Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi menggunakan tire sealant (shop.ringautomotive.com)
ilustrasi menggunakan tire sealant (shop.ringautomotive.com)

Intinya sih...

  • Tire sealant hanya bisa menutup kebocoran kecil, maksimal 6 mm

  • Sealant tidak bersifat permanen dan perlu pengecekan serta pembersihan ban setelah penggunaan

  • Penting untuk memperhatikan kandungan kimia dan teknik penggunaan yang benar agar tidak menimbulkan kerusakan tambahan

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Punya ban bocor di tengah perjalanan itu rasanya bikin kesal, apalagi kalau jauh dari bengkel. Di sinilah tire sealant jadi penyelamat instan yang praktis dan cepat. Cukup tuangkan cairan ke dalam ban, dan dalam hitungan detik bocoran kecil bisa tertutup.

Tapi, meski kelihatannya sederhana, ternyata penggunaan tire sealant nggak bisa asal. Ada beberapa hal penting yang harus kamu perhatikan biar nggak berujung ke masalah baru. Nah, sebelum kamu buru-buru beli dan pakai, mari kenali dulu empat hal penting ini.

1. Ada batas ukuran bocor yang bisa ditambal

ilustrasi menggunakan tire sealant (shop.ringautomotive.com)

Tire sealant dirancang untuk menutup kebocoran kecil, biasanya maksimal sampai 6 mm. Kalau bocornya lebih besar atau sobek, jangan harap cairan ini bisa bekerja maksimal. Dalam kasus seperti itu, tetap perlu penanganan manual di bengkel atau ganti ban.

Beberapa orang keliru mengandalkan sealant untuk segala jenis bocor, padahal tidak semua bisa ditangani dengan cairan ini. Penting juga untuk mengecek ulang kondisi ban setelah pakai sealant, siapa tahu masih ada kebocoran tersisa. Jadi, jangan langsung tenang setelah menuangkan sealant dan tetap waspada.

2. Efeknya tidak bersifat permanen

ilustrasi menggunakan tire sealant (dok. ebay)

Perlu diingat, tire sealant bukan solusi jangka panjang. Fungsi utamanya adalah memberi waktu agar kamu bisa sampai ke tempat tambal ban terdekat. Beberapa jenis sealant hanya efektif dalam hitungan hari atau minggu, tergantung kualitas produk dan kondisi ban.

Jika dibiarkan terlalu lama, cairan ini bisa mengering dan menggumpal di dalam ban, bahkan menyebabkan ketidakseimbangan putaran roda. Maka dari itu, setelah menggunakan sealant, segera jadwalkan pengecekan dan pembersihan ban. Anggap saja sealant ini sebagai P3K, bukan pengobatan utama.

3. Perhatikan kandungan kimianya

ilustrasi menggunakan tire sealant (aspshop.eu)

Setiap produk tire sealant punya formula yang berbeda. Ada yang berbasis air, ada juga yang berbasis lateks atau partikel khusus. Beberapa bahan kimia tertentu bisa bereaksi negatif terhadap karet ban atau bahkan merusak sensor TPMS di mobil.

Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, penting membaca label produk dan mencari tahu kandungannya. Pilih produk yang sudah terbukti aman dan banyak direkomendasikan. Jangan asal beli hanya karena harganya murah atau karena ikut-ikutan tren.

4. Teknik penggunaan harus benar

ilustrasi menggunakan tire sealant (dok. ebay)

Walaupun kelihatannya simpel, cara penggunaan tire sealant tetap butuh ketelitian. Pastikan posisi ban sudah tepat, tekanan angin sesuai, dan jumlah cairan yang digunakan sesuai anjuran. Setelah dituangkan, biasanya perlu dikendarai beberapa meter agar sealant tersebar merata dan menutup lubang dengan sempurna.

Jika salah langkah, hasilnya bisa kurang efektif atau malah menimbulkan kerusakan tambahan. Banyak kasus sealant gagal bekerja karena penggunaannya yang asal-asalan. Jadi, baca petunjuknya baik-baik sebelum mulai menggunakannya.

Tire sealant bisa jadi penyelamat saat darurat, tapi penggunaannya tetap perlu pengetahuan dasar. Dengan tahu batasan dan cara pakainya, kamu bisa memaksimalkan manfaat tanpa harus menanggung risikonya. Jadi, jangan buru-buru pakai dan pahami dulu, baru aplikasikan!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team