Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi cuci mobil (pexels/Tima Miroshnichenko)
ilustrasi cuci mobil (pexels/Tima Miroshnichenko)

Intinya sih...

  • Perubahan suhu ekstrem bisa merusak cat dan bodi mobil

  • Komponen mesin dan knalpot bisa retak karena thermal shock

  • Rem dan velg juga rentan rusak jika disiram saat panas

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Beberapa pengemudi punya kebiasaan langsung mencuci atau menyiram mobil sesaat setelah sampai di rumah, terutama setelah perjalanan jauh. Alasannya sederhana: biar debu, lumpur, atau sisa hujan cepat hilang sebelum menempel terlalu lama. Padahal, tanpa disadari, menyiram mobil saat mesin dan bodi masih panas justru bisa menimbulkan kerusakan serius.

Mobil yang baru dipakai menempuh perjalanan jauh memiliki suhu tinggi, baik di bagian mesin, knalpot, rem, maupun bodi yang terkena paparan sinar matahari. Saat air dingin disiramkan ke permukaan yang panas, terjadi perubahan suhu ekstrem yang dapat merusak komponen logam dan cat mobil secara bertahap.

1. Perubahan suhu ekstrem bisa merusak cat dan bodi mobil

ilustrasi cat mobil yang baret (pexels.com/Tahir Osman)

Ketika air dingin mengenai bodi mobil yang masih panas, logam dan lapisan cat mengalami kontraksi mendadak akibat perbedaan suhu. Proses ini menimbulkan tekanan kecil di permukaan cat yang bisa memicu retak halus (micro crack). Awalnya memang tidak terlihat, tetapi dalam jangka panjang retakan kecil ini bisa membuat cat mengelupas, kusam, atau cepat pudar.

Selain itu, efek perbedaan suhu ini juga bisa membuat clear coat (lapisan pelindung cat) kehilangan elastisitasnya. Akibatnya, permukaan cat menjadi lebih sensitif terhadap panas matahari dan mudah belang. Jika hal ini terjadi berulang kali, biaya untuk memperbaikinya tentu tidak murah karena harus dilakukan repaint atau coating ulang agar tampilan mobil kembali seperti semula.

2. Komponen mesin dan knalpot bisa retak karena thermal shock

ilustrasi knalpot mobil (pexels.com/janvan)

Masalah yang lebih berbahaya terjadi pada bagian mesin dan knalpot. Setelah perjalanan jauh, suhu di sekitar ruang mesin bisa mencapai lebih dari 90 derajat Celcius, bahkan knalpot bisa lebih panas lagi. Saat air dingin disiramkan secara tiba-tiba, logam akan mengalami thermal shock, perubahan suhu ekstrem yang membuat struktur logam memuai dan menyusut tidak merata.

Akibatnya, permukaan logam bisa retak halus atau bengkok. Dalam kasus tertentu, kepala silinder (cylinder head) dan manifold knalpot bisa mengalami deformasi atau kebocoran kecil. Kerusakan seperti ini tidak selalu terlihat langsung, tapi lama-kelamaan bisa menyebabkan kebocoran oli, penurunan performa mesin, hingga biaya servis besar. Jadi, hindari menyiram area mesin atau knalpot saat masih panas, dan tunggu minimal 30–60 menit sampai suhu turun.

3. Rem dan velg juga rentan rusak jika disiram saat panas

ilustrasi mengeringkan rem mobil (pexels.com/gustavo fring)

Selain bodi dan mesin, sistem rem juga perlu diperhatikan. Setelah digunakan, cakram dan kaliper rem biasanya panas karena gesekan. Jika langsung terkena air dingin, permukaannya bisa melengkung atau bahkan retak kecil. Efeknya, rem jadi tidak pakem atau menimbulkan getaran saat digunakan.

Hal serupa juga berlaku untuk velg. Logam velg yang panas akan cepat mendingin bila disiram air, memicu tekanan tidak merata di permukaannya. Selain membuat warna velg cepat pudar, kondisi ini juga bisa merusak lapisan pelindungnya. Maka, jika ingin mencuci mobil setelah perjalanan jauh, biarkan mobil beristirahat sejenak hingga suhunya turun ke kondisi normal.

So, menyiram mobil saat masih panas mungkin terasa sepele, tapi dampaknya bisa besar bagi cat, mesin, rem, dan knalpot. Perbedaan suhu ekstrem dapat menimbulkan retak halus, korosi, hingga kerusakan logam akibat thermal shock. Solusinya sederhana: tunggu mobil dingin dulu sebelum dicuci. Dengan sedikit kesabaran, kamu bisa menjaga cat tetap mengilap, mesin awet, dan mobil selalu dalam kondisi prima tanpa risiko kerusakan jangka panjang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team