Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi bengkel mobil (pexels.com/Gustavo Fring)
ilustrasi bengkel mobil (pexels.com/Gustavo Fring)

Intinya sih...

  • Pada mobil ICE, perawatan mesin lebih sering karena bekerja penuh. Mobil hybrid memiliki interval penggantian oli yang lebih lama.

  • Mobil ICE hanya bergantung pada aki 12V, sementara mobil hybrid memiliki baterai bertegangan tinggi dengan teknologi khusus.

  • Mobil ICE menggunakan sistem pengereman konvensional, sedangkan mobil hybrid memiliki fitur regenerative braking dan transmisi e-CVT.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Seiring berkembangnya teknologi otomotif, konsumen kini dihadapkan pada pilihan kendaraan yang semakin beragam. Jika dulu mobil bermesin Internal Combustion Engine (ICE) mendominasi jalanan, kini mobil hybrid mulai banyak diminati karena dianggap lebih efisien dan ramah lingkungan.

Namun muncul pertanyaan penting, apakah perawatan mobil hybrid sama dengan mobil ICE, atau butuh perhatian khusus. Mobil ICE dan hybrid memiliki beberapa komponen serupa, tetapi sistem kerja keduanya berbeda.

Mobil hybrid menggabungkan mesin bensin dengan motor listrik dan baterai besar, yang berarti perawatannya tidak bisa sepenuhnya disamakan dengan mobil konvensional.

1. Mesin bensin dan sistem pembakaran

Ilustrasi bengkel mobil (PT Kreta Indo Artha)

Pada mobil ICE, mesin bensin bekerja penuh untuk menggerakkan kendaraan. Itu berarti pemilik wajib rutin mengganti oli mesin, busi, filter udara, hingga cairan pendingin sesuai jadwal. Frekuensi servis biasanya lebih tinggi karena mesin selalu bekerja penuh setiap kali mobil digunakan.

Sementara itu, pada mobil hybrid, mesin bensin tidak selalu aktif karena ada bantuan motor listrik. Hasilnya, keausan komponen mesin lebih rendah sehingga interval penggantian oli bisa lebih lama.

Namun, tetap perlu dilakukan pengecekan berkala agar mesin tetap dalam kondisi prima, terutama jika mobil sering digunakan di jalan tol dengan kecepatan konstan yang membuat mesin lebih sering menyala.

2. Baterai dan sistem kelistrikan

ilustrasi sumber tenaga mobil hybrid (speedwork.id)

Kemudian, mobil ICE hanya bergantung pada aki 12V yang relatif mudah diganti dan murah biayanya. Aki ini umumnya bertugas menyalakan mesin dan sistem kelistrikan dasar seperti lampu, audio, dan AC.

Di sisi lain, mobil hybrid memiliki baterai bertegangan tinggi dengan teknologi khusus yang jauh lebih rumit. Perawatannya tidak sama dengan aki mobil biasa karena baterai hybrid memiliki pendingin tersendiri dan perlu dicek kesehatannya di bengkel resmi.

Biaya penggantian baterai hybrid juga lebih tinggi, meskipun usia pakainya biasanya bisa mencapai 8–10 tahun.

3. Sistem pengereman dan transmisi

ilustrasi rem mobil (astra-daihatsu.id)

Pada mobil ICE, sistem pengereman bekerja konvensional dengan memanfaatkan cakram dan kampas rem atau rem model tromol. Perawatannya cukup rutin karena kampas rem cepat aus akibat gaya pengereman penuh yang dilakukan pengemudi. Sedangkan pada mobil hybrid, terdapat fitur regenerative braking yang memanfaatkan energi pengereman untuk mengisi ulang baterai.

Hal ini membuat beban kerja kampas rem lebih ringan, sehingga masa pakainya lebih panjang. Untuk transmisi, mobil ICE biasanya menggunakan manual atau otomatis konvensional, sedangkan mobil hybrid cenderung memakai e-CVT yang memerlukan cairan khusus dan perawatan yang berbeda dari transmisi biasa.

Editorial Team