Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
mitsubishi-motors.co.id

GAC Fiat Chrysler Automobiles (GAC-FCA), perusahaan patungan antara GAC Group dan Stellantis, baru-baru ini mengumumkan kebangkrutan setelah bertahun-tahun menghadapi kesulitan keuangan yang signifikan. Kebangkrutan ini menandai akhir dari perjalanan yang penuh tantangan bagi GAC-FCA, yang pernah menjadi salah satu pemain terkemuka di industri otomotif China.

Perusahaan patungan yang didirikan pada Maret 2010 ini mengalami pasang surut yang luar biasa, meskipun mendapat suntikan modal yang signifikan. Lantas apa penyebab kebangkrutan dan dampaknya bagi pasar otomotif China?

1. Perjalanan awal GAC-FCA di China

Mitsubishi Grandis (PT MMKSI)

GAC-FCA didirikan pada Maret 2010 melalui kesepakatan investasi 50:50 antara GAC Group dan Fiat Chrysler Automobiles (sekarang Stellantis). Perusahaan ini berfokus pada produksi mobil dengan merek Fiat dan Jeep untuk pasar China. Pabrik pertama mereka, yang terletak di Changsha, mulai beroperasi pada Juni 2012 dan meluncurkan model pertama mereka, Fiat Viaggio.

Meskipun penjualan awalnya cukup baik dengan 9.104 unit terjual pada tahun pertama, perusahaan ini mulai mendapatkan perhatian lebih besar ketika mereka meluncurkan model SUV Jeep Cherokee pada 2015. Peluncuran tersebut menandai titik balik penting bagi GAC-FCA, dengan penjualan meningkat pesat, mencapai 146.400 unit pada tahun 2016, dan 205.200 unit pada 2017. Dengan angka pertumbuhan yang mengesankan, GAC-FCA sempat menjadi produsen mobil patungan dengan laju pertumbuhan tercepat di China pada masa itu.

2. Penurunan penjualan dan kesulitan keuangan

Kantor Nissan (nissan-global.com)

Namun, sejak 2018, GAC-FCA mulai menghadapi penurunan penjualan yang signifikan. Pada tahun tersebut, penjualan mereka turun drastis menjadi hanya 125.100 unit, sebuah penurunan sebesar 38,99 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan ini berlanjut dalam beberapa tahun berikutnya, dengan penjualan menurun lagi pada 2019, dan mencapai titik terendah pada 2021 dengan hanya 20.100 unit terjual.

Meski telah mencoba berbagai langkah untuk memperbaiki keadaan, termasuk menyuntikkan dana sebesar 4 miliar yuan pada tahun 2020 dan 2021, usaha-usaha ini terbukti tidak cukup untuk membalikkan keadaan. Penurunan penjualan yang berkelanjutan, ditambah dengan kompetisi yang semakin ketat di pasar otomotif China, akhirnya mengarah pada kebangkrutan perusahaan patungan ini.

3. Faktor penyebab kebangkrutan

ilustrasi bangkrut (unsplash.com/Melinda Gimpel)

Kebangkrutan GAC-FCA dapat dikaitkan dengan beberapa faktor utama, di antaranya adalah penurunan minat konsumen terhadap mobil yang diproduksi oleh perusahaan, serta ketatnya persaingan dengan merek-merek otomotif lain, baik lokal maupun internasional. Selain itu, masalah internal seperti kurangnya inovasi produk dan strategi pemasaran yang tidak cukup efektif juga turut berkontribusi pada kesulitan keuangan yang dialami oleh GAC-FCA. Meskipun adanya suntikan dana dari kedua pemegang saham, hal ini tidak cukup untuk mengatasi masalah struktural dalam perusahaan.

Kebangkrutan ini tidak hanya berdampak pada GAC-FCA, tetapi juga menunjukkan tantangan besar bagi merek-merek asing di pasar otomotif China, yang terkenal sangat kompetitif. GAC-FCA yang sempat menjadi harapan besar di pasar ini kini harus menghadapi kenyataan pahit tentang bagaimana dinamika industri otomotif global dan lokal dapat mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team