China Pimpin Penjualan Mobil Listrik Global, Satu Juta Unit EV Terjual Sepanjang Mei!

- China memimpin penjualan mobil listrik global
- Eropa ikut tancap gas, Amerika Utara tertinggal
- China konsisten memproduksi mobil listrik
- Subsidi dan insentif jadi kunci lonjakan penjualan EV
Tak keliru kalau China disebut mendominasi pasar mobil listrik dunia. Bayangkan saja, sepanjang Mei 2025, China berhasil mencatatkan penjualan satu juta unit kendaraan listrik. Angka ini meningkat 33 persen dibandingkan tahun sebelumnya (year-on-year) dan naik 10 persen dibanding bulan April (month-to-month). Dengan penjualan sebanyak ini, China gak hanya mempertahankan dominasi di pasar mobil listrik, tapi juga memecahkan rekor baru.
Jika menilik ke tahun sebelumnya, tepatnya Agustus 2024, China juga sempat menembus angka penjualan satu juta unit dalam satu bulan. Kini di 2025, Negeri Tirai Bambu makin tak terbendung, menyumbang sekitar 4,4 juta unit dari total 7,2 juta kendaraan listrik yang terjual secara global. Itu berarti lebih dari separuh kendaraan listrik dunia berasal dari pasar China saja.
1. Eropa ikut tancap gas, Amerika Utara tertinggal

Eropa juga menunjukkan kinerja penjualan yang sangat baik. Sepanjang Januari hingga Mei 2025, benua biru berhasil menjual 1,6 juta unit kendaraan listrik, naik 27 persen secara tahunan. Negara-negara seperti Jerman dan Inggris menjadi tulang punggung pertumbuhan ini, masing-masing mencatat kenaikan penjualan 45 persen dan 32 persen.
Jerman bahkan diprediksi akan mengalami lonjakan penjualan lebih lanjut setelah memperkenalkan insentif baru yang menyasar kendaraan komersial—segmen yang menguasai lebih dari setengah pasar otomotif mereka. Negara-negara lain seperti Spanyol dan Italia juga mencatat pertumbuhan impresif, masing-masing dengan peningkatan penjualan sebesar 72 persen dan 58 persen. Ini menunjukkan bahwa Eropa kini semakin agresif dalam mendorong transisi ke kendaraan listrik, baik melalui kebijakan fiskal maupun kesadaran konsumen yang kian meningkat terhadap isu lingkungan.
Sayangnya, hal berbeda terjadi di Amerika Utara. Gabungan dari Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko hanya mencatatkan pertumbuhan sebesar 3 persen sepanjang tahun ini, dengan total penjualan sekitar 700.000 unit. Salah satu penyebab utama adalah penghentian subsidi kendaraan listrik oleh pemerintah Kanada, yang membuat penjualan langsung anjlok hingga 20 persen.
2. China konsisten memproduksi mobil listrik

Keberhasilan China bukan cuma soal angka besar, tapi juga soal konsistensi dalam pengembangan teknologi dan pasar. Dari sistem produksi massal yang efisien hingga jaringan stasiun pengisian daya yang luas, semua elemen ekosistem kendaraan listrik dibangun secara terintegrasi. Ditambah lagi dengan dukungan penuh dari pemerintah, baik melalui subsidi pembelian maupun insentif pajak.
Brand lokal seperti BYD, Nio, dan bahkan Xiaomi yang baru masuk pasar EV, ikut bersaing secara aktif dengan pemain global. Bahkan, beberapa dari mereka kini mulai mengekspor kendaraan listrik ke Eropa, Timur Tengah, dan Asia Tenggara. Ini menjadikan China bukan hanya pasar terbesar, tetapi juga eksportir kendaraan listrik yang serius.
3. Subsidi dan insentif jadi kunci lonjakan penjualan EV

Dari data yang terlihat, bisa disimpulkan bahwa dukungan kebijakan pemerintah menjadi faktor kunci dalam pertumbuhan penjualan kendaraan listrik. Negara-negara yang aktif memberikan insentif dan subsidi, seperti China, Jerman, dan Spanyol, terbukti mengalami lonjakan penjualan yang signifikan. Sebaliknya, wilayah yang mulai mengurangi atau menghentikan subsidi, seperti Kanada dan Amerika Serikat, justru mengalami stagnasi atau bahkan penurunan.
Secara global, total penjualan kendaraan listrik mencapai 1,6 juta unit hanya dalam bulan Mei 2025, dan meningkat 28 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Dengan tren ini, bisa jadi tahun 2025 akan mencetak rekor baru dalam sejarah transisi energi otomotif. Dan jika melihat data saat ini, China jelas masih menjadi pemimpin yang tak tertandingi dalam revolusi kendaraan listrik dunia.