kendali hampir setara manual.

  • Contoh mobil matik yang bisa driftingNissan 370Z AT, BMW M4 DCT, Toyota Supra A90 tetap mampu drifting dengan RWD dan sistem transmisi pintar.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Banyak orang mengira drifting hanya bisa dilakukan dengan mobil manual. Alasannya jelas, karena transmisi manual memberi kontrol penuh terhadap putaran mesin dan perpindahan gigi. Tapi di era sekarang, muncul pertanyaan baru: apakah mobil bertransmisi matik juga bisa dipakai untuk drifting? Pertanyaan ini jadi makin relevan karena banyak mobil modern, termasuk sports car, lebih sering hadir dengan transmisi otomatis atau semi-otomatis.

Drifting sendiri bukan hanya soal gigi apa yang dipakai, melainkan bagaimana menciptakan dan mengontrol selip ban belakang dengan presisi. Selama mobil punya tenaga cukup, penggerak roda belakang (RWD), dan sistem transmisi yang mendukung, mobil matik pun sebenarnya bisa diajak menari di tikungan. Hanya saja, ada beberapa catatan penting yang membuat pengalaman drifting mobil matik berbeda dibanding manual.

1. Kelemahan mobil matik saat drifting

Ilustrasi drifting (Pexels/Mike noga)

Transmisi otomatis konvensional biasanya tidak memberi kendali penuh pada pengemudi. Perpindahan gigi ditentukan komputer, sehingga sulit menjaga RPM tetap tinggi di momen kritis drifting. Hal ini bisa bikin selip kurang konsisten. Selain itu, mobil matik dengan torsi converter cenderung ada lag saat akselerasi, membuat respon gas tidak secepat manual. Itu sebabnya, banyak drifter masih menganggap mobil manual lebih ideal.

2. Teknologi matik modern jadi solusi

ilustrasi orang memegang tuas transmisi (unsplash/will dutton)

Namun, jangan buru-buru menganggap matik tak cocok drifting. Transmisi modern seperti CVT dengan mode manual, dual-clutch (DCT), atau automatic dengan paddle shift kini bisa memberi kendali hampir setara manual. Fitur manual mode memungkinkan drifter memilih gigi secara langsung tanpa harus injak kopling. Dengan begitu, tenaga bisa tetap terjaga saat memasuki tikungan. Bahkan beberapa mobil sport bertransmisi otomatis sudah terbukti sukses dipakai di ajang Formula Drift.

3. Contoh mobil matik yang bisa drifting

Nissan Skyline (Pexels/Supreet)

Beberapa mobil sport bertransmisi otomatis yang terbukti sanggup drifting antara lain Nissan 370Z AT, BMW M4 dengan transmisi DCT, hingga Toyota Supra A90 yang memakai transmisi otomatis 8-percepatan. Mobil-mobil ini tetap mengandalkan RWD dan punya sistem matik pintar yang mendukung perpindahan gigi manual lewat paddle shift. Jadi, meskipun tidak se-“pure” manual, mobil matik modern mampu memberikan sensasi drifting yang cukup memuaskan, bahkan lebih praktis untuk pemula.

So, mobil matik bisa digunakan untuk drifting, terutama jika sudah dilengkapi mode manual atau paddle shift. Meski mobil manual masih dianggap lebih autentik karena kontrolnya penuh, teknologi matik modern membuat drifting jadi lebih inklusif. Jadi kalau kamu cuma punya mobil matik berpenggerak RWD, jangan minder. Dengan latihan yang tepat, mobil itu tetap bisa bikin ban belakang berasap dan hati berdegup kencang di tikungan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team