Daihatsu Copen Bakal Disuntik Mati 2026

Daihatsu Copen, kei car roadster ikonik yang telah menghiasi jalanan selama lebih dari dua dekade, dikabarkan akan mengakhiri produksinya pada Agustus 2026. Keputusan untuk menghentikan model yang telah menjadi legenda ini mungkin terasa mengejutkan bagi para penggemar mobil mungil dengan atap terbuka, namun langkah ini merupakan bagian dari strategi yang lebih besar Daihatsu untuk beradaptasi dengan perubahan regulasi industri otomotif dan permintaan pasar global yang terus berkembang.
Penghentian produksi Copen generasi saat ini bukanlah akhir dari nama Copen itu sendiri. Sebaliknya, hal ini dilihat sebagai jembatan menuju era baru. Keputusan ini didorong oleh beberapa faktor utama yang mencakup tantangan regulasi, kebutuhan untuk memperbarui teknologi, dan rencana Daihatsu untuk meluncurkan pengganti yang lebih besar dan relevan secara global, seperti yang diisyaratkan melalui konsep Vision Copen.
1. Tantangan regulasi dan standar keamanan

Salah satu pendorong utama di balik keputusan untuk menghentikan produksi Copen adalah semakin ketatnya peraturan Kei Car di Jepang. Kei Car memiliki batasan dimensi (panjang maksimum 3,4 meter) dan kapasitas mesin (maksimal 660 cc) yang sangat ketat. Seiring berjalannya waktu, standar keselamatan tabrakan dan emisi global semakin ditingkatkan.
Mengadaptasi platform Copen generasi kedua yang sudah berusia (diluncurkan pada 2014) agar sepenuhnya mematuhi standar keselamatan modern yang semakin ketat, terutama untuk mobil sekecil itu, memerlukan biaya pengembangan yang sangat besar. Daripada terus berinvestasi pada platform lama, Daihatsu memilih untuk mengakhirinya dan mengembangkan model baru dari nol.
Selain itu, peningkatan standar emisi juga menjadi tantangan bagi mesin turbo 660 cc untuk tetap efisien dan ramah lingkungan tanpa peningkatan biaya produksi yang signifikan.
2. Volume penjualan dan strategi global

Meskipun Copen memiliki basis penggemar yang sangat loyal (niche market), volume penjualannya secara keseluruhan jauh lebih rendah dibandingkan model-model mass-market Daihatsu lainnya. Mobil sport Kei Car secara inheren ditujukan untuk pasar yang sangat spesifik (Jepang dan beberapa pasar ekspor kecil). Di pasar luar Jepang, seperti Indonesia, penjualannya sangat terbatas, dan Daihatsu sudah menghentikan ekspornya sejak lama.
Keputusan untuk mengakhiri produksi model saat ini juga membuka jalan bagi strategi global Daihatsu yang baru. Daihatsu telah memamerkan konsep Vision Copen, yang berukuran jauh lebih besar (panjang sekitar 3,8 meter) dan dilengkapi mesin 1.300 cc. Model pengganti ini jelas keluar dari kategori Kei Car. Hal ini mengindikasikan bahwa Daihatsu ingin menciptakan penerus Copen yang dapat dipasarkan secara global, berpotensi bersaing langsung dengan roadster populer lainnya seperti Mazda MX-5 Miata, dan menjangkau volume penjualan yang lebih besar.
3. Perpindahan teknologi menuju elektrifikasi

Tekanan untuk beralih ke kendaraan yang lebih ramah lingkungan atau setidaknya mendukung bahan bakar netral karbon menjadi faktor penting lainnya. Meskipun Vision Copen Concept yang dipamerkan Daihatsu masih menggunakan mesin pembakaran internal (ICE) berkapasitas 1.3 liter, mesin ini diklaim mampu mendukung penggunaan bahan bakar netral karbon.
Penghentian model lama memungkinkan Daihatsu untuk berfokus pada pengembangan drivetrain yang lebih modern. Jika Copen baru benar-benar diluncurkan, mobil ini akan menggabungkan teknologi mesin yang lebih efisien dan ramah lingkungan atau bahkan opsi elektrifikasi di masa depan. Model saat ini, dengan mesin 660 cc yang dirancang di bawah regulasi Kei Car lama, mungkin tidak lagi sesuai dengan visi Daihatsu untuk masa depan otomotif yang lebih hijau.
Dengan menghentikan produksi pada Agustus 2026, Daihatsu tidak hanya mengakhiri sebuah model, tetapi juga menyiapkan panggung untuk kelahiran kembali Copen dalam wujud yang lebih besar, modern, dan siap menghadapi tantangan pasar global serta regulasi masa depan.

















