ilustrasi ban mobil (pexels.com/olly)
Seperti disinggung sebelumnya, awalnya ban kendaraan berwarna putih karena terbuat dari karet alami yang warnanya memang putih. Namun, ban putih ini punya kelemahan. Sebut saja cepat aus, tidak tahan gesekan, mudah mengeras, dan retak. Oleh karena itu, produsen ban menambahkan seng oksida supaya ban tetap putih, tapi lebih kuat.
Namun, perubahan besar terjadi pada awal 1900-an saat perusahaan Binney & Smith (yang sekarang dikenal sebagai produsen Crayola) menjual pigmen karbon hitam ke produsen ban, seperti Goodrich Tire Company. Setelah diaplikasikan, penambahan karbon hitam ini membuat ban jauh lebih kuat, tahan panas, dan gak gampang rusak oleh sinar UV. Dari situ disimpulkan bahwa ban hitam lebih awet dibanding ban putih sebelumnya.
Selain alasan teknis, perubahan ini juga didorong oleh situasi saat Perang Dunia I. Kala itu seng oksida jadi langka karena digunakan untuk amunisi. Produsen ban pun lalu beralih ke karbon hitam yang lebih mudah didapat dan justru memberikan keunggulan teknis.
Akhirnya, tren ban hitam mulai populer setelah Ford memperkenalkan ban hitam di mobil-mobil massalnya, seperti Ford Model T. Sampai sekarang ban hitam pun jadi standar industri otomotif.
Sekarang kamu jadi tahu kenapa ban warnanya hitam. Karbon hitam bikin ban bukan cuma lebih kuat dan tahan lama, tapi juga kendaraan makin aman.