Ilustrasi pabrik mobil (mitsubishi-motors.co.id)
Faktor lain yang kadang luput diperhatikan adalah strategi harga yang diterapkan oleh produsen. Beberapa merek sengaja menempatkan harga lebih tinggi untuk menciptakan kesan premium atau karena ingin mempertahankan citra eksklusif. Misalnya, merek dengan reputasi kuat cenderung percaya diri mematok harga tinggi, meskipun spesifikasi teknisnya tidak jauh berbeda dengan merek lain yang lebih murah.
Selain itu, karena pasar Indonesia cenderung sensitif terhadap merek, banyak konsumen rela membayar lebih hanya karena logo di kap mobilnya. Hal ini dimanfaatkan oleh produsen untuk memposisikan produk mereka dengan harga lebih tinggi dari seharusnya. Di sisi lain, jumlah pemain yang terbatas di segmen tertentu juga membuat persaingan harga kurang agresif, sehingga harga mobil tidak turun walaupun teknologinya sudah cukup umum.
So, bisa dibilang harga mobil yang terasa overprice bukan tanpa sebab. Mulai dari pajak berlapis, ketergantungan pada komponen impor, hingga strategi pemasaran dari pabrikan, semuanya berkontribusi dalam membentuk harga jual akhir. Memahami faktor-faktor ini bisa membantu konsumen lebih bijak dalam memilih dan menilai apakah sebuah mobil benar-benar layak dengan banderol harganya.