ilustrasi berkendara (pexels.com/Oleksandr P)
Inreyen atau sering disebut juga sebagai break-in adalah proses krusial pada awal penggunaan kendaraan baru. Pada tahap ini, komponen-komponen dalam mesin, seperti piston, ring piston, blok silinder, hingga komponen transmisi, saling beradaptasi dan bekerja sama untuk memastikan performa mesin optimal.
Masa inreyen umumnya dilakukan dalam periode jarak tempuh tertentu dan membutuhkan perhatian ekstra dari pemilik kendaraan. Berikut beberapa cara untuk melakukan inreyen kendaraan dengan tepat:
Menjaga kecepatan tetap stabil
Pada masa inreyen, sangat penting untuk tidak memacu kendaraan dengan kecepatan tinggi. Disarankan untuk menjaga kecepatan kendaraan tetap stabil dan tidak melebihi 80 km/jam selama 500 hingga 1000 kilometer pertama, ya.
Hindari pengereman mendadak
Pengereman mendadak selama masa inreyen bisa mempercepat keausan pada kampas rem, lho. Agar komponen rem dapat beradaptasi dengan lebih baik, cobalah untuk mengerem dengan halus dan perlahan.
Rutin melakukan servis
Selama masa inreyen, mematuhi jadwal servis yang direkomendasikan oleh pabrikan sangatlah penting. Servis rutin ini bertujuan untuk memastikan bahwa kondisi mesin tetap dalam keadaan optimal dan memungkinkan deteksi dini jika ada potensi masalah, ya.
Menghindari beban berlebih
Terakhir, selama masa inreyen penting untuk menghindari bawa beban yang berlebihan di dalam kendaraan. Beban berlebih dapat memaksa mesin bekerja lebih keras dari yang seharusnya yang pada akhirnya dapat mempercepat proses keausan komponen mesin.
Demikian ulasan mengenai ciri-ciri inreyen gagal pada sebuah kendaraan serta tips untuk menjalani masa inreyen dengan tepat. Kalau kamu tertarik dengan informasi seputar otomotif lainnya, yuk, simak terus IDN Times!
Penulis: Muhammad Raffash Putra Wibiksana