Efek Mencampur Bensin dengan Oli Samping Buat Mobil, Bahaya!

Mencampur oli samping dengan bensin dipercaya bisa membuat tarikan mesin jadi lebih enteng. Selain itu, oli samping konon juga bisa membuat mesin jadi lebih sehat dan karenanya bisa berusia lebih panjang.
Tapi klaim-klaim tersebut ternyata tidak sepenuhnya benar. Berikut efek mencampur bensin dengan oli samping yang harus kamu ketahui sebelum melakukannya, seperti disarikan dari berbagai sumber.
1. Oli samping tidak cocok untuk mesin mobil

Mencampurkan oli samping ke dalam bensin mungkin terdengar seperti ide kreatif, terutama bagi sebagian orang yang terbiasa dengan kendaraan dua tak. Namun, praktik ini tidak dianjurkan untuk mesin mobil modern yang umumnya menggunakan sistem pembakaran empat tak.
Memang sih, oli samping dirancang untuk dicampur dengan bensin pada mesin dua tak agar dapat melumasi bagian dalam mesin karena mesin dua tak tidak memiliki sistem pelumasan terpisah. Berbeda halnya dengan mesin mobil, yang memiliki sistem pelumasan mandiri lewat sirkulasi oli mesin di dalam bak oli.
Ketika oli samping dicampurkan ke bensin dan dimasukkan ke dalam mesin mobil, campuran tersebut akan terbakar bersama bahan bakar. Hal ini dapat menyebabkan proses pembakaran yang tidak sempurna, meninggalkan residu karbon dan kerak di dalam ruang bakar.
Akibatnya, dalam jarak tempuh pendek seperti di bawah 100 km, pengguna sudah bisa merasakan mesin terasa berat, suara mesin lebih kasar, dan bahkan knalpot mengeluarkan asap berlebihan.
2. Efek positifnya hanya berlangsung sementara

Dari sisi positif, beberapa orang berpendapat bahwa penambahan oli samping bisa meningkatkan sedikit pelumasan di bagian atas silinder atau ring piston, terutama untuk mesin tua atau yang sudah aus. Ini bisa membantu mengurangi gesekan dan mengurangi suara ngelitik (knocking) sementara waktu. Namun efek positif ini sangat sementara dan cenderung tidak signifikan dibandingkan dengan potensi dampak negatifnya.
Dalam jarak tempuh menengah antara 100 hingga 500 km, oli samping yang terbakar akan mulai meninggalkan lapisan karbon tebal di ruang bakar dan kepala piston. Endapan ini bisa menyumbat injektor, mengganggu sensor oksigen, serta merusak catalytic converter pada sistem emisi mobil modern.
Akibatnya, konsumsi bahan bakar bisa meningkat, performa mobil menurun, dan risiko kerusakan sistem pembakaran menjadi lebih tinggi. Selain itu, garansi mobil juga bisa hangus karena dianggap menggunakan bahan bakar tidak sesuai rekomendasi pabrikan.
3. Bisa menyebabkan kerusakan serius pada mesin

Penggunaan oli samping secara terus-menerus dalam bensin mobil bisa menyebabkan kerusakan permanen pada komponen mesin. Endapan karbon yang menumpuk dapat menyebabkan overheat, penurunan kompresi, serta keausan dini pada komponen seperti katup, piston, dan ring. Bahkan dalam beberapa kasus, kerak bisa menyebabkan piston macet (seized) yang membutuhkan overhaul atau bahkan penggantian mesin total.
Efek jangka panjang ini tentu tidak sebanding dengan manfaat sesaat yang mungkin dirasakan. Perbaikan mesin akibat kerusakan karena oli samping bisa menghabiskan biaya lebih dari Rp 3 juta, tergantung tingkat kerusakan dan jenis kendaraan. Selain itu, emisi kendaraan juga akan meningkat drastis, membuat mobil gagal uji emisi dan tidak layak jalan di beberapa kota yang menerapkan regulasi emisi ketat.
So, mencampurkan oli samping ke bensin pada mobil bukan hanya tidak disarankan, tapi juga berisiko besar terhadap kesehatan mesin dan kantongmu. Mesin mobil modern sudah didesain dengan sistem pelumasan terpisah yang jauh lebih efisien dan bersih dibanding mesin dua tak. Jadi, sebaiknya tetap gunakan bahan bakar dan pelumas sesuai anjuran pabrikan demi performa mesin yang optimal dan umur kendaraan yang panjang.